Bule Cantik Asal Amerika Serikat Ini Memiliki Alasan Aneh Memeluk Islam

Hamka Dwi Sultra, telisik indonesia
Jumat, 21 Mei 2021
0 dilihat
Bule Cantik Asal Amerika Serikat Ini Memiliki Alasan Aneh Memeluk Islam
Fleur Rosanna, Bule asal Amerika Serikat yang memiliki alasan 'aneh' memeluk Islam. Foto : Screnshoot YouTube Barat Bersyahadat

" Saat masih kecil saya selalu percaya Tuhan itu ada, tak ada keraguan saya terhadap Tuhan. Meskipun keluarga saya tidak meyakininya. "

AMERIKA SERIKAT, TELISIK.ID - Perjalanan seseorang untuk menganut kepercayaan dalam beragama memang memiliki alasan tersendiri.

Bule cantik asal Amerika Serikat, Fleur Rosanna misalnya. Ia memantapkan diri memeluk agama Islam dan menjadi seorang mualaf setelah melalui proses yang panjang.

Fleur sendiri membagikan kisah perjalanannya memeluk Islam dalam sebuah video. Ia menceritakan bahwa sejak kecil ia tumbuh di lingkungan Kristiani.

"Saya tumbuh dalam keluarga Kristiani, kami tidak berdoa di rumah. Pada saat bersamaan, kami ke gereja bisa satu kali setahun kalau Natal. Atau mungkin dua kali setahun kalau Paskah. Saat tiba di Gereja kami tidak berdoa, tapi kami belajar di sekolah Kristen, dimana kami diajari tentang Injil," ungkap Fleur, mengawali ceritanya, dikutip dari YouTube Barat Bersyahadat, Jumat (21/5/2021).

Fleur mengaku, saat itu ia juga memiliki kitab Injil versi anak-anak yang sangat disukainya. Namun, saat melihat ke belakang tentang kehidupannya, ia merasa dibesarkan dengan moral dan nilai yang sama sebagaimana ajaran dalam Islam.

"Saat masih kecil saya selalu percaya Tuhan itu ada, tak ada keraguan saya terhadap Tuhan. Meskipun keluarga saya tidak meyakininya," ujar Fleur melanjutkan ceritanya.

Ia menceritakan, saat berumur sekira enam atau tujuh tahun, ia selalu rebahan di kamarnya. Seketika ia berlutut di dekat ranjang lalu berdoa pada Tuhan, hal tersebut berupa dorongan walaupun ia tak mengetahui bagaimana cara berdoa. Tapi, semenjak itu ia tetap berdoa kepada Tuhan dengan cara tersendiri.

Beranjak dewasa, ia pun selalu berdoa pada Tuhan setiap malam terutama saat ia akan menghadapi ujian sekolah.

"Saya ingat, saat itu duduk di kasur lalu berdoa pada Tuhan begini, Tuhan langit dan bumi tolong dengarkan aku kutahu Engkau sedang sibuk, urusi perang misalnya, menyembuhkan yang sakit dan entahlah, tapi tolong jika Engkau ada waktu saya akan ujian besok bisakah menolongku dengan itu," ujarnya sambil tersenyum.

Baca juga: Mualaf Asal Konsel Ini Rayakan Idul Fitri Perdana

Di saat bersamaan, Fleur mulai memiliki hobi menulis yang semakin hari semakin besar sampai ia berumur remaja. Awalnya ia selalu menulis cerita seputar hewan. Namun, seiring bertambahnya usia, tema tulisan ceritanya pun berubah menjadi lebih agamis. Anehnya, ia selalu menulis tentang Islam, sedangkan ia tak mengenal agama itu sama sekali.

"Saya tak tahu kenapa, ini adalah murni minat saya yang aneh karena saya tumbuh di satu desa yang populasi Muslimnya itu nol, bahkan saya tidak pernah bertemu dengan seorang Muslim satupun di kehidupan nyata," jelasnya.

Hal itupun terasa aneh baginya, karena ia hanya seorang anak kecil yang bahkan tidak suka menonton berita televisi dan sebagainya.

"Saya punya minat aneh pada Islam, dan sekarang Islam adalah pandangan hidup buat saya," lanjutnya.

Padahal saat masih kecil, baginya Islam adalah hanya sebuah minat saja, dan tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang Muslim.

"Saya hanya memasukkannya dalam cerita-cerita saya. Dan untuk membuat cerita-cerita saya lebih berlandaskan pada kenyataan saya rajin ke Perpustakaan bagian informasi untuk membaca informasi tentang Islam. Jadi Islam sangat menarik bagi saya. Tapi, agama ini tidak berdampak pada diri saya," katanya.

Beranjak remaja menulis cerita adalah hobi utamanya temanya pun masih bernuansa agama. Namun, dalam kehidupan nyata ia merasa meski kerap menulis tentang agama, Fleur mengaku seperti hilang kedekatan dengan Tuhan.

"Lalu saya masuk SMA dan seperti saya bilang, di desa saya tak ada satu Muslim pun. Tak ada agama di lingkaran kehidupan langsung saya dan saya hilang hubungan dengan Tuhan," terangnya.

Beberapa tahun kemudian, Fleur kuliah di salah satu kota besar. Di sana, pertama kali baginya bertemu dengan Muslim di kehidupan nyata.

Baca juga: Tradisi Hepatirangga Perempuan Wanci, Menandakan Momentum Akhir Ramadan

"Ya. Setidaknya orang mengaku Muslim," tuturnya.

Disitu ia merasa bingung. Sebab, tidak semua yang dibayangkannya tentang Islam cocok dengan kehidupan nyata. Bahkan jauh dari harapan, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dia yakini.

"Jadi, pada waktu itu Islam jauh dari harapan saya. Dan Islam di media pun memperparah harapan saya," akunya.

Meski demikian, ia mengaku bahwa harapan tentang Islam tidak sirna sama sekali. Bahkan hal itu justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang Islam. Tapi, ia tak tahu harus bertanya kepada siapa.

"Hingga akhirnya saya bertemu suami. Jadi, suami saya adalah salah satu Muslim pertama yang saya temui yang sesuai dengan gambaran saya tentang Islam yang seharusnya," imbuhnya.

"Dia cocok dengan Islam dalam cerita saya dan perilakunya pun cocok dengan saya. Jadi bagi saya, dia adalah orang yang pas untuk jawab semua pertanyaan saya. Intinya dia bisa memberikan jawaban atas pertanyaan saya dan semuanya logis. Karena semua logis bagi saya, saya jadi punya motivasi ekstra untuk meneliti Islam kembali," sambungnya.

Kemudian, ia pun kembali bersemangat meneliti Islam secara akademik. Bahkan, bukan hanya sekedar untuk menulis cerita-cerita sesuai hobinya.

"Jadi ini adalah periode yang berlangsung satu tahun atau bahkan kurang satu tahun. Diperiode ini saya betul-betul menggali tentang agama Islam. Saya lakukan penelitian, saya akhirnya memeluk Islam sebagai agama yang benar," ungkap dengan nada terharu.

Dari perjalanannya itu dalam menemukan Islam, catatan yang ingin ia tekankan adalah betapa penting menemukan orang yang tepat dalam perjalanan menuju Islam.

"Andaikan saya tidak bertemu suami. entah bagaimana saya termotivasi dan meneliti Islam lebih dalam lagi. Inilah akhir bagaimana hidup saya bergulir, bagaimana Tuhan menuntun saya menuju Islam di sepanjang hidup saya," tutupnya. (B)

Reporter: Hamka Dwi Sultra

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga