Empat Daerah Ini Punya Risiko Bencana Tertinggi di Sultra
Reporter
Minggu, 09 Maret 2025 / 12:40 pm
Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup menjelaskan soal daerah dengan risiko bencana. Foto: Erni Yanti/Telisik
KENDARI, TELISIK.ID - Empat daerah dengan risiko bencana tertinggi di Sulawesi Tenggara (Sultra) diungkap oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Melalui Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup menyampaikan, sebenarnya semua daerah di Sultra memiliki potensi bencana, namun ada empat daerah memiliki risiko tinggi.
"Empat kabupaten masuk paling rawan tinggi bencana, yakni Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe Utara," ujar Yusup, Sabtu (8/3/2025) malam.
Melihat eskalasi bencana yang sering terjadi di Sulawesi Tenggara, BPBD akan melaksanakan Jambore Tanggung Bencana di Kolaka Timur mulai dari 19-21 April 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
"Bencana yang sering terjadi adalah gempa bumi, banjir, termasuk dengan kebakaran hutan dan puting beliung," ujarnya.
Baca Juga: 19 Unit Rumah di Baubau Terdampak Bencana Alam, Cuaca Ekstrem masih Terjadi Februari 2025
Inisiatif itu merupakan bagian dari program 100 hari Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, yang menyikapi tingginya risiko bencana di provinsi ini dalam lima tahun terakhir.
"Selain itu, aktivitas perambahan hutan dan pertambangan yang meningkat juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya risiko bencana di Sulawesi Tenggara," kata Yusup.
Lebih lanjut, Yusup menjelaskan, kegiatan Jambore Tangguh Bencana akan mencakup berbagai program, termasuk simulasi bencana seperti gempa bumi, banjir dan kebakaran hutan. Meskipun waktu yang terbatas hanya tiga hari, fokus utama simulasi akan diarahkan pada penanganan bencana gempa bumi.
Dalam kegiatan itu, peserta juga akan dilatih oleh TNI dan Polri mengenai cara melakukan penyelamatan diri saat bencana terjadi. Selain itu, akan ada workshop dan diskusi panel yang melibatkan berbagai pihak, termasuk media, pemerhati lingkungan, dan akademisi.
"Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana tindakan yang tepat saat bencana terjadi, baik bagi diri sendiri maupun orang lain," kata Yusup.
Terkait dengan Kolaka Timur, yang merupakan wilayah rawan bencana akibat berada di zona sesar aktif Kolaka, BPBD telah melakukan pemetaan dan sosialisasi kepada masyarakat setempat mengenai potensi bencana, termasuk gempa bumi dan kebakaran hutan.
BPBD Sultra berharap kegiatan Jambore Tangguh Bencana ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan meminimalisir dampak kerusakan serta korban jiwa akibat bencana.
Ia berharap peserta bisa mencapai 500 hingga 1.000 peserta, masyarakat termasuk bupati dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan hadir dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga: Pemkab Muna Barat Salurkan Bantuan untuk 14 Korban Bencana Alam
Yusup juga mengingatkan pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi bencana secara akurat, agar tidak menambah kepanikan di masyarakat.
"Media harus menjadi sumber informasi yang valid," pungkasnya.
Ia berharap dengan adanya Jambore Tangguh Bencana, diharapkan Sulawesi Tenggara dapat lebih siap dalam menghadapi potensi bencana yang ada, serta dapat meminimalisir kerugian materiil dan korban jiwa. (C)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS