Merantau dari Jawa, Pria Ini Perkenalkan Minuman Tradisional Melalui Jualan Es Dawet di Kendari

Hamlin

Reporter

Sabtu, 10 Mei 2025  /  1:16 pm

Suyatno sedang melayani pembeli di pinggir Jalan Laode Hadi, Kota Kendari. Foto: Hamlin/Telisik.

KENDARI, TELISIK.ID - Suyatno seorang pria berusia 45 tahun, merantau dari Jawa Tengah ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan tujuan berjualan es dawet

Pria yang juga seorang ayah dari tiga anak ini mengaku meninggalkan kampung halamannya itu sejak 10 tahun lalu, yakni tahun 2015.

Di pinggiran Jalan Laode Hadi, Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, terlihat Suyatno duduk di samping gerobaknya sambil sesekali melayani pembeli yang datang.

Bagi Suyanto, berjualan es dawet bukan hanya untuk mencari nafkah semata, tetapi juga untuk memperkenalkan minuman tradisional khas Jawa Tengah itu agar dikenal masyarakat Sultra.

Baca Juga: Kisah Pemuda Lulus Kuliah Tanpa Biaya Orang Tua, Nyambi Ojek dan Kuli Bangunan

"Es dawet inikan minuman tradisional, kita bawa dari kampung, kita perkenalkan di daerah-daerah lain. Alhamdulillah di Kendari banyak penggemarnya," tutur Suyatno, Sabtu (10/5/2025).

Dengan berjualan es dawet, Suyatno mengaku bisa menghasilkan uang Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per hari. Meski demikian, suyatno mengaku pendapatannya sangat bergantung pada bahan.

"Saya jual Rp 5.000 per kap, alhamdulillah sehari itu kadang Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu, tapi sekarang agak susah karena bahan-bahan mahal, akhirnya untungnya tipis," terangnya.

Baca Juga: Derita Warga Tunggala Kendari, Langganan Banjir Lumpur Tanpa Perhatian Serius Pemerintah

Lewat usahanya yang sederhana itu, Suyatno berharap bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga sukses.

"Alhamdulillah, kebutuhan keluarga cukup, anak saya tiga, masih SMA, semoga sehat, jualan saya lancar, saya bisa kuliahkan anak-anak juga," terangnya.

Diketahui es dawet merupakan minuman yang terbuat dari campuran air gula, santan dan cendol. Minuman dengan rasa manis dan gurih ini juga kerap disajikan sebagai menu upacara pernikahan adat Jawa. (C)

Penulis: Hamlin

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS