Respons Indonesia Usai Mahkamah Internasional Sahkan Serangan Israel ke Palestina Bentuk Penjajahan, Netanyahu di Ujung Tanduk?

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 22 Juli 2024  /  9:26 am

Serangan Israel ke Gaza, Palestina (kiri), api berkobar imbas serangan Houthi ke tentara Israel (kanan). Foto: Repro Reuters

TEL AVIV, TELISIK.ID - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut Indonesia menyambut baik putusan Mahkamah Internasional yang menyatakan pendudukan Israel di wilayah Palestina merupakan tindakan ilegal. Di tengah situasi tersebut, Pemerintahan Netanyahu terus digempur pihak Houthi.

Keputusan ini dianggap sebagai langkah penting yang dinanti oleh masyarakat dunia. Menurut Retno, fatwa hukum ini menunjukkan bahwa hukum internasional berpihak pada perjuangan bangsa Palestina.

Dalam pernyataan resmi, Retno menekankan bahwa fatwa hukum tersebut merupakan penegasan dari aturan internasional yang berbasis hukum dengan menetapkan status ilegal keberadaan Israel di wilayah pendudukan Palestina, seperti dilansir dari CNBC  Indonesia, Senin (22/7/2024).

Indonesia, kata Retno, mendukung penuh pandangan Mahkamah Internasional yang berbasis di Den Haag, Belanda, tersebut. Selain itu, Indonesia juga mendesak agar semua negara dan PBB tidak mengakui situasi yang ditimbulkan dari keberadaan ilegal Israel.

Retno Marsudi mendesak Israel untuk segera mengakhiri keberadaannya yang ilegal di wilayah pendudukan Palestina, termasuk menghentikan pembangunan pemukiman ilegal dan mengevakuasi seluruh pemukim Yahudi secepatnya.

Selain itu, Israel juga diminta untuk melakukan reparasi dalam bentuk restitusi dan kompensasi, termasuk mengembalikan tanah-tanah yang diambil sejak 1967 serta membolehkan seluruh warga Palestina yang diusir untuk kembali ke rumah mereka.

Retno menyatakan bahwa Indonesia mendorong agar Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB memenuhi permintaan Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna mengakhiri keberadaan ilegal Israel di Palestina.

Baca Juga: PBNU Kutuk Pertemuan Lima Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog saat Konflik Berkecamuk di Gaza

Dia menilai fatwa hukum oleh Mahkamah Internasional adalah langkah awal untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina yang seutuhnya. Saat ini, Israel masih menjadi kekuatan pendudukan di wilayah Palestina dan melakukan berbagai pelanggaran kemanusiaan.

Di tengah situasi ini, terjadi aksi saling serang antara Israel dan kelompok Houthi dari Yaman. Serangan Houthi ke Tel Aviv dibalas oleh bombardir Israel di Hodeidah, bersumber dari The Guardann.

Pasukan Israel mengumumkan berhasil mencegat rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi yang menargetkan kota Eilat. Juru bicara militer Houthi, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengatakan militan Houthi meluncurkan beberapa rudal balistik ke arah Eilat dan juga menargetkan kapal Amerika di Laut Merah dengan rudal dan drone.

Sistem pertahanan rudal jarak jauh Arrow 3 milik Israel berhasil mencegat rudal yang diarahkan ke Eilat pada Minggu pagi. Serangan terhadap kota pelabuhan Eilat tersebut terjadi setelah serangan udara Israel yang menghantam fasilitas minyak dan pembangkit listrik di dekat Hodeidah.

Serangan ini menurut Saree menewaskan tiga orang, melukai 87 lainnya, dan menyebabkan asap serta api menjulang di atas fasilitas pelabuhan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel memilih target di Hodeidah karena pelabuhan tersebut digunakan untuk tujuan militer.

Dia mengklaim senjata yang digunakan oleh Houthi berasal dari pelabuhan tersebut untuk menyerang Israel, negara-negara kawasan, dan jalur pelayaran internasional yang merupakan salah satu jalur terpenting di dunia. Penargetan fasilitas pelabuhan Hodeidah memicu kekhawatiran akan pengiriman bantuan internasional ke Yaman, di mana jutaan orang menghadapi kelaparan dan membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Israel melakukan serangan ke Hodeidah sebagai respons terhadap serangan drone langka di Tel Aviv yang menewaskan satu orang dan melukai sepuluh lainnya. Houthi memuji serangan tersebut sebagai keberhasilan karena menunjukkan kapasitas drone mereka yang berkembang.

Otoritas Israel menyalahkan "kesalahan manusia" karena meninggalkan celah dalam pertahanan udara. Houthi telah bersumpah untuk melanjutkan serangan mereka selama serangan Israel di Gaza terus berlanjut.

Konflik ini telah menewaskan lebih dari 38.000 orang dalam hampir sepuluh bulan perang, yang merupakan perang terpanjang dalam sejarah Israel. Penargetan rute pelayaran global di Laut Merah oleh Houthi telah menyebabkan gangguan serius pada perdagangan, memaksa kapal-kapal untuk mengambil rute alternatif menjauh dari Eilat dan menghancurkan bisnis di pelabuhan tersebut.

Baca Juga: Ternyata Ini Sumber Pendapatan Israel, Sibuk Perang tapi Tak Kehabisan Cuan

Netanyahu kini berada di bawah tekanan yang semakin meningkat di dalam negeri, termasuk dari publik Israel dan pimpinan militer, untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata.

Kesepakatan ini akan membebaskan beberapa dari 116 sandera yang masih ditahan oleh Hamas dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel dan penghentian pertempuran.

Perdana Menteri Israel tersebut dikabarkan bertemu dengan para negosiator sebelum dijadwalkan terbang ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan berpidato di hadapan Kongres.

Pengamat berharap perjalanan Netanyahu ke AS juga akan menyediakan jalur untuk meredakan ketegangan di Israel utara dan Lebanon selatan, di mana IDF sedang berperang dengan militan Hizbollah yang didukung Iran, serta mencegah perang regional. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS