Pupuk Kimia Mahal dan Sulit Didapatkan, Masyarakat Beralih ke Kompos

Nyoman Andre Mahendra, telisik indonesia
Selasa, 18 Juli 2023
0 dilihat
Pupuk Kimia Mahal dan Sulit Didapatkan, Masyarakat Beralih ke Kompos
Masyarakat beralih ke pupuk kompos karena semakin mahal dan langkanya pupuk kimia. Foto: Nyoman Andre Mahendra/Telisik

" Sulitnya mendapatkan pupuk kimia, ditambah harganya yang sangat tinggi, menyebabkan masyarakat berusaha mencari alternatif lain, salah satunya pupuk kompos "

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Sulitnya mendapatkan pupuk kimia, ditambah harganya yang sangat tinggi, menyebabkan masyarakat berusaha mencari alternatif lain, salah satunya pupuk kompos.

Pupuk kompos merupakan sebuah alternatif baru yang sudah banyak dikembangkan masyarakat. Salah satunya masyarakat di Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Kompos merupakan campuran bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.

Pupuk kompos sangat mudah dibuat dan dikembangkan, karena bahan-bahannya mudah ditemukan, berupa tanah, arang sekam, jerami, dedaunan, sisa batang jagung, kotoran hewan dll. Pengomposan juga sebenarnya bisa terjadi secara alami dan kita hanya perlu mencampurnya agar lebih efektif dalam proses pembusukannya.

Baca Juga: Akses Jalanan Landono-Mowila Semakin Parah, Masyarakat Tagih Janji Pemerintah

Masyarakat sudah banyak yang mengembangkan pupuk kompos dan sudah membuktikan keunggulan yang didapatkan daripada menggunakan pupuk kimia.

Salah satunya adalah Gito yang dulunya adalah petani sayuran dengan lahan yang cukup luas. Sudah sejak 2017 dia meninggalkan pupuk kimia, dan beralih ke pupuk kompos.

"Saya dulunya suka pakai pupuk kimia Urea, Npk dan sebagainya. Tahun demi tahun pupuknya bukan hanya semakin mahal, tapi semakin susah dicari dan sekarang malah dijatah untuk pengambilannya," ungkapnya.

Ditambahkan, menggunakan pupuk kompos memang prosesnya agak lama, tidak seperti pupuk kimia, hari ini kita tabur hari ini kelihatan perbedaannya. Kalau pupuk kompos mempunyai proses yang lama tapi jangka panjang untuk kesuburan tanah.

"Pupuk kompos itu mempunyai daya ikat tanah terhadap air, makanya dapat menyimpan air lebih lama. Itu menyebabkan tanah tidak mudah kering pada lapisan tanah," ungkap Gito.

Dengan banyaknya kebutuhan pupuk kompos, membuat masyarakat berlomba-lomba untuk membuat pupuk kompos. Dan saat ini sudah banyak masyarakat yang membuatnya dalam skala besar dan mulai memperjualbelikannya.

Salah satu pembuat pupuk kompos sekaligus pedagang pupuk kompos, Hendra mengatakan, masyarakat sekarang antusias menggunakan pupuk kompos. Kadang juga ada yang meminta untuk mengurangi campuran tanah dan dilebihkan kotoran hewan atau arang sekamnya saja.

Baca Juga: Lengkapi Berkas, PKN Konawe Selatan Maksimalkan Bacaleg di 6 Dapil

"Saya dulunya juga hanya sebagai pembeli pupuk kompo. Tapi sekarang saya yang buat sendiri dan saya jual juga, karena saya rasa sangat mudah untuk membuatnya dan tidak terlalu diperlukan biaya yang besar," ujar Hendra.

Pupuk kompos yang dibuatnya hanya dijual dengan harga Rp 20.000 per karung dengan berat 50 kg. Jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pupuk kimia yang berkisar ratusan ribu dengan bobot yang sama.

Pupuk kompos sudah banyak dikembangkan dan diintervensi oleh pemerintah setempat. Banyak pihak yang sudah mulai membantu masyarakat untuk mengembangkan dengan membuat rumah kompos misalnya, mengajak masyarakat untuk membiasakan memisahkan kotoran rumah tangganya.

Dengan mahalnya harga pupuk kimia dan dengan adanya alternatif ini, semoga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dan petani. (B)

Penulis: Nyoman Andre Mahendra

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga