Rudal Jarak Menengah di Perbatasan, Rusia Tuding Jepang Ikuti Arahan Washington
Reporter
Jumat, 28 November 2025 / 9:45 pm
Warga mengikuti aksi unjuk rasa di depan kediaman resmi perdana menteri Jepang di Tokyo, Jepang, pada 21 November 2025. Foto: Xinhua/Jia Haocheng
MOSCOW, TELISIK.ID – Pernyataan tegas kembali disampaikan Rusia mengenai langkah Jepang menempatkan sistem senjata ofensif di wilayah pulau-pulau perbatasan.
Langkah tersebut, menurut Moskow, dinilai mengganggu stabilitas kawasan dan menghadirkan ancaman serius bagi negara-negara di sekitar Asia Timur.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyampaikan pandangan ini dalam konferensi pers rutin pada Kamis, menanggapi perkembangan terbaru kebijakan pertahanan Jepang.
Dalam pemaparannya, Zakharova menyebut bahwa pengamatan Rusia menunjukkan adanya perubahan signifikan pada posisi militer Jepang. Ia menilai Jepang, melalui kerja sama dengan Washington, secara bertahap mengalihkan fungsi pulau-pulau perbatasan, termasuk Okinawa, menjadi titik militer yang tidak hanya berfungsi defensif.
“Kebijakan militer agresif Tokyo dan langkah-langkah militer semacam itu semakin meningkatkan ketegangan di bidang keamanan regional, menimbulkan risiko serius bagi negara-negara tetangga, dan pada saat yang sama menjustifikasi respons yang tegas terhadap implementasi rencana spesifik Jepang di area ini,” kata Zakharova, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (28/11/2025).
Baca Juga: Peta Antariksa Dipatenkan, Begini Rencana Ilmuwan Tanam Sayur di Bulan dan Mars
Pernyataan itu muncul khususnya setelah muncul laporan bahwa Jepang tengah menyiapkan langkah untuk menempatkan rudal jarak menengah di pulau-pulau dekat Taiwan.
Rusia menilai kebijakan tersebut menunjukkan adanya perubahan arah yang lebih berani dari Jepang, terutama terkait remiliterisasi yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan.
Zakharova menegaskan kembali posisi Moskow yang menolak keras penempatan perangkat persenjataan yang dianggap mampu memperluas jangkauan ofensif negara tersebut.
“Penempatan rudal jarak menengah buatan AS di pulau-pulau terkait oleh Jepang tidak dapat diterima,” ujarnya.
Menurut Zakharova, Rusia memantau seluruh perkembangan tersebut dengan seksama. Ia menegaskan bahwa pemerintahnya telah berkali-kali mengingatkan Jepang mengenai konsekuensi kebijakan remiliterisasi di kawasan Asia Timur.
“Kami memantau dengan cermat semua pernyataan dan aksi yang dilakukan oleh jajaran pemimpin Jepang dalam konteks kebijakan remiliterisasi yang telah mereka jalankan,” terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah menyampaikan nota diplomatik sebagai bentuk keberatan resmi atas rencana penempatan rudal tersebut.
“Melalui jalur diplomatik, termasuk pengiriman nota terkait oleh pihak kementerian, kami telah memberikan peringatan tegas kepada Jepang bahwa penempatan rudal jarak menengah buatan AS di wilayah terkaitnya tidak dapat diterima, terlepas dari dalih apa pun,” ucapnya.
Baca Juga: 2 Anggota Garda Nasional AS Ditembak Dekat Gedung Putih
Selain itu, Zakharova turut meminta agar pemerintah Jepang di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sanae Takaichi meninjau kembali arah kebijakan pertahanannya.
Ia menilai bahwa Jepang perlu kembali pada fondasi pembangunan pascaperang yang selama ini menjadi prinsip dasar dalam membentuk arah kebijakan luar negerinya.
“Fondasi ini tercantum dalam hasil Perang Dunia II, fondasi yang, sayangnya, belum sepenuhnya diakui oleh Jepang,” imbuhnya.
Pernyataan Rusia ini kembali menempatkan dinamika keamanan Asia Timur ke dalam sorotan, terlebih dengan meningkatnya pengaruh militer berbagai negara di kawasan tersebut.
Dengan hubungan keamanan yang terus berubah, pernyataan ini menjadi penanda bahwa ketegangan di kawasan masih memerlukan perhatian mendalam dari seluruh negara yang berkepentingan. (Xinhua)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS