Pimpinan Pondok Pesantren Ini Buka Kelas Pengajian Seks Sebelum Cabuli Santriwati

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Selasa, 23 Mei 2023
0 dilihat
Pimpinan Pondok Pesantren Ini Buka Kelas Pengajian Seks Sebelum Cabuli Santriwati
Para santriwati diberikan kelas pengajian seks oleh HSN, pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB, sebelum mereka dicabuli. Foto: Repro Terkini

" HSN, pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, diduga membuka kelas pengajian seks sebelum mencabuli para santriwati "

LOMBOK, TELISIK.ID - HSN, pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, diduga membuka kelas pengajian seks sebelum mencabuli para santriwati.

Tujuannya untuk menjelaskan tata cara berhubungan intim antara suami-istri kepada para santriwati. Hal itu diungkapkan oleh Badaruddin, Ketua Lembaga Studi Bantuan Hukum Nusa Tenggara Barat (NTB), sekaligus kuasa hukum puluhan santriwati korban pencabulan.

Menurut Badar, sapaan akrabnya, modus membuka pengajian seks diberikan jauh-jauh hari sebelum beraksi mencabuli para santriwati.

"Jadi korban lupa itu pengajian tentang apa. Yang jelas, pelaku sengaja buka pengajian seks itu kepada korban-korban yang dia bidik untuk dicabuli," tutur Badar dilansir dari Detik.com, Selasa (23/5/2023).

Dalam pengajian seks itu, HSN memberikan pengajian khusus bagi santriwati yang tinggal di pondok. Kemudian, santriwati yang diincar jadi korban dikelompokkan ikut dalam materi pengajian tentang hubungan intim suami-istri.

Baca Juga: Masuk DPO Kasus Pencabulan, Anak Kiai Jombang Terancam Dijemput Paksa Polisi

"Dikelompokkan di situ. Jadi, satu rombongan ngaji di satu ruangan. Karena tidak semua diberikan pengajian soal hubungan suami istri kan. Nah, korban ini mengaku pernah ikut pengajian tersebut," lanjutnya.

Dalam pengajian tersebut, para santriwati diajarkan bagaimana berhubungan intim. Lebih parahnya lagi, para santriwati itu baru berusia 15-16 tahun.

"Saya pikir materi bagaimana cara berhubungan intim dengan pasangan isinya pengajian itu belum waktunya diberikan kepada santri di bawah umur itu," kata Badar.

Kasat Reskrim Polres Lombok Timur, AKP Hilmi Manusson Prayugo mengatakan, dalam melancarkan aksi bejatnya itu, yang bersangkutan memberikan pemahaman yang meyakinkan korbannya.

Baca Juga: Dikepung 15 Jam, Pelaku Pencabulan Santri di Jombang Menyerahkan Diri

"Yang bersangkutan karena dianggap sebagai guru di tempat dia mendidik santri-santri itu. Jadi dia sampaikan hubungan dia dengan anak ini (korban) sudah diketahui dan direstui nabi," ungkapnya dilansir dari Beritasatu.com.

Dimana dengan modus rayuan tersebut, yang bersangkutan melakukan tindakan bejat tersebut. Aksi yang dilakukan oknum pimpinan ponpes itu, bukan baru-baru ini saja. Melainkan sudah sejak lama, bahkan hingga satu tahun lamanya.

"Berdasarkan keterangan korban, sudah sejak 2022 sampai terakhir sebelum puasa tahun ini," katanya. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga