Pulau di Negara Ini Terancam Meleleh, Ini Efeknya ke Bumi

Nur Khumairah Sholeha Hasan

reporter

Jumat, 30 September 2022  /  8:46 pm

Laporan hasil studi Komisi Cryospheric (CC) di Swiss Academy of Sciences mengungkapkan pencairan gletser yang kini terlihat semakin parah di Swiss. Foto: Repro meteorologiaenred.com

KENDARI, TELISIK.ID - Bumi sebagai satu-satunya tempat tinggal makhluk hidup kini sedang terancam, pasalnya akibat kenaikan suhu bumi, lapisan es Greenland yang mencair nantinya akan menyebabkan kenaikan permukaan laut yang besar, menurut penelitian yang diterbitkan, Senin (29/8/2022).

Greenland adalah negara otonom Kerajaan Denmark yang terletak di antara Samudra Arktik dan Atlantik, sebelah timur Kepulauan Arktik Kanada. Meski secara fisiogeografis merupakan bagian dari benua Amerika Utara, Greenland sangat erat secara politik dan budaya dengan Eropa selama lebih dari seribu tahun.

Dikutip dari grid.id, negara ini sebagian besar wilayahnya ditutupi oleh lapisan es. Bahkan, Greenland mempunyai salah satu lapisan es terbesar di dunia, kedua setelah Antartika. Negara yang bentuknya pulau besar ini hampir sebagian 80 persen wilayahnya ditutupi lapisan es. Itu berarti hampir 1,8 juta kilometer persegi wilayahnya adalah area es yang luas.

Melansir cnbcindonesia.com, dalam studi terbaru, yang diterbitkan di Nature Climate Change, ahli glasiologi menemukan terlepas dari polusi bahan bakar fosil di masa depan, pemanasan hingga saat ini akan menyebabkan lapisan es Greenland menumpahkan 3,3?ri volumenya, menyebabkan kenaikan permukaan laut 27,4 sentimeter mendatang.

Baca Juga: Pangeran Arab Muhammad Bin Salman Sewa Model Porno Amerika, Habiskan Rp 6 Triliun

Meski tak dapat memberikan kerangka waktu yang tepat, para peneliti mengatakan sebagian besar bisa terjadi pada tahun 2100 mendatang. Hasil mengejutkan juga merupakan perkiraan terendah karena tidak memperhitungkan pemanasan di masa depan.

"Ini batas bawah yang konservatif. Iklim hanya akan terus memanas di sekitar Greenland untuk komitmen yang lebih besar," dikutip dari cnbcindonesia.com.

Mengutip sindonews.com, Laporan hasil studi Komisi Cryospheric (CC) di Swiss Academy of Sciences mengungkapkan skala drastis pencairan gletser yang kini terlihat semakin parah.

Baca Juga: Berdasarkan Penelitian Singapura, Sejumlah Kota di Negara Ini Akan Tenggelam

"2022 adalah tahun bencana bagi gletser di Swiss. Semua rekor pencairan es telah dipecahkan," kata CC, menambahkan bahwa pencairan dua persen dalam 12 bulan sebelumnya dianggap 'ekstrem'.

Sebanyak 3 kilometer kubik es atau 3 triliun liter air telah mencair, dan kondisi ini sangat berbahaya bagi Bumi. Menurut Kepala Pemantauan Gletser di Swiss, Profesor Matthias Huss, tidak mungkin memperlambat laju pencairan dalam waktu dekat.

"Jika emisi gas karbon dioksida dikurangi dan iklim dapat dilindungi, mungkin akan mungkin untuk menghemat sekitar sepertiga dari volume gletser di Swiss dalam kondisi terbaik. Jika tidak, negara ini akan kehilangan hampir semua (gletser) pada akhir abad ini," katanya, mendokumentasikan perubahan gletser di Pegunungan Alpen dan dikoordinasikan oleh CC. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin