Ini Sunnah yang Pahalanya Menemani Rasulullah SAW di Surga
Reporter
Senin, 17 Januari 2022 / 4:47 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Masuk surga bersama Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tentu saja dambaan sebagian besar umat Muslim.
Melansir Republika.co.id, dalam buku “Klasifikasi Salat Sunnah & Keutamaannya” karya Muhammad Najib diceritakan bahwa ada seorang sahabat Nabi yang bernama, Rabiah bin Ka’ab al-Islamiy RA yang ingin sekali masuk surga dan bisa menemani Nabi di surga.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lalu memerintahkan dia untuk memperbanyak salat sunnah. Dengan memperbanyak salat sunnah maka insya Allah keinginannya dikabulkan Allah SWT. Kisah ini termaktub dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan Imam Muslim:
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Islamy RA, dia berkata: “Nabi SAW berkata kepadaku, “Wahai Rabiah mintalah sesuatu.” ‘Maka aku jawab: ‘Aku ingin bisa menemanimu di surga wahai Nabi.’ Lalu Nabi bertanya: “Ada yang lain tidak?,” Aku menjawab: Tidak ada. Lalu Nabi bersabda: “Kalau begitu bantulah aku untuk bisa menolongmu dengan memperbanyak sujud.” (HR Muslim).
Muhammad Najib menjelaskan, Imam an-Nawawi rahimahullah mengomentari hadis di atas dalam kitabnya al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bahwa yang dimaksud memperbanyak sujud adalah memperbanyak salat sunnah.
Karena itu, menurut Najib, semakin banyak kita salat sunnah maka semakin banyak sujud yang kita lakukan. Semakin banyak sujud yang kita lakukan maka insya Allah semakin besar kemungkinan kita bisa menemani Nabi SAW di surganya Allah SWT.
Keutamaan Menghidupkan Sunnah
Mengutip Muslim.or.id, dari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga: 10 Sunnah Nabi SAW Menjelang Tidur yang Sering Diabaikan
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun". (HR Ibnu Majah (no. 209).
Hadis yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, terlebih lagi sunnah yang telah ditinggalkan kebanyakan orang.
Karena besarnya keutamaan menghidupkan sunnah, Imam Ibnu Majah mencantumkan hadis ini dalam kitab “Sunan Ibnu Majah” pada Bab: “(Keutamaan) orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah ditinggalkan (manusia)” Kitab “Sunan Ibnu Majah” (1/75).
Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Orang muslim yang paling utama adalah orang yang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah ditinggalkan (manusia), maka bersabarlah wahai para pencinta sunnah (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam), karena sesungguhnya kalian adalah orang yang paling sedikit jumlahnya (di kalangan manusia)”.
Arti “menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam” adalah memahami petunjuk Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengamalkan dan menyebarkannya di kalangan manusia, serta menganjurkan orang lain untuk mengikutinya dan melarang dari menyelisihinya.
Orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam akan mendapatkan dua keutamaan (pahala) sekaligus, yaitu:
1. Keutamaan mengamalkan sunnah itu sendiri dan
2. Keutamaan menghidupkannya di tengah-tengah manusia yang telah melupakannya.
Baca Juga: Malas Beribadah? Lakukan 3 Amalan dan Baca Doa Ini
Syaikh Muhammad bih Shaleh al-‘Utsaimin –rahimahullah– berkata, “Sesungguhnya sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam jika semakin dilupakan, maka (keutamaan) mengamalkannya pun semakin kuat (besar), karena (orang yang mengamalkannya) akan mendapatkan keutamaan mengamalkan (sunnah itu sendiri) dan (keutamaan) menyebarkan (menghidupkan) sunnah di kalangan manusia”.
Allah Ta’ala memuji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyebutnya sebagai “teladan yang baik“.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21).
Ayat ini juga mengisyaratkan satu faidah yang penting untuk direnungkan, yaitu keterikatan antara meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir, yang ini berarti bahwa semangat dan kesungguhan seorang Muslim untuk meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pertanda kesempurnaan imannya. (C)
Reporter: Haerani Hambali