Mengenal Transmigrasi Bali Pertama di Sulawesi Tenggara, Ini Sejumlah Keunikan Budayanya
Reporter
Jumat, 21 Juli 2023 / 9:03 pm
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Transmigrasi masyarakat Provinsi Bali pada tahun 1968, merupakan yang pertama mengikuti program kerjasama transmigrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto saat itu ke Sulawesi Tenggara.
Transmigrasi umum yang dilakukan oleh pemerintah saat itu merupakan program untuk pemerataan penduduk, di mana masyarakat akan berpindah dari daerah padat ke wilayah yang jarang penduduknya.
Dengan adanya pemerataan penduduk tersebut, Sulawesi Tenggara menjadi salah satu tujuan transmigrasi yang bekerja sama dengan Pemerintah Bali untuk melakukan pemindahan masyarakatnya.
Transmigrasi pada November 1968 tersebut dipimpin oleh Ketua kelompok, Gusti Aji Sumitra yang pada saat itu hadir untuk pertama kalinya mengecek kondisi lokasi transmigrasi di Sulawesi Tenggara, yakni di Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan.
Baca Juga: Pupuk Kimia Mahal dan Sulit Didapatkan, Masyarakat Beralih ke Kompos
Transmigrasi pada saat itu, Desa Jati Bali yang saat ini dikenal sangatlah berbeda jauh dengan saat pertama kali hadirnya mereka, yakni kawasan yang masih berbentuk semak-semak dan masih ditutupi dengan hutan.
Pemerintah saat itu memberi masyarakat transmigrasi dari Bali berupa rumah beratap rumbia dan dinding dari bambu, juga tanah seluas 2 hektare, berbentuk lahan pertanian 1 hektare, lahan perkebunan 75 are, dan lahan pekarangan seluas 25 are.
Desa Jati Bali saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan keadaan pada saat awal mula transmigrasi. Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Jati Bali, I Made Budiarta.
"Dulu para pendahulu kita sangat antusias dengan program transmigrasi, hingga seperti saat ini Jati Bali sudah menjadi desa yang luar biasa, berkat para pendahulu kita," ungkap I Made Budiarta, Jumat (21/7/2023).
Kata I Made Budiarta, pendahulu saat itu sangat mengedepankan gotong royong, dimulai dengan saling membantu tetangga yang akan berkebun atau memperbaiki rumah, membuat aliran parit, bahkan sampai membuat bendungan.
"Para orang tua kita dulu sangat luar biasa perjuangannya untuk menjadikan desa ini seperti sekarang, saya tau betul bagaimana perjalanan yang dilakukan dengan kekuatan gotong royong," ucapnya.
Transmigrasi saat itu berjumlah 156 kepala keluarga (KK) dan saat ini sudah berjumlah sebanyak 396 KK dengan mayoritas 95% masyarakat suku Bali.
Jati Bali saat ini sudah berkembang pesat, dengan banyaknya masyarakat yang sudah mulai berkembang dan majunya teknologi serta perkembangan zaman saat ini.
Jati Bali juga merupakan salah satu desa wisata Bali untuk Sulawesi tenggara, di mana masyarakatnya bermukim di satu desa dengan mayoritas yang sama.
Baca Juga: Lengkapi Berkas, PKN Konawe Selatan Maksimalkan Bacaleg di 6 Dapil
Budaya dan adat di desa itu sangatlah terawat dan terjaga hingga saat ini, sudah banyak aktivitas budaya ditampilkan, dari pawai budaya tingkat Kabupaten Konawe Selatan yang diselenggarakan di Desa Jati Bali, pawai ogoh-ogoh pada saat perayaan Nyepi, dan pelaksanaan ngaben secara massal.
Salah satu warga transmigrasi, Dewa Ketut menyampaikan, Desa Jati Bali sangat mengedepankan adat dan budaya, tapi selalu menjaga dan bergandengan tangan dengan adat lain yang ada di Sulawesi Tenggara.
"Kami di sini sudah dari dulu diajar agar selalu menjaga adat dan budaya, harus selalu menjaga kerukunan adat istiadat di manapun kita berada," ujarnya.
Jati Bali merupakan salah satu kampung wisata Bali yang ada di Sulawesi Tenggara dan wajib dikunjungi jika ingin tau lebih banyak mengenai budaya dan adat Bali, karena sebagian kecil Provinsi Bali sudah ada di Desa Jati Bali tersebut. (B)
Penulis: Nyoman Andre Mahendra
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS