Harga Elpiji di Tengah Rencana Penghapusan Subsidi dan Konversi ke Kompor Listrik

Adinda Septia Putri

reporter

Senin, 26 September 2022  /  9:39 am

Harga gas elpiji bersubsidi 3 kilogram terpantau masih normal di tengah isu penghapusan subsidi dan konversi ke kompor listrik. Foto: Adinda/ Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Harga gas elpiji 3 kilogram terpantau stabil meski diterjang isu penghapusan subsidi hingga rencana konversi gas ke kompor listrik.

Di Kota Kendari, diketahui harga si melon dijual paling murah di pangkalan gas seharga Rp 18.000 per tabungnya, sedangkan di penjual eceran harganya bisa sampai Rp 35.000 per tabungnya.

Harga ini disebut sama seperti sebelum adanya kenaikan BBM maupun sebelum adanya godokan rancangan pemerintah untuk mengalihkan penggunaan gas elpiji ke kompor listrik.

Menurut seorang pedagang gas, Fakhri, belum ada informasi resmi apapun dari pangkalan tempat ia memasok gas mengenai penghapusan subsidi gas 3 kilogram, isu tersebut menurutnya hanya beredar dari mulut ke mulut.

Baca Juga: Pasca Kenaikan BBM, Harga Pangan Stabil tapi Daya Beli Menurun

Fakhri sendiri mengaku tidak setuju apabila subsidi gas dihilangkan. Hal ini karena permintaan gas subsidi 3 kilogram jauh lebih banyak dibanding gas elpiji non subsidi. Per harinya ia bisa menjual 100 tabung gas elpiji bersubsidi, sedangkan untuk non subsidi seperti bright gas 5,5 kilogram hanya terjual 1 sampai 2 tabung saja per harinya.

“Jelas saya tidak setuju, karena masyarakat juga daya belinya setengah mati. Masyarakat sekarang kalau kita jual non subsidi, paling laku satu hari satu atau dua,” ujarnya, Minggu (25/9/2022).

Baca Juga: Ini Rahasia Mendapatkan Biaya Asuransi Jiwa Termurah dan Terbaik

Senada, Agus sebagai pelaku UMKM yang bisa menghabiskan 4 sampai 5 tabung gas elpiji 3 kilogram per harinya. Pedagang makanan ini juga tidak setuju apabila subsidi gas dihilangkan. Ia berharap pemerintah tidak menaikkan harga gas elpiji, dan memilih memberantas para mafia yang mengurangi berat gas epliji.

 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif sebelumnya mengutarakan outlook anggaran subsidi BBM dan gas elpiji tahun ini dikatakan mencapai Rp 149,47 triliun, atau 192,61 persen dari postur APBN 2022.

Over porsi 92,61 persen tersebut menurut catatan Kementerian Keuangan, dikarenakan kesenjangan harga jual eceran dan harga keekonomian gas elpiji 3 kilogram yang terlalu tinggi.

Sebagai solusinya, pemerintah mencanangkan kebijakan pengkonversian penggunaan gas elpiji ke kompor listrik, kebijakan ini sudah diuji coba di dua kota di Indonesia, yaitu Solo dan Bali. (A)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali