Ingin Beli Handphone untuk Belajar Online, Bocah Ini Rela Jualan Minuman Keliling
Reporter
Minggu, 08 Mei 2022 / 11:46 am
KENDARI, TELISIK.ID - Bocah itu masih terlalu kecil untuk bekerja. Tapi tekadnya yang kuat untuk membeli handphone tanpa harus membebani orang tua, membuatnya rela berjualan minuman keliling.
Dialah Samuel. Sehari-hari dia berjualan di sekitar Jembatan Teluk Kendari. Ia tinggal bersama kedua orang tua dan empat saudaranya di Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.
Ayahnya yang bekerja sebagai nelayan dan ibunya buruh pabrik, bisa dikatakan kehidupan keluarga Samuel tidak terlalu kekurangan.
Namun Samuel yang kini duduk di SMP kelas 7, tidak mau bermanja pada kedua orang tuanya. Ia memiliki pemikiran yang cukup dewasa dan lebih memilih bekerja dibanding harus membebani dua orang tuanya dalam memenuhi kebutuhannya.
"Awalnya saya dimarahi ibu berjualan di jembatan. Tapi lama-kelamaan tidakmi. Saya disuruh saja hati-hati kalau menyeberang perhatikan kendaraan dari kiri dan kanan," ujar Samuel dengan senyuman polosnya, saat diwawancarai Telisik.id, Kamis (5/4/2022).
Seperti anak seumurannya, sehari-hari sepulang dari sekolah Samuel belajar, bermain dan bercengkerama dengan teman sebayanya.
Baca Juga: Ketiduran di Kapal, Bocah Pedagang Nasi Asal Wangi-Wangi Terlantar di Kendari
Namun saat sore hari menjelang, waktunya untuk Samuel mulai bekerja. Dengan langkah kecilnya dia bergegas menuju kios milik tetangganya untuk mengambil botol minuman untuk dijual. Ia mulai berjualan pada pukul 17.00 hingga pukul 24.00 tengah malam.
Bermodal keranjang kecil berisi beberapa botol minuman yang digenggamnya, ia berjalan kaki dari Lapulu menuju Jembatan Teluk Kendari. Jarak yang cukup jauh membuat minuman yang baru diambil dari lemari es milik tetangganya menjadi tidak dingin lagi saat tiba di tempat tujuan.
Terkadang sesekali ia menyeka wajahnya yang dipenuhi keringat saat berjalan menawarkan minuman ke pengunjung yang berada di Jembatan Teluk Kendari.
Tak lelah, Samuel berjalan mengitari jembatan untuk menawarkan dagangannya. Harga minuman yang dijualnya Rp 5.000 per botol.
Baca Juga: Di Kampung Halaman Menganyam Tikar, di Kota Kendari Jadi Pemulung
Apabila dagangannya sudah habis terjual, Samuel menyempatkan diri untuk duduk sejenak meluruskan kedua kaki kecilnya yang kelelahan akibat berjalan seharian.
Hasil penjualan kemudian disetor kepada tetangganya. Ia diberi upah Rp 5.000 apabila minuman yang dibawanya habis terjual.
Walaupun upah yang diterima Samuel tergolong kecil, namun Samuel nampak senang dengan hasil yang didapatnya. Tiap lembar uang Rp 5 ribuan hasil jerih payahnya ditabung untuk membeli sebuah handphone yang rencana akan digunakannya untuk belajar online. (A)
Reporter: Ridho Syafarullah
Editor: Haerani Hambali