Giona Nur Alam Belum Tentukan Kendaraan Politik untuk Pilwali Kendari
Reporter
Minggu, 21 April 2024 / 4:14 pm
KENDARI, RELISIK.ID - Giona Nur Alam optimis maju 01 di pemilihan Wali Kota Kendari. Ia sudah melakukan konsolidasi dan mendaftar di beberapa partai.
Sebagai bakal calon Wali Kota Kendari, Giona mengaku sudah mengambil formulir di beberapa partai, diantaranya PDIP, Golkar, Demokrat dan NasDem. Namun belum ada formulir yang dikembalikan.
Setiap partai yang membuka pendaftaran, kata dia, akan terus mendaftar, namun belum mau berbicara terkait partai apa yang nanti akan menjadi kendaraan politiknya.
Baca Juga: Bakal Calon Bupati Buton Selatan La Ode Risawal Berharap PDIP Utamakan Kader
Setelah mengambil formulir di setiap pendafataran partai, ia akan mengembalikan formulir sekaligus berkunjung ke beberapa kantor partai.
Menurutnya, saat ini masih terus melakukan konsolidasi, mulai menyusun kembali tim-tim yang sudah ada dan memperluas tim.
"Kalau berbicara tentang yang saya sudah daftar ya NasDem, Golkar, PDI P, Demokrat, tapi siapa yang menjadi kendaraan kita saya pikir itu terlalu cepat kita bahas," kata Giona saat ditemui usai kegiatan halal bihalal masyarakat Muna di Kendari, pada Sabtu (20/4/2024).
Ia optimis maju sebagai 01, jika ada tawaran 02 saat ini belum membuka komunikasi terkait itu, karena masih fokus dan target membidik sebagai 01 bakal calon Wali Kota Kendari.
"Saya optimis partai saya (terkuat) karena saya sudah mendapatkan intruksi partai, apa yang menjadi tugas kita sebagai kader partai sudah saya ikuti. Saya berharap mudah-mudahan partai NasDem bersama saya," tutup Giona.
Sementara itu, mantan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, merespon soal pencalonan Giona Nur Alam dan Tina Nur Alam di Pilkada,l. Kata dia, pencalonan itu merupakan masalah demokrasi sehingga nanti dikembalikan ke masyarakat.
Baca Juga: Bidik Wali Kota Kendari Hendrawan Sumus Gia Daftar di Tiga Partai
"Kalau masyarakat memilih dan mereka terbanyak suaranya Alhamdulilah, kalaupun tidak itu realitas. Tapi menurut saya ayo berproses dengan satu prinsip kita jaga baik-baik negeri kita, apa yang bisa mempertahankan negeri kita yaitu silaturahmi," tegas Nur Alam.
Ia juga menilai jika hal tersebut bagian dari bakat tapi tidak nepotisme dan tidak rakus, berbeda jika dirinya juga seorang pejabat.
"Saya tidak punya jabatan lagi kan masyarakat biasa, kalau anak-anak dan istri saya ikut karena mereka punya bakat dan itu tidak otomatis jadi kan masih berjuang dan berproses. Beda kalau punya jabatan, seperti ada salah satu bupati kita, istrinya DPR, anaknya DPR, anaknya lagi DPR, anaknya lagi DPD, sebentar lagi dia minta anaknya menggantikan jadi bupati. Nah itu yang tidak boleh di dalam prinsip-prinsip demokrasi, gantianlah," tutup Nur Alam. (B)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS