Warga Muslim Ukraina Tetap Puasa saat Perang, Berdoa Minta Masjid Tak Dihancurkan

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Rabu, 05 April 2023
0 dilihat
Warga Muslim Ukraina Tetap Puasa saat Perang, Berdoa Minta Masjid Tak Dihancurkan
Warga Muslim Ukraina salat di sebuah masjid dekat garis depan bagian timur Ukraina pada pekan ini didominasi oleh tentara yang mengenakan pakaian tempur. Foto: Repro AFP

" Umat Muslim Ukraina menjalankan ibadah puasa di tengah perang untuk tahun kedua "

UKRAINA, TELISIK.ID - Umat Muslim Ukraina menjalankan ibadah puasa di tengah perang untuk tahun kedua. Mereka berharap masjid tidak menjadi sasaran serangan pasukan Rusia.

"Saya meminta kepada Allah untuk melindungi masjid kami. Saya meminta kepada Allah untuk melindungi Ukraina dan untuk menghukum para tiran," kata seorang pemimpin Muslim Ukraina Mullah Murat Suleymanov, dilansir dari Mediaindonesia.com.

Menurut dia, Ramadan adalah bulan kemenangan. Dia mengajak jemaah di masjid yang dipimpinnya yang dihadiri 16 orang, 11 di antaranya berseragam militer.

Masjid yang dia pimpin memiliki banyak jendela dan dinding yang pecah oleh peluru. Sebuah roket meledak di dekat masjid itu dua hari sebelumnya.

Selain itu dilansir dari Kumparan.com, pemandangan di sebuah masjid di dekat garis depan bagian timur Ukraina pada pekan ini didominasi oleh tentara yang mengenakan pakaian tempur.

Baca Juga: Begini Kondisi Muslim Ukraina saat Bulan Ramadan di Tengah Perang, Saling Berbagi Roti

Di sela-sela perlawanan, mereka menunaikan salat dengan jemaah yang terdiri dari 16 orang, 11 di antaranya berseragam, termasuk seorang wanita.

Di antara para jemaah yang hadir di masjid itu, hadir pula Ismagilov yang sebelumnya merupakan salah satu pemimpin spiritual Muslim ternama di Ukraina.

Namun, dia mengubah haluan pekerjaannya sejak perang terjadi. Kini dia bekerja sebagai sopir ambulans bersama paramedis sukarelawan dan mengevakuasi tentara yang terluka di garis depan.

Baca Juga: Ukraina Bantah Pesan Damai Zelensky ke Putin Lewat Jokowi

Berambut pirang dan berkacamata, pria berusia 44 tahun itu merupakan keturunan Tatarstan, salah satu kelompok etnis Muslim yang tersebar di negara-negara pecahan Uni Soviet, khususnya banyak tersebar di Rusia dan Ukraina.

Ismagilov tumbuh dan besar di Kota Donetsk, bagian timur Ukraina yang kini menjadi titik pertempuran sengit.

“Saya pikir sangat menjijikkan ketika Muslim Rusia mendukung perang,” ungkapnya. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga