Deretan Prestasi Mentereng dan Peluang Anies Baswedan di Pilpres 2024
Penulis
Minggu, 20 November 2022 / 1:13 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Belum lama ini bakal capres, Anies Baswedan melakukan pertemuan dengan Wali Kota Solo yang juga kader PDIP, Gibran Rakabuming Raka. Gara-gara pertemuan itu, hubungan NasDem dan Demokrat sempat memanas.
Kepala Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) Demokrat, Andi Arief menulis melalui akun Twitter-nya, “Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini,” tulis Andi, Kamis (17/11/2022).
Cuitan Andi itu merupakan respon atas pernyataan Wakil Ketua NasDem, Ahmad Ali ihwal pertemuan Anies dan Gibran di Solo, Senin (15/11/2022). Ahmad Ali berkata, tidak tertutup kemungkinan Gibran bisa dipertimbangkan jadi cawapres Anies.
Kian Solid
Bersama Anies Baswedan, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera, menggelar pertemuan di salah satu restoran di Tebet, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2022).
Mereka menunjukkan makin kuatnya ikatan soliditas pasca-saling kritik antara elit NasDem dan Demokrat. Tiga partai yang bakal berkoalisi pada gelaran Pemilihan Presiden 2024 itu menyatakan, relasi terbangun kian solid.
Bahkan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaggap tak masalah jika nanti salah satu kader di antara dua partai itu tak mendampingi atau menjadi bakal calon wakil presiden Anies Baswedan.
Menurut mereka, terpenting bagi koalisi ialah bakal calon wakil presiden yang ditunjuk sesuai dengan kesepakatan bersama dan nantinya harus memastikan kemenangan Anies.
Elektabilitas Anies Teratas
Lembaga survei Voxpol Center Research dan Conculting memaparkan hasil survei tentang elektabilitas calon presiden di Jakarta, Jumat (18/11/2022). Paparan hasil survei itu menunjukkan elektabilitas tiga tokoh potensial, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto masih kompetitif.
Elektabilitas Anies menempati urutan pertama dengan 26,1 persen. Sementara Ganjar berada di posisi kedua dengan 25 persen. Adapun elektabilitas Prabowo berada di urutan ketiga, yakni 20,7 persen.
Survei Voxpol Center Research dan Conculting itu dilakukan pada 22 Oktober-7 November. Jumlah sampel yang berpartisipasi sebanyak 1.220 responden dengan margin of error kurang lebih 2,81 persen.
Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago saat menyampaikan paparan hasil survei mengatakan, selisih elektabilitas ketiga bakal calon presiden masih berada dalam margin of error sehingga belum dipastikan pemenangnya.
“Selisih elektabilitas ketiganya masih di kisaran margin of error, artinya persaingan masih kompetitif, dan sangat dinamis, tidak bisa dipastikan pemenangnya,” kata Pangi di Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Baca Juga: Golkar Kabupaten Malang Bidik Tambahan Kursi di Pemilu 2024
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa komposisi parpol pengusung serta kombinasi dengan cawapres turut menentukan siapa jadi presiden terpilih pada 2024 mendatang. Hal lain adalah sosok pasangan wakil presiden dari Anies Baswedan ini dinanti-nanti oleh parpol lain. Tujuannya jelas, yakni agar parpol lain menyiapkan paslon capres-cawapres yang bisa mengalahkan Anies dan pasangannya.
Secara terpisah, politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira mengatakan, jumlah pasangan yang bakal bertarung pada gelaran pemilihan presiden 2024 turut mempengaruhi hasil akhir. Oleh sebab itu, poros koalisi yang nanti terbentuk, entah dua atau tiga poros, bisa mengubah konstelasi di antara para kandidat.
“Jadi sekarang yang menentukan kemenangan adalah cawapres serta kombinasi jumlah pasangan yang bertarung,” ujar Andreas, dikutip dari Kompas.id.
Siapakah sosok Anies Baswedan sehingga namanya kini menjadi bakal calon presiden terkuat? Berikut Telisik.id merangkum biografi dan sederet prestasi mentereng yang pernah diraih Anies Baswedan, dikutip dari Kompas.com.
Mengenal Sosok Anies Baswedan
Anies Baswedan lahir dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid pada 7 Mei 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Anies adalah cucu dari pejuang kemerdekaan, Abdurrahman Baswedan. Anies mempunyai adik bernama Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan.
Besar di Yogyakarta, dia masuk SD Laboratori, Yogyakarta saat usia 6 tahun. Tamat SD, Anies lanjut ke SMP Negeri 5 Yogyakarta. Kemudian dia lanjut di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Di sini, dia menjadi Wakil Ketua OSIS dan pernah ikut pelatihan kepemimpinan bersama 300 orang Ketua OSIS se-Indonesia.
Tak lama setelah itu, dia terpilih sebagai Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985. Lalu, dia terpilih untuk ikut dalam program pertukaran pelajar AFS tahun 1987. Setahun tinggal di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, membuat Anies lambat setahun menyelesaikan masa SMA, yakni lulus tahun 1989.
Kembali ke Yogyakarta, Anies menekuni bidang jurnalistik dan bergabung di Televisi Republik Indonesia (TVRI) cabang Yogyakarta dalam program Tanah Merdeka. Dia berperan sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.
Lulus SMA, Anies mendaftar di Universitas Gajah Mada (UGM). Dia diterima di Fakultas Ekonomi pada 1989-1995. Saat kuliah di UGM, Anies bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI). Dia merupakan salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.
Di Fakultas Ekonomi Anies berhasil menempati posisi Ketua Senat Mahasiswa. Di sini dia ikut terlibat menghidupkan kembali Senat Mahasiswa UGM setelah sebelumnya dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Belum cukup di situ, dia terpilih sebagai Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992. Dia melahirkan gebrakan-gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan di UGM. Membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif dan menempatkan senat menjadi lembaga legislatif lalu disahkan kongres tahun 1993. Semua itu berkat sentuhan tangan dingin Anies.
Saat masih duduk di bangku kuliah, Anies mendapat beasiswa dari JAL Foundation pada tahun 1993 untuk ikut kuliah pada musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Dia mendapatkan beasiswa tersebut karena memenangkan lomba menulis bertema tentang lingkungan.
Anies meraih gelar Sarjana Ekonomi (Bachelor of Science equivalent) dari Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, Indonesia, tahun 1995. Setelah itu, dia terbang ke Universitas Maryland, College Park, Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan S2-nya.
Perjalanan Karier Anies
Pada 11 Mei 1996, dia menikahi Fery Farhati Ganis. Anies dan Fery memiliki empat orang anak yaitu Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan.
Meskipun sudah menikah, Anies tetap melanjutkan pendidikan S2. Dia meraih gelar Master of Public Management, Sekolah Urusan Publik dari Universitas Maryland pada tahun 1998. Kemudian juga lanjut pendidikan di Northern Illinois University, AS.
Tahun 2004, dia mendapat gelar Doctor of Philosophy, Departemen Ilmu Politik dari Universitas tersebut. Pada 2000 sampai 2004, dia berkarier sebagai Research Assistant di Kantor Penelitian, Evaluasi, dan Studi Kebijakan, Northern Illinois University. Pekerjaan itu dia jalani saat mengejar gelar S3.
Usai lulua S3, Anies berkiprah dalam banyak hal. Pada 2004-2005, Anies bekerja pada Research Manager, IPC Inc., Bannockburn, Illinois, USA. Lalu pada 2005 sampai 2007 berkarier sebagai Senior Researcher, Lembaga Survei Indonesia. Bahkan, tahun 2006-2007 atau selama setahun, dia berkarier di National Advisor for Decentralization and Regional Autonomy, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.
Selanjutnya pada 2005 hingga 2009, Anies berkarier di Research Director, Institut Indonesia, Pusat Analisis Kebijakan Publik. Sebelumnya, pada 2007, Anies menjadi rektor dan presiden di Universitas Paramadina Presiden.
Ketika itu, Anies disebut sebagai rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yakni di usia 38 tahun. Sejak tahun 2008 hingga sekarang, dia merupakan anggota Dewan Pemimpin Muda untuk Indonesia di Jakarta.
Lalu, sejak tahun 2009 hingga sekarang, dia menjabat sebagai Dewan Penasehat Bina Antarbudaya di Jakarta, Indonesia. Kemudian tahun 2009 hingga 2013, dia mendapat tugas sebagai Dewan Manajer AMINEF di Jakarta. Pada September 2013, Anies diangkat sebagai Dewan Pengawas AMINEF di Jakarta, hingga saat ini.
Pada 2010-2013, dia menjabat sebagai Founder dan Chairman di Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar sekaligus sebagai inisiator gerakan Indonesia mengajar. Sejak tahun 2011 sampai 2012, dia berkarier dalam dunia pemerintahan di Indonesia. Tahun 2011 hingga 2012 atau selama setahun, dia menjabat sebagai anggota Panitia Seleksi Komisaris KPU dan Bawaslu.
Karir Anies semakin moncer ketika pada 2014, dia dipercaya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet Kerja masa kerja 2014 hingga 2019.
Anies juga sukses meraih segudang penghargaan dan ikut aktif di banyak kegiatan di forum-forum bergengsi di luar negeri.
Baca Juga: PKB Sulawesi Tenggara Dorong Kader Potensial Maju Pilkada Kolaka Utara 2024
Berikut sederet penghargaan yang diberikan kepada Anies Baswedan:
1. Program Tahun AFS in South Milwaukee Senior High School, USA (1987).
2. Beasiswa JAL from JAL Foundation, Japan (1993).
3. Program Penghargaan Mahasiswa ASEAN from USAID – USIA – NAFSA (1998).
4. Beasiswa Fulbright from The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). (1997 - 1998).
5. William P. Cole III Fellowship from School of Public Policy, University of Maryland, USA (1998).
6. Beasiswa ICF in New York (1999-2003).
7. Gerald S. Maryanov Fellow from Northern Illinois University, USA (2004).
8. Top 100 Intelektual Publik from Foreign Policy Magazine (2008).
9. 20 Angka Masa Depan Dunia "20 Orang 20 Tahun" from Foresight Magazine, Tokyo, Japan (April 2010).
10. Pemimpin Global Muda from World Economic Forum at Tanzania (June 2010).
11. Nakasone Yasuhiro Awards (June 2010).
12. 500 Muslim Paling Berpengaruh (2010).
13. Pengunjung Internasional untuk Tahun Akademik 2010 - 2011 (Mei 2011).
14. Penghargaan Soegeng Sarjadi untuk Inisiatif Hak Asasi Manusia (Oktober 2011).
15. Anugerah Integritas Nasional from Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia (Agustus 2013).
16. Penghargaan Tokoh Inspiratif from Anugerah Hari Sastra Indonesia (Juli 2013).
17. Dompet Dhuafa Award 2013 from Dompet Dhuafa (Juli 2013).
18. Penghargaan emas from Rakyat Merdeka (Juni 2013).
Beberapa konferensi yang pernah diikuti oleh Anies antara lain:
1. 8th Asia-Europe Foundation Journalist’s Colloquium at Madrid, Spain. Held by Asia-Europe Foundation (ASEF), Spain (April 2010).
2. International Symposium of Overseas Indonesian Students Association Alliance at Den Haag Netherland (Juli 2010).
3. ADC Leadership Retreat at Hayman Island, Australia. Held by ADC Forum, Australia (Agustus 2010).
4. ASEAN 100 Annual Debate at Kuala Lumpur, Malaysia. Held by ASEAN 100 Leadership Forum (September 2010).
5. BBC World Debate Program at Istanbul, Turkey. Held by ISIS Malaysia and Bahcesehir University, Istanbul, Turkey (Februari 2011).
6. 10th Asian Statemen’s Forum at Sendai, Japan (Agustus 2011).
7. 149th Bergedorf Round Table in Berlin, Germany. Held by Korber Foundation (September 2011).
8. Round Table Discussion in Singapore. Held by Lee Kuan Yew School of Public Policy (September 2011).
9. U.S-Islamic World Forum in Doha, Qatar (as a speakers on plenary session) (Mei 2012).
10. Congress of Indonesia Diaspora in Los Angeles, United States (Juli 2012).
11. Indonesia Update Conference 2012 in Australia National University, Canberra (September 2012).
12. The 6th of British Council’s Global Education Dialogues East Asia Series in Tokyo, Jepang (as a keynote speaker) (Januari 2013).
13. Social Innovation in Education Conference in Jakarta, Indonesia. Held by Ideafest (Idea Festival) (Oktober 2013).
14. Public lecture "fulfilling the promises of Indonesia independence" in Padang, West Sumatera. Held by Faculty of Cultural Science Andalas University (as a main speakers) (November 2013).
15. National Seminar Universitas Islam Bandung in Bandung (keynote speaker). This forum discussed about “Opportunities and Challenges of Indonesian Human Resources to facing ASEAN/MEA 2015” (Desember 2013). (B)
Penulis: Muhammad Rizky
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS