Genjot Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN Sulawesi Tenggara dan Pemkab Kolaka Utara Rapat Teknis Technical Asistant

Muh. Risal H

Reporter Kolaka Utara

Jumat, 14 Juni 2024  /  10:38 am

Asisten I Setda Kolaka Utara, Muchlis Bahtiar optimis angkat kasus stunting di Kolaka Utara dapat ditekan. Foto: Muh Risal H/Telisik

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Tim Satuan Tugas (Satgas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara menggelar pertemuan Teknis Technical Asistant atau pembekalan bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kolaka Utara.

Selain bagian dari upaya percepatan penurunan kasus stunting di Kabupaten Kolaka Utara, kegiatan ini juga bertujuan untuk melakukan sinkronisasi, sinergitas, sekaligus mengevaluasi kerja TPPS kabupaten.

Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Utara, Sukanto Toding melalui Asisten I Setda Kolaka Utara, Mukhlis Bachtiar dalam pertemuan ini menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi lintas sektor serta keterlibatan semua elemen masyarakat Kolaka Utara untuk menekan kasus stunting di bumi Patowonua.

Menurutnya, upaya penurunan prevalensi stunting merupakan prioritas utama pemerintah daerah yang telah lama dan massif dilakukan dengan berbagai program kegiatan, misal pemberian makanan tambahan.

Muchlis optimis Pemkab Kolaka Utara dapat menurunkan angka kasus stunting dengan menyajikan data yang akurat dan kredibel melalui program bulan sensus stunting dengan target sasaran atau populasi hingga 95 persen.

"Kami optimis hasil sensus stunting dapat menyajikan data yang akurat dan kredibel sehingga dapat menjadi acuan angka prevalensi stunting di Kabupaten Kolaka Utara," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Program Management BKKBN Sulawesi Tenggara, Ady Supryatno menuturkan, jikalau giat pertemuan Teknis Technical Asistant merupakan agenda pemerintah provinsi sebagai tindak lanjut Surat Edaran Kemendagri untuk melakukan intervensi stunting serentak.

Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Dini, Sasar Catin hingga Balita lewat Program Intervensi Serentak

"Kami telah melakukan kegiatan serupa di 16 kebupaten/kota dan Kabupaten Kolaka Utara merupakan kabupaten terakhir yang kami kunjungi hari ini dengan kegiatan serupa," jelasnya.

Tidak hanya bertandang ke kabupaten/kota, kata dia, pemerintah provinsi juga barusan menggelar rapat percepatan penurunan stunting tingkat provinsi yang diikuti 17 kabupaten/kota. Rapat ini diinisiasi oleh Penjabat Gubernur selaku ketua TPPS provinsi.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kolaka Utara, Ihwan tidak menampik jika angka prevalensi stunting di Kolaka Utara tahun 2023 alami kenaikan hingga 31,8 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Meski demikian, kata dia, jika merujuk pada data Elektronik Pelaporan Pencatatan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) angka prevalensi stunting Kabupaten Kolaka Utara justru mengalami penurunan signifikan dari 8,8 persen di bulan Agustus 2021 turun 5,56 persen pada tahun 2022 hingga menyentuk angka 2,93 persen pada April 2024.

"Kita sendiri punya angka, berdasarkan e-PPGBM hasilnya jauh di bawah level survei (SSGI)," ujarnya.

Sekertaris TPPS Kolaka Utara, Ihwan, sampaikan progres kegiatan bulan sensus stunting. Foto: Muh Risal H/Telisik

 

Untuk memastikan akurasi data SSGI, Pemkab Kolaka Utara melalui TPPS juga melaunching program bulan sensus stunting dengan sasaran sensus seluruh balita yang tersebar di 27 desa dan 6 kelurahan di 15 kecamatan. Sensus tersebut berjalan sejak tanggal 1 Juni 2024 dan ditargetkan kelar di penghujung bulan ini.

"Saya yakin betul hasil sensus ini akan menunjukkan kepada kita, kalau angka stunting kita tidak seperti hasil survei itu (SSGI)," tukasnya.

Ihwan yang juga Sekertaris TPPS Kolaka Utara, menjamin sensus yang mereka  lakukan menggunakan metode dan alat yang benar, serta melibatkan orang-orang yang kapabel. Hasilnya akan menjadi acuan sekaligus meng-counter angka yang dikeluarkan SSGI.

Ia optimis, populasi yang dijadikan alat pengukuran sensus stunting kali ini dapat mencapai 95 persen, sehingga tingkat akurasinya dapat menjadi acuan pemerintah pusat.

"Kami yakin bisa melakukan lebih dari itu. Paling tidak 99 persen dan itu mendasar," tegasnya.

Baca Juga: Angka Stunting di Bombana Menurun, Pj Bupati Tekankan Kolaborasi dan Percepatan Penurunan

Sebenarnya, lanjut Kepala Bappeda, upaya yang dilakukan Pemkab Kolaka Utara untuk menurunkan angka stunting sejak dulu sudah massif. Hal itu dapat dilihat melalui berbagai program kegiatan, seperti pemberian makanan tambahan dan intervensi semua dinas atau OPD.

"Seluruh langkah untuk konvergensi stunting itu telah kita lakukan," tutup Ihwan.

Diketahui, giat pertemuan teknis technical asistant bersama TPPS Kabupaten Kolaka Utara tahun 2024 digelar di aula lantai dua Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Kamis (13/6/2024).

Selain Asisten I, Kepala Bappeda, Kadis PPKB, Sekertaris DPPKB, turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perwakilan Kemenag Kolaka Utara, perwakilan TP PKK, Satgas Stunting Kolaka Utara, dan 6 orang tim pendamping keluarga Kecamatan Lasusua. (A-info)

Penulis: Muh Risal H

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS