Keluarga Ungkap Kronologi Hilangnya Santri di Konawe Selatan, Sempat Minta Pindah dari Pesantren

Erni Yanti

Reporter

Kamis, 27 Juni 2024  /  2:37 pm

Saudara kandung santri yang hilang mengungkapkan kejanggalan terkait menghilangnya sang adik dari pondok pesantren. Foto: Kolase

KENDARI, TELISIK.ID - Keluarga menyebut beberapa kejanggalan atas hilangnya salah seorang santri di pondok pesantren yang berlokasi di Desa Ambaipua, Konawe Selatan, bernama Agung Kurniawan (14).

Agung sempat meminta untuk pindah dari pesantren. Keluarga dalam hal ini kakak ke 4 korban, Anugrah menuturkan, selama di pondok, pihak pesantren tidak menyampaikan keadaan korban, namun setelah sang adik dinyatakan menghilang, banyak isu bermunculan.

"Setiap kita tanyakan, bahkan waktu kami minta mau pindahkan, pihak pesantren bilang tidak usah, karena ini anak baik, mendengar, bisa diatur, dan itu berbanding terbalik pernyataannya setelah adik saya menghilang. Banyak bahasa muncul," ungkapnya.

Selain itu, banyak cerita yang disampaikan termasuk sebelum adiknya dinyatakan menghilang sempat cekcok dengan anak pemilik yayasan.

"Ada cerita adeku tidak sengaja injak kepala anak ketua yayasan terus baku pukul, kalah itu yang diinjak, melaporkan sama kakaknya yang lebih tua, itu juga kami pikirkan," ucapnya.

Ia mengungkapkan juga kejanggalan atas hilangnya sang adik, karena setelah tiga hari menghilang, barulah pihak keluarga dihubungi.

Baca Juga: Santri Pondok Pesantren di Konawe Selatan Ini Sudah Hilang 3 Bulan

"Pesantren tidak pernah ada inisiatif mengunjungi keluarga bahkan kita kesana saja selalu tidak ada ketua yayasan. Setelah kami datangi berkali-kali, pihak pesantren datang dengan pengawalan tentara," ungkapnya.

Kakak korban mengatakan, pihak pesantren sempat melarang keluarga untuk membawa kasus tersebut ke pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Ranomeeto, karena akan merusak nama baik pesantren.

"Kita ke pesantren mau langsung bawa kasus ini ke Polsek tapi pihak pesantren bilang jangan, dan bilang nanti rusak reputasi, kami tawar menawar untuk membawa kasus ini ke Polsek dari selesai salat isya sampai subuh baru kami bawa kasusnya di Polsek," ungkapnya.

Dari laporan itu, sampai saat ini pihak keluarga belum menerima perkembangan kasus tersebut sudah sampai dimana tahapannya.

Kakak ke 2 korban, mengatakan sudah membawa kasus tersebut ke Polsek, Polres maupun ke Polda, namun mereka menyatakan belum bisa ikut campur sebelum pihak Polsek menyerah atau merasa tidak mampu baru bisa dilimpahkan ke Polres maupun Polda.

Ia hanya berharap kepada pihak berwajib agar memperhatikan kasus tersebut. Sebagai rakyat kecil ia meminta agar tidak diopor ke sana kemari dalam kasus ini dan bisa dibantu menyelesaikan untuk mencari adiknya yang hilang.

Sementara saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, terkait pertanggungjawaban pesantren, Pimpinan Pondok Pesantren Baiq Saidah Har mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencari korban dan sudah berkoordinasi dengan pihak berwajib, namun sampai saat ini belum ada hasil.

Baca Juga: Pimpinan Pondok Pesantren Ini Buka Kelas Pengajian Seks Sebelum Cabuli Santriwati

Pihak pondok pesantren juga sudah dihubungi oleh pengacara dari pihak keluarga anak yang hilang. Pihaknya sangat berharap anak tersebut segera ditemukan.

Saat ditanyai terkait sempat adanya masalah korban dengan sang anak, ia tidak mengetahui hal itu dan jika ada, tuduhan itu tidak mendasar.

"Tidak benar bu, pemilik pesantren ini organisasi, kami diamanahi sebagai pengurusnya. Kemudian kalau dikatakan bertengkar dengan anak pemilik pesantren, anak saya umur 17 tidak mondok di situ, anak bungsu saya masih TK umur 5 tahun. Jadi tuduhan  ini sangat tidak mendasar," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan Telisik.id, santri pondok pesantren di Desa Ambaipua, Konawe Selatan bernama Agung Kurniawan (14), dilaporkan hilang sejak bulan Februari, tepatnya tanggal 25 Februari 2024. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS