Hati-Hati, Penyakit Ain Itu Ada dan Penyebab Terbesar Kematian Umat Islam

Haerani Hambali

Reporter

Senin, 01 November 2021  /  1:56 pm

Membagikan foto ke sosial media bisa menjadi salah satu jalan untuk  penyakit ain. Penyakit ini disebabkan oleh hasad, atau gangguan yang disebabkan pandangan mata. Foto: Repro riau1.com

KENDARI, TELISIK.ID - Penyakit ain sangat berbahaya. Dalam Islam, penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang disebabkan oleh hasad, atau gangguan yang disebabkan pandangan mata.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa” (HR. Muslim no. 2188).

Bahaya yang disebabkan oleh penyakit ain sendiri berasal dari padangan mata jahat.

Penyakit ain merupakan penyakit non medis yang disebabkan karena rasa iri atau dengki terhadap orang lain.

Dilansir dari detik.com, Rasulullah telah menganjurkan umatnya untuk meminta perlindungan kepada Allah ta'ala dari gangguan atau penyakit yang menimpa anak pada hari kelahirannya.

Dari Aisyah radhiallahu'anha, ia berkata:

"Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ain." (HR. Muslim).

Dikutip dari buku 'Thibbun Nabawi' oleh M. Saifudin Hakim & Siti Aisyah Ismail, penyakit ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang hasad (dengki) atau kagum (takjub) kepada anak-anak.

Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, dijelaskan bahwa penyakit ain itu nyata kebenarannya. Untuk itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk menerimanya.

"(Pengaruh) 'ain itu nyata (benar)." (HR. Muslim No. 2187)

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:

“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain,” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar [3/ 404], dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’no.1206).

Bagi sebagian umat Muslim, penyakin ain mungkin sudah bukan sesuatu yang asing. Penyakit ini diketahui bisa memengaruhi perasaan dan pikiran yang berdampak negatif bagi kesehatan. Lebih lanjut kondisi ini bisa menyebabkan berbagai gangguan penyakit fisik yang berbahaya hingga mengancam nyawa.

Mengutip laman Muslim, pernah dijelaskan oleh Al Lajnah Ad Daimah, bahwa penyakit ain berasal dari kata ‘aana – ya’iinu yang berarti terkena sesuatu hal dari mata.

Dikutip dari Orami.co.id, disebutkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan:

“Seorang yang memandang, menimbulkan gangguan pada yang dipandangnya” (Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid, hal. 69).

Penyakit ain adalah sebuah istilah yang digunakan sebagai gambaran kemalangan yang diberikan satu orang ke orang lain yang dikarenakan perasaan cemburu serta iri hati.

Di sini, pandangan mata yang menimbulkan kekaguman orang ketika melihat sesuatu akan diikuti oleh respon jiwa negatif.

Kemudian jiwa tersebut akan menggunakan pandangan mata sebagai alat untuk menyebarkan sisi negatifnya kepada hal yang dipandang tersebut. Gangguan ain ini dapat berupa penyakit, kerusakan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Rasullulah sendiri pun diberikan peringatan oleh Allah SWT mengenai bahaya dari penyakit ini.

“Katakan: Aku berlindung dengan Penguasa Fajar, dari kejahatan makhluk-makhluk-Nya; dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita; dari kejahatan tukang shir yang menghembus pada buhul-buhul; dan dari kejahatan orang yang iri karena dia mempraktekkan iri hati" (Al Quran 113, 1-5).

Bukan hanya sifat hasad yang berupa kebencian, pandangan kagum yang cenderung khawatir pun bisa menyebabkan penyakit ain pada orang lain yang dilihatnya bahkan pada benda mati.

Baca Juga : Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Risiko Sering Konsumsi Mie Instan

Meski penyakit ain sangatlah berbahaya, terobsesi atau memiliki ketakutan berlebihan mengenai penyakit ain itu pun adalah sebuah penyakit.

Hal tersebut dikarenakan paranoid bisa menjadikan kita sulit berpikit mengenai rencana baik Allah.

Cara Mengobati Penyakit Ain

Cara menyembuhkan penyakit ain tentu saja dengan mendekatkan diri pada Allah SWT. Membaca Al-Qur’an serta melakukan zikir.

Dilansir dari Islamic Finder, beberapa surah yang bisa dibaca untuk menghindari kita dari penyakit ain adalah:

  1. Surat al-Falaq
  2. Surah an-Nas
  3. Surat al-Ikhlas
  4. Surat al-Fatiha
  5. Ayat ul-Kursi
  6. Surat Baqarah

Dengan membiasakan diri membaca surah al-Falaq, Surah an-Nas serta al-Ikhlas di pagi dan sore hari, sangat baik untuk kesehatan jiwa.

"Qul huwallahu ahad' dan Muwaidaitain'[al-Falaq dan an-Naas] ketika Anda memasuki malam dan ketika Anda bangun di pagi hari tiga kali dan itu akan melindungi Anda dari segalanya.” (Tirmidzi 3575).

Untuk menghindari penyakit ain pada anak-anak, setiap orang tua harus senantiasa mendoakan anak-anak mereka agar terhindar dari penyakit ain dan selalu mendapatkan perlindungan oleh Allah SWT.

Doa agar anak terhindar dari penyakit seperti yang pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah berikut ini.

“U'iidzuka bikalimaatillaahit-taammah, min kulli syaithoonin wa haammah, wa min kulli 'ainin laammah”

Artinya: "Aku memohon perlindunganmu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala gangguan setan, binatang penggangu, dan dari pandangan mata yang buruk."

Dampak Penyakit Ain pada Bayi

Membagikan foto ataupun video anak di media sosial dapat menjadi salah satu pembuka peluang besar untuk terkena penyakit ain.

Dikutip dari Islampos, hal tersebut dapat terjadi karena ada pandangan hasad kepada gambar tersebut atau pandangan takjub.

Baca Juga Ini Waktu Terbaik Bersedekah, Disaksikan dan Didoakan Malaikat

Karenanya Rasulullah SAW meminta perlindungan kepada Allah untuk Hasan dan Husein ketika masih kanak-kanak dari gangguan setan dan pengaruh pandangan mata jahat.

Dilansir dari Nahdlatul Ulama, di samping pandangan jahat penuh kedengkian, pandangan takjub dan senang meluap-luap tanpa dibarengi zikrullah juga dapat membawa pengaruh negatif terhadap objeknya.

Pernah dikisahkan sebanyak 70.000 penduduk meninggal dunia seketika setelah salah seorang nabi di masa dahulu yang melewati negeri mereka memandang takjub akan padat penduduk dan makmurnya mereka. (C)

Reporter: Haerani Hambali
Editor: Fitrah Nugraha