Pengembangan Sektor Pariwisata di Manggarai Masih Terkendala 8 Hal Ini
Reporter Kupang
Jumat, 07 Januari 2022 / 1:00 pm
MANGGARAI, TELISIK.ID - Pemerintah Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT mempunyai program prioritas dalam mewujudkan kabupaten yang berdaya saing, salah satunya program pengembangan sektor pariwisata.
Hal itu sebagai bentuk dukungan pengembangan pariwisata Labuan Bajo sesuai tema pariwisata holistik 2022, yakni Berpatisipasi, Berbudaya dan Berkelanjutan.
Berkaitan dengan dukungan tersebut, Kabupaten Manggarai akan fokus mengembangan dua sektor pariwisata, yakni wisata budaya dan wisata religi.
Bupati Manggarai, Heribertus Geradus Laju Nabit sendiri mengatakan, kawasan strategis pariwisata untuk wilayah Manggarai terbagi dalam tiga zona, yakni zona utara, zona tengah dan zona selatan.
Demikian pun strategis pembangunan kepariwisataannya mengacu pada pengembangan destinasi, pembangunan industri, pembangunan kelembagaan dan pembangunan pasar/pemasaran.
"Strateginya begitu. Kita tidak perlu menunggu sampai destinasi itu ditata. Kita jual dulu program penataannya sambil jalan," tutur Bupati Nabit, Jumat (7/1/2022).
Akan tetapi, kata dia, upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata tersebut masih terkendala dengan beberapa hal.
Ia pun menyebut sedikitnya 8 hal yang menjadi kendala utama pengembangan sektor pariwisata di Manggarai, yakni infrastruktur jalan raya yang belum memadai, lahan terbatas, SDM rendah, sumber pendanaan sangat terbatas, perencanaan detail belum maksimal, teknologi informasi dan promosi juga belum memadai, usaha sektor pariwisata masih sangat rendah dan bencana alam.
"8 hal inilah yang masih menjadi tantangan kita bersama. Tapi saya bersyukur karena program pengembangan pariwisata di Manggarai mendapat dukungan penuh dari Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) dan Gereja. Mari kita bergerak bersama," ucapnya.
Sementara itu Direktur BOPLBF, Shana Fatina mengatakan, untuk mewujudkan pariwisata holistik yang berpatisipasi, berbudaya dan berkelanjutan, perlu dukungan pemerintah dan masyarakat.
Ia mengatakan, pariwisata holistik merupakan pariwisata yang meliputi berbagai aspek untuk mendukung kesejahteraan manusia yang utuh dan terintegrasi dengan ciptaan Tuhan.
Maka dari itu, katanya lagi, pariwisata tidak boleh hanya berorientasi pada kesejahteraan ekonomi tetapi juga partisipasi masyarakat lokal, nilai kultural, nilai spritual dan pelestarian lingkungan.
Baca Juga: Calon KPU RI Iwan Rompo Masuk Tahap Uji Kelayakan DPR, Hugua: Beban Moril Saya Itu
"Kami minta dukungan dan peran aktif masyarakat selain sebagai pelaku pariwisata juga sebagai pelaku perubahan agar kendala-kendala pembangunan pariwisata di Manggarai dapat teratasi dengan baik," pungkasnya.
Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat juga mengatakan hal serupa.
Ia menekankan pentingnya perhatian pemerintah pada kemaslahatan hidup orang banyak dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pimpinan Umat Katolik di 3 kabupaten itu pun menyebut 7 hal utama yang harus dipakai dalam mendukung sektor pembangunan di daerah, yakni; ramah akan martabat manusia, ramah terhadap sesama, ramah budaya, ramah lingkungan, ramah etika, ramah keadilan dan kejujuran, ramah ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Mari kita bersama menyikapi kendala dan isu besar ini. Program kebijakan yang melayani kemaslahatan masyarakat Manggarai semoga memberikan wawasan dan inspirasi baru dalam upaya pengembangan sektor pariwisata budaya dan religi," kata Uskup. (A)
Reporter: Berto Davids
Editor: Haerani Hambali