4 Negara Alami Resesi Seks, Warganya Malas Berhubungan Badan

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Minggu, 05 Februari 2023
0 dilihat
4 Negara Alami Resesi Seks, Warganya Malas Berhubungan Badan
Fenomena resesi seks saat ini menghantui banyak negara maju, kondisi resesi seks sendiri adalah masyarakat yang enggan untuk berhubungan seks. Foto: CNN Indonesia

" Resesi seks saat ini menghantui beberapa negara, resesi seks sendiri adalah kondisi di mana masyarakat yang enggan untuk berhubungan seks. Fenomena ini dinilai berbahaya karena akan menurunkan tingkat kelahiran di negara tersebut "

KENDARI, TELISIK.ID - Resesi seks saat ini menghantui beberapa negara, resesi seks sendiri adalah kondisi di mana masyarakat yang enggan untuk berhubungan seks. Fenomena ini dinilai berbahaya karena akan menurunkan tingkat kelahiran di negara tersebut.

Dikutip dari Suara.com-jaringan Telisik.id, rendahnya angka kelahiran membuat kelompok usia tua mendominasi suatu negara. Kondisi itu, membuat masalah perkeonomian, salah satunya  meningkatnya biaya perawatan kesehatan dan tenaga kerja global yang lebih kecil. Dengan diisi kaum usia tua, maka produktivitas suatu negara menurun.

Dilansir dari Cnbc.com, berikut beberapa negara yang mengalami resesi seks:

Baca Juga: Demi Hilangkan Kutukan, Wanita Cantik di Negara Ini Wajib Menikahi Pohon Pisang

1. Korea Selatan

Korea Selatan (Korsel) saat ini sedang dihantui dengan 'resesi seks' atau penurunan populasi manusia. Hal itu karena, warga Korsel menolak untuk memiliki keturunan. Berdasarkan data pemerintah Korsel, Negeri Ginseng ini hanya mencatat tingkat kesuburan 0,81% pada 2021. Idealnya, satu negara harus memiliki tingkat kesuburan 2,1% untuk menjaga populasi.

Tak hanya enggan menikah, warga Korea Selatan yang sudah berumah tangga enggan memiliki keturunan atau hamil. Hal ini dialami oleh Yoo Yeung Yi (30). Neneknya punya enam anak. Ia sendiri dua bersaudara. Namun, Yoo memutuskan tidak akan memiliki anak.

"Suami saya dan saya sangat menyukai bayi, tetapi ada hal-hal yang harus kami korbankan jika kami membesarkan anak-anak," kata Yoo.

"Jadi ini menjadi masalah pilihan antara dua hal, dan kami sepakat untuk lebih fokus pada diri kami sendiri," sambungnya

Ada banyak orang seperti Yoo di Korea Selatan yang memilih untuk tidak punya anak atau tidak menikah. Negara maju lainnya memiliki tren serupa, tetapi krisis demografi Korea Selatan jauh lebih buruk.

Tidak ada angka resmi berapa banyak warga Korea Selatan yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak. Namun catatan dari badan statistik nasional menunjukkan ada sekitar 193 ribu pernikahan di Korea Selatan tahun lalu, turun dari puncaknya 430 ribu pada tahun 1996.

Data badan tersebut juga menunjukkan sekitar 260.600 bayi lahir di Korea Selatan tahun lalu, sementara puncak kelahiran di negara tersebut mencapai 1 juta pada tahun 1971.

2. China

China dilaporkan tengah mengalami 'resesi seks', karena dalam satu dekade terakhir angka kelahiran turun ke tingkat terendah sejak tahun 1960-an. Saat ini angka kelahiran di di China pada 2020 lalu merupakan terendah dalam 43 tahun terakhir.

Dalam pemberitaan media resmi China, Global Times, Biro Statistik Nasional China mengumumkan tingkat kelahiran pada tahun 2020 tercatat 8,52 per 1.000 orang.

Selain itu, badan resmi pemerintah itu mencatat bahwa tingkat pertumbuhan alami populasi menyumbang 1,45 per 1.000, nilai terendah dalam 43 tahun. Mengutip The Strait Times yang melansir Bloomberg, tak ada alasan langsung mengapa angka kelahiran turun.

Namun, angka-angka baru mengkonfirmasi pertumbuhan populasi di ekonomi nomor dua dunia itu melambat secara dramatis, bahkan diperkirakan akan semakin turun, sebagaimana ditegaskan sejumlah pejabat sejak Juli 2021.

Sementara itu, beberapa pakar demografi menyebut bahwa hal ini diakibatkan oleh rendahnya wanita yang menginginkan kehamilan. Pada Oktober lalu, Liga Pemuda Komunis China mengeluarkan publikasi yang mencatat hampir setengah atau 50?ri wanita muda yang tinggal di perkotaan negeri itu enggan menikah.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan keengganan untuk menikah ini. Mulai dari tak punya waktu hingga biaya keuangan pernikahan dan beban ekonomi memiliki anak.

"Mereka yang disurvei mengatakan tidak punya waktu atau energi untuk menikah," kata laporan tersebut.

Sepertiga responden juga mengatakan mereka tidak percaya pada pernikahan. Bahkan dalam persentase yang sama, mereka juga mengatakan tidak pernah jatuh cinta. Dari seluruh alasan itu, ada juga satu alasan terkait kultur bekerja 9-9-6. Budaya ini adalah posisi bekerja di mana warga bekerja 9 pagi sampai 9 malam, enam hari seminggu.

Baca Juga: Ada Pesta Cium di Negara Ini, Bebas Kecup Pasangan Orang Lain Tanpa Cemburu

3. Amerika Serikat

Menurut Data Institutes for Family Studies mencatat warga Amerika serikat berumur 25 hingga 34 tahun malas berhubungan seks. Wanita jadi yang dominan enggan melakukan berhubungan badan, terlebih wanita yang berpendidikan.

Data tersebut juga mengungkapkan, wanita AS berpendidikan lebih mungkin menjomblo selama 4-10 tahun, alasannya karena karier.

4. Singapura

Negara tetangga Singapura juga warganya malas berhubungan seks. Hal ini dibuktikan dengan Angka kelahiran di Singapura yang hanya 1,12 pada 2021. Kondisi ini, membuat pemerintah Singapura memperbolehkan satu wanita untuk membekukan sel telurnya.

"Beberapa perempuan menunda kehamilan karena merasa belum bertemu dengan pria yang tepat. Tapi, sebagian mengaku masih ma hamil, makanya memutuskan membekukan sel telur," imbuh Prime Minister Singapore Lee Hsien Loong. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga