Kenaikan Tak Pasti, Stok BBM dan LPG di Jawa Timur Aman
Reporter Surabaya
Jumat, 02 September 2022 / 5:46 pm
SURABAYA, TELISIK.ID - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjamin ketersediaan BBM dan LPG 3 Kg di tengah tidak pastinya kenaikan harga BBM di Indonesia.
Khofifah mengatakan, pihak Pertamina melalui Pertamina Niaga Jatimbalinus telah menjamin bahwa stok BBM di wilayah Jawa Timur dalam posisi cukup. Di mana rata-rata berada di posisi dari 10 sampai sekitar 30 sampai 40 hari. Artinya semisal ada gangguan, stok BBM masih bisa bertahan sampai 30 hari ke depan.
"Tidak hanya stok yang aman, pihak Kepolisian maupun TNI telah menjamin bahwa proses distribusi baik BBM maupun elpiji ini akan dijaga keamanannya dengan baik sehingga tersalurkan dengan lancar," katanya, Jumat (2/9/2022).
Berdasarkan data dari Pertamina Niaga Jatimbalinus, kabupaten atau kota di Jawa Timur, lanjut mantan Mensos ini, pengguna pertalite tertinggi adalah Kota Pasuruan dimana real vs kuota YTD sebesar 147%. Kemudian kabupaten/kota pengguna solar JBT tertinggi yakni Kota Malang dimana real vs kuota YTD sebesar 129%. Sedangkan Pengguna LPG tertinggi yakni Kabupaten Pacitan, di mana real vs kuota YTD sebanyak 108%.
Baca Juga: Forum Umat Islam Tolak Kenaikan Harga BBM
Gubernur Khofifah menegaskan, kebutuhan BBM harus terpenuhi. Sebab, saat ini dunia tengah menghadapi krisis pangan global yang harus diwaspadai bersama. Meskipun produksi padi tahun 2020-2021 di Jawa Timur tertinggi secara nasional, produksi saat ini harus tetap dijaga.
"Produktifitas petani dan nelayan harus tetap dijaga. Termasuk NTN (Nilai Tukar Nelayan) dan NTP (Nilai Tukar Petani) harus dijaga . Sekali lagi BBM untuk mengoperasikan alsintan dan solar untuk nelayan mohon dijaga supplainya dengan baik," kata Khofifah.
Baca Juga: Ewa Wuna Hingga Perkelahian Kuda jadi Suguhan Sail To Indonesia di Muna Barat
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, pihaknya telah memperhatikan perkembangan isu terkait BBM ini termasuk isu yang berkembang di media sosial. Pihaknya juga telah memperhatikan kerawanan secara umum seperti antrean pembelian BBM di SPBU, potensi terjadinya unjuk rasa, sampai dengan upaya penimbunan BBM.
"Kami juga melaksanakan deteksi dini dan aksi untuk mengantisipasi kerawanan yang akan timbul. Melaksanakan pengawasan penyaluran BBM, melakukan pengamanan/penjagaan baik secara terbuka maupun tertutup, aktif berkoordinasi dengan pihak SPBU maupun Pertamina, serta melaksanakan patroli SPBU maupun kantor Pertamina," katanya. (B)
Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Kardin