Tiga Kabupaten Kota di NTT Alami Inflasi 0,52 Persen

Berto Davids, telisik indonesia
Minggu, 03 Juli 2022
0 dilihat
Tiga Kabupaten Kota di NTT Alami Inflasi 0,52 Persen
Kabupaten Sikka, Sumba Timur dan Kota Kupang Provinsi NTT alami Inflasi 0,52 persen. Foto: Repro Bisnis.com

" Inflasi ini merupakan gabungan 2 Kabupaten dan 1 kota di Provinsi NTT dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,79 "

KUPANG, TELISIK.ID - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama bulan Juni 2022 mengalami inflasi 0,52 persen.

Inflasi ini merupakan gabungan 2 Kabupaten dan 1 kota di Provinsi NTT dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,79.

"Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,51 persen, Kabupaten Sikka mengalami inflasi sebesar 0,83 persen dan Kabupaten Sumba Timur mengalami inflasi sebesar 0,20  persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTT, Matamira Bengu Kale, Minggu (3/7/2022).

Menurutnya, inflasi Juni 2022 di NTT terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 6 dari 11 kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah kelompok transportasi yang naik sebesar 3,21 persen.

Pada Juni 2022 jelas dia, dari 90 kota sampel IHK Nasional, 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi.

Baca Juga: 15 Ribu Kupon Disiapkan untuk Pasar Murah di Konawe

Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Gunungsitoli sebesar 2,72 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,07 persen.

"Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Kendari sebesar 0,61 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,03 persen," ujarnya.

Menanggapi itu, Wakil Gubernur NTT, Yosep Nae Soi meminta agar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi maupun kabupaten/kota se-NTT gencar melakukan berbagai kegiatan pemantauan dan pengawasan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Baca Juga: Pendaftar Hanya 2 Orang, SMP Negeri di Buton Utara Terancam Tutup

"Inspeksi mendadak harga dan pasokan ke pasar, gudang distributor, dan operasi pasar harus rutin dilakukan," katanya.

Nae Soi mengatakan upaya mengantisipasi kekurangan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat harus dilakukan dengan strategi 4k yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. (B)

Penulis: Berto Davids

Editor: Musdar

Baca Juga