Kisah Mualaf Nurhayadi, Dibuang Keluarga hingga Dipaksa Makan Rumput

Merdiyanto

Content Creator

Sabtu, 22 Februari 2025  /  9:49 am

Nurhadi memilih masuk Islam meski dibuang keluarga hingga ia dipaksa makan rumput. Foto: Repro screenshot YouTube @ngaji cerdas

PALEMBANG, TELISIK.ID - Nurhayadi, seorang pria yang kini beragama Islam, menghadapi ujian berat setelah memutuskan untuk menjadi mualaf. Keputusannya ini ditentang keras oleh keluarganya, yang akhirnya berujung pada pengusiran dan perlakuan tidak manusiawi.

Nurhadi merupakan pria asal Palembang, Sumatera Selatan, saat ini tinggal di Tangerang, dengan mantap mengucapkan dua kalimat Syahadat pada 27 Oktober 2019. Sebelumnya, ia tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Kristen.

Satu desa tempat Nurhadi tinggal, termasuk keluarganya, menganut agama Kristen. Bahkan, ibunya sendiri merupakan seorang aktivis gereja.

Nurhadi mulai tertarik pada Islam setelah kakaknya menjadi mualaf. Ceramah-ceramah yang diberikan kakaknya tentang Islam membuatnya merasa semakin tertarik. Ia pun merasa kurang yakin dengan agama yang dianutnya sebelumnya.

"Kok Tuhan saya bisa meninggal? Dibangkitkan pada hari ketiga. Kalau Tuhan kan gak mungkin Dia meninggal, gak mungkin berubah rupa menjadi manusia. Dari situ mungkin banyak keraguan-keraguan," ujarnya dikutip dari YouTube Ngaji Cerdas.

Baca Juga: Kisah Mualaf Pendeta Ginno Albert, Sering Mengaitkan Ajaran Islam dengan Kristiani

Dari situ, Nurhadi mulai mempelajari Islam lebih dalam. Ia bahkan membandingkan isi Alkitab dengan Al-Quran.

Hingga akhirnya, keyakinan Nurhadi untuk memeluk Islam semakin kuat setelah membaca surat Al-Imran dalam Al-Quran.

"Ada di ayat 19 bahwa agama di sisi Allah itu cuma Islam yang diterima. Dan Al-Imran ayat 85, selain Islam tidak diterima, nanti di akhirat termasuk orang yang rugi," kata dia.

Nurhadi akhirnya memutuskan memeluk agama Islam pada tanggal 27 Oktober 2019, yang bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi.

"Itu Maulid Nabi yang ke-8. Di sana saya Syahadat di Gubah Alhaddad Tanjung Priok sama Habib Ali dan Habib Assegaf. Jadi Maulid Nabi yang ke-8 selama 8 tahun, baru saya sendiri yang Syahadat di Gubah Al Haddad Tanjung Priok. Disaksikannya ratusan ribu orang," ungkapnya.

Ujian pertama Nurhadi sebagai seorang Muslim terbilang berat. Istri pertamanya meninggalkannya karena tidak menerima keputusannya untuk memeluk Islam seperti dilansir dari Viva.co.id.

Tak hanya bercerai, Nurhadi juga dilarang bertemu dengan kedua anaknya. Bahkan, mantan istrinya mengatakan kepada orang-orang bahwa Nurhadi telah meninggal dunia.

"Pas ditanya bapak RW, bapaknya ke mana? Katanya bapaknya udah meninggal. Kalau anak saya dengar, saya sayang sama mereka. Mudah-mudahan suatu saat nanti saya bisa ketemu dengan mereka atau ada akses untuk memperbolehkan saya ketemu mereka," harap dia.  

Baca Juga: Kisah Mualaf Amira, Gadis Keturunan China yang Menemukan Cahaya Iman

"Udah mau 2 tahun belum ketemu anak. Mungkin karena mereka gak terima saya masuk Muslim, makanya mereka tutup akses saya sama sekali, terus bapaknya dibilang mati," sambung dia.

Nurhadi tidak hanya menghadapi ujian perceraian dan kehilangan hak asuh anak. Keluarganya pun hingga saat ini masih belum bisa menerima keputusannya untuk memeluk agama Islam.

"Respons keluarga Alhamdulillah ibarat perang Bharatayudha. Dibuang sama keluarga, disumpahin sama keluarga, disuruh makan rumput, sumpah serapahlah," pungkasnya.

"Saya bilang masuk Muslim, sumpah serapah, tidak ridho dunia akhirat, banyaklah. Saya diam, saya terima saja semoga keluarga saya, siapapun itu, semoga Allah kasih hidayah. Mereka diselamatkan di dunia dan akhirat," kata Nurhadi. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TOPICS