Nurfajeri Isnawati, Motor Penggerak Lingkungan Hijau Lewat Urban Farming dan Bank Sampah di Kendari

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 16 Juni 2025  /  2:12 pm

Nurfajeri Isnawati pelopori urban farming dan bank sampah ramah lingkungan Kendari. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Nurfajeri Isnawati menjadi tokoh penggerak lingkungan hijau di Kota Kendari melalui program urban farming dan bank sampah yang konsisten digelutinya sejak 2017.

Di tengah pesatnya perkembangan kota, upaya pelestarian lingkungan tetap bisa dijalankan dari rumah. Nurfajeri Isnawati membuktikan hal tersebut melalui langkah nyata mengelola pertanian kota dan bank sampah secara mandiri di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Wanita berusia 51 tahun yang akrab disapa Nurfajeri ini memulai langkahnya sejak 2017, bermula dari lahan kosong berukuran 10x20 meter di lingkungan tempat tinggalnya.

Lahan tersebut kini telah dipenuhi aneka tanaman hijau, mulai dari sayur, buah, hingga tanaman obat keluarga.

Baca Juga: Prof Armid Unggul Satu Suara dari Prof Takdir Saili dalam Pilrek UHO

Hasil dari urban farming tersebut tak hanya digunakan untuk konsumsi pribadi, tetapi juga dijual ke masyarakat. Pendekatan ini memberi dampak ekonomi langsung bagi keluarganya dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pangan sehat dari lingkungan sendiri.

Nurfajeri juga memanfaatkan limbah organik dari kegiatan rumah tangga dan pertanian untuk membuat pupuk kompos. Dengan metode sederhana, ia mencampur tanah dan rumput liar, lalu membiarkannya melalui proses pengomposan selama tiga pekan.

Sebagai Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Al Mukhlis, ia rutin menggelar pelatihan bersama 15 anggotanya. Melalui pertemuan ini, Nurfajeri membagikan pengetahuan seputar pengelolaan lahan, pembuatan kompos, hingga pemanfaatan hasil urban farming yang berkelanjutan.

Baca Juga: 3.886 PNS dan PPPK Pemprov Sultra Resmi Diangkat, Gubernur Tegaskan Titipan Bakal Dicoret

Tidak hanya berhenti di pertanian kota, Nurfajeri juga menggagas pendirian bank sampah di wilayahnya. Melalui sistem penukaran sampah anorganik, warga bisa memperoleh uang tunai atau kebutuhan pokok yang bermanfaat bagi rumah tangga mereka.

Bank sampah ini menjadi upaya konkret dalam mengurangi tumpukan sampah dan memperkuat budaya pemilahan limbah sejak dari rumah. Nurfajeri berharap model ini dapat direplikasi oleh masyarakat di berbagai wilayah lain di Kendari.

Perjuangan dan konsistensinya dalam pelestarian lingkungan tak luput dari perhatian pemerintah. Baru-baru ini, ia meraih penghargaan sebagai juara pertama dalam Seleksi Penyuluh Agama Islam Award 2025 tingkat Provinsi Sultra, kategori Pelestarian Lingkungan. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS