Ambulance Kehabisan BBM saat Antar Bayi ke RSUD, Wali Kota Sesalkan Tidak Sesuai SOP
Reporter
Rabu, 16 Maret 2022 / 10:11 am
KENDARI, TELISIK.ID – Baru-baru ini terjadi insiden. Ambulance milik Puskesmas Poasia kehabisan bahan bakar minyak (BBM) di tengah perjalanan saat mengantar bayi
yang baru lahir ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari.
Akibat kejadian itu, keluarga sang bayi harus melanjutkan perjalanan ke RSUD Kendari, tapi sang bayi tidak dibantu oksigen lagi karena terpaksa harus menggunakan taxi online. Namun, sesampainya di RS, bayi dari pasangan Fandi (Ayah) dan Juli (Ibu) itu meninggal dunia, Sabtu (12/3/2022) dini hari.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menyayangkan insiden itu lantaran tidak memperhatikan Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Kita sayangkan, karena ini problem teknis sebenarnya," ucapnya, Rabu (16/3/2022).
Kejadian itu kata dia, menjadi catatan bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kota Kendari.
"Khususnya di bidang kesehatan agar lebih memperhatikan dan melakukan pembenahan setiap waktu," katanya.
Lanjut ia mengingatkan, pembenahan harus dilakukan tidak hanya setelah ada kasus, sehingga dalam sistem pelayanan bisa terbentuk pelayanan yang responsif.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, drg Rahminingrum mengatakan, untuk menindaklanjuti hal tersebut, ia telah memerintahkan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kepala Bidang Kesmas untuk melakukan supervisi ke Puskesmas Poasia, Selasa (15/3/2022).
"Kemarin kami tindaklanjuti, jadi apa sih sebetulnya yang terjadi, sekaligus mengingatkan SOP supaya hal ini tidak terjadi lagi," ujarnya.
Namun, pihaknya meyakini dan beranggapan meninggalnya bayi tersebut bukan karena mogoknya mobil ambulance. Akan tetapi, kondisi bayi yang memang berisiko tinggi saat dilahirkan sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.
Baca Juga: Segel Sepihak Los Pedagang Pasar Basah, PT Kurnia Rugikan Pedagang
"Ibunya dalam kondisi persalinan berisiko, datang untuk partus dan sudah pembukaan keempat, itu kan prosesnya cepat sekali. Di perkirakan umur kehamilannya sudah 10 bulan, dibuktikan dengan air ketuban yang sudah terlanjur diminum sama bayi sehingga menimbulkan asfiksi," jelasnya.
Bahkan kata dia, pihak Puskesmas Poasia telah melakukan penangan dan pertolongan pertama saat bayi mengalami asfiksi. Kemudian selanjutnya dirujuk ke RSUD Kota Kendari dan setelah sampai, bayi sempat ditangani namun kondisinya memang tidak bisa bertahan sehingga meninggal dunia.
"Pada saat mobil mogok pun, bayi dan keluarga bayi segera mendapatkan tumpangan hingga tiba di rumah sakit," tambahnya.
Lanjut kata dia, setelah diterima di rumah sakit dan telah diperiksa, kondisi bayi sudah dalam keadaan meninggal. Artinya, perjalanan persalinan sudah berjalan sesuai dengan SOP dan sempat dilakukan penanganan.
Baca Juga: Hari Kedua Pasar Murah, Disperindag Siapkan 400 Dos Minyak Goreng
"Baik di Puskesmas Poasia maupun di Rumah Sakit Kota, sudah mendapatkan penanganan. Namanya saja itu hal-hal di luar kendali kita," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Kendari LM Rajab Jinik menyampaikan, pihaknya akan memanggil Kepala Puskesmas, Poasia dan pihak terkait untuk mempertanyakan insiden tersebut.
Ia juga meminta Puskesmas Poasia agar selalu memperbaiki pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
"Bukan hanya ini, banyak juga keluhan masyarakat di Puskesmas yang lain terkait dengan pelayanan," ucapnya, Selasa (15/3/2022). (A)
Reporter: Andi Irna Fitriani
Editor: Haerani Hambali