Rusia dan Ukraina Tak Lagi Saling Tukar Tentara Muslim Ramadan Tahun ini

Adinda Septia Putri

reporter

Selasa, 11 April 2023  /  6:31 am

Sebuah tradisi antara Ukraina dan Rusia yang sudah berjalan selama dua tahun, yaitu tukar menukar tentara muslim setiap Ramadan, nampaknya sudah tak berlaku. Foto: Repro Bisnis.com

MOSKOW, TELISIK.ID - Ramadan tahun ini dikabarkan Rusia dan Ukraina tak jalani tukar menukar tentara Muslim. Padahal hal ini sudah jadi tradisi kedua negara tersebut dua tahun terakhir.

Dilansir dari Headtopics.com, saat bulan Ramadan tiba, baik Rusia ataupun Ukraina sama-sama saling sepakat untuk bertukar tentara Muslim milik negara masing-masing.

Tradisi ini telah berhasil menyelamatkan nyawa ribuan tentara yang sempat terluka parah karena peperangan. Akan tetapi menurut laporan terbaru, Rusia berusaha menghentikan tradisi tukar menukar tentara Muslim ini dengan Ukraina.

Bukan isapan jempol belakan, hal tersebut disampaikan langsung oleh Daria Zarivna, penasihat komunikasi untuk kepala Kantor Presiden kepada Voice of America .

Baca Juga: Warga Muslim Ukraina Tetap Puasa saat Perang, Berdoa Minta Masjid Tak Dihancurkan

"Kami mengajukan proposal untuk menukar Muslim 'semua untuk semua' dari kedua belah pihak sebagai tanda penghormatan terhadap budaya dan tradisi mereka, tetapi pihak Rusia tidak antusias dalam menerima ide ini," kata Zarivna.

Dalam pertukaran tahanan terbaru pada 3 April, Ukraina membawa 10 tentara dan dua warga sipil kembali dari tahanan Rusia. Para prajurit ditangkap selama pertempuran di wilayah Donetsk dan Luhansk, termasuk di dekat Bakhmut.

Baca Juga: Begini Kondisi Muslim Ukraina saat Bulan Ramadan di Tengah Perang, Saling Berbagi Roti

Seorang warga sipil berasal dari desa Lyptsi di Kharkiv Oblast dan yang lainnya berasal dari Mariupol.

Dikutip dari Bisnis.com, menurut markas koordinasi, masih ada lebih dari lima tentara yang terluka parah di penawanan Rusia, dan Ukraina mengharapkan mereka dibebaskan. Markas koordinasi telah melakukan 39 pertukaran sejak awal invasi. Lebih dari 2.000 orang telah dibebaskan dari tahanan Rusia.

Namun tampaknya hal ini tidak akan terulang lagi selama Rusia menolak kebijakan yang telah dua tahun ini disepakati. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS