Ditinggal Mati Istri, Salimin Kuliahkan Tiga Anak hingga Sarjana dari Hasil Tahu Gejrot Keliling

Gede Suyana Sriski, telisik indonesia
Kamis, 21 Agustus 2025
0 dilihat
Ditinggal Mati Istri, Salimin Kuliahkan Tiga Anak hingga Sarjana dari Hasil Tahu Gejrot Keliling
Salimin dengan gerobak tahu gejrotnya yang mampu kuliahkan tiga anaknya di Kendari hingga menjadi sarjana. foto: Gede Suyana Sriski/telisik

" Di tengah persaingan hidup masyarakat yang mencari nafkah di Kota Kendari, seorang pria sederhana bernama Salimin (50) menyimpan kisah perjuangan yang menginspirasi "

KENDARI, TELISIK.ID – Di tengah persaingan hidup masyarakat yang mencari nafkah di Kota Kendari, seorang pria sederhana bernama Salimin (50) menyimpan kisah perjuangan yang menginspirasi.

Hanya mengandalkan gerobak tahu gejrot keliling, ia berhasil mewujudkan mimpi besarnya, yakni menyekolahkan tiga dari lima anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Setiap hari, Salimin mendorong gerobaknya menyusuri jalan, kemudian menetap berjualan di depan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Catur Sakti Kendari.

Baca Juga: Mukmin, Jukir di Kendari Patok Tarif Seikhlasnya: Yang Penting Bisa Bantu Anak dan Istri

Berbekal tangan terampilnya, ia mencampur bawang, cabai, dan rempah-rempah khas dari kampung halamannya di Jawa Tengah, resep sederhana yang kini menjadi sumber harapan bagi keluarganya.

“Sudah sekitar 6 bulan jualan di sini. Dulu sempat mangkal di sekitar RS Provinsi, yang sekarang jadi RS Jantung," tutur Salimin dengan suara lirih namun penuh semangat, Kamis (21/8/2025).

Salimin tak pernah bermimpi menjadi kaya raya. Bagi pria yang telah ditinggal mati istri sejak lama ini, hidup adalah tentang konsistensi dan ketulusan untuk orang-orang yang ia cintai.

“Kalau sudah umur 30 sampai 40 tahun ke atas itu, saya sudah tidak mengharap kaya lagi. Yang penting ada untuk makan besok saja, sudah bersyukur saya," ujarnya, sembari menyeka keringat akibat terik matahari yang menerpanya.

Lima tahun sudah Salimin berjualan tahu gejrot di Kendari. Setiap harinya ia melayani pembeli tanpa mengenal hari libur. Di balik kerja keras itu, tersimpan kebanggaan mendalam karena tiga anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi.

"Alhamdulillah, bisa kuliahkan tiga anak dari jualan (tahu gejrot) ini. Saya kerja sendiri, sejak istri meninggal semua saya tanggung," ujar Salimin, matanya berbinar meski sorotnya lelah.

Baca Juga: Pria Jauh dari Jawa Keliling Puluhan Kilometer Jual Roti di Kendari

Meski anak-anaknya kini telah sarjana, Salimin memilih tetap berjualan. Ia menolak bergantung pada mereka.

“Mereka juga punya masa depan sendiri, jadi sebisa mungkin disimpan apalagi mereka juga bakal berkeluarga. Anak saya pernah suruh saya berhenti jualan. Tapi ya saya tetap tidak mau. Biar ada aktivitas juga. Kalau di rumah paling cuma nonton TV, tidur," katanya sembari tersenyum kecil.

Bagi Salimin, tahu gejrot bukan sekadar dagangan. Ia adalah simbol perjuangan, cinta seorang ayah, dan harapan untuk masa depan anak-anaknya. (C)

Penulis: Gede Suyana Sriski

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga