Sejarah Penanggalan Masehi dan Penetapan 1 Januari sebagai Awal Tahun

Nur Khumairah Sholeha Hasan

reporter

Minggu, 25 Desember 2022  /  12:47 pm

Sebelum adanya kalender Masehi, kalender Romawi merupakan cikal bakal dan ‘inspirator’ bagi ilmuwan di Roma membentuk sistem penanggalan Masehi. Foto: Repro Katafalak.com

KENDARI, TELISIK.ID - Tak terasa sebentar lagi akan memasuki tahun 2023. Masyarakat umumnya sangat menantikan malam pergantian tahun dari 31 Desember ke 1 Januari.

Momen pergantian tahun biasanya dirayakan dengan berbagai kegiatan, mulai dari pesta kembang api, berkumpul bersama keluarga, makan bersama, hingga berbagai kegiatan unik lainnya yang digelar secara meriah.

Lalu, seperti apa sejarah penanggalan tahun Masehi dan mengapa awal tahun baru ditetapkan pada 1 Januari? Berikut ulasannya.

Asal Usul Tahun Baru

Dilansir dari Tirto.id, perayaan tahun baru tercatat pertama kali dilakukan sekitar 4.000 tahun yang lalu oleh masyarakat Babel, Mesopotamia. Pada masa itu, tahun baru jatuh tiap akhir bulan Maret, pada masa pergantian musim.

Tahun baru oleh masyarakat Babel dirayakan ketika hari mulai gelap hingga dini hari. Untuk merayakannya, mereka memiliki tradisi keagamaan yang disebut Akitu. Tradisi ini dilakukan selama 11 hari berturut-turut dengan berbagai rangkaian ritual yang berbeda-beda tiap hari.

Baca Juga: 7 Cara Hilangkan Kantuk Tanpa Minum Kopi

Masyarakat mengarak patung-patung dewa ke jalan-jalan kota. Mereka percaya bahwa masyarakat Babilonia telah dibersihkan untuk mempersiapkan tahun baru dan musim semi baru.

Penerapan 1 Januari sebagai Tahun Baru

Mengutip Suara.com jaringan Telisik.id, tahun baru 1 Januari dimulai sejak masa Pemerintahan Raja Romawi bernama Numa Pompilius sekitar 715 – 673 sebelum Masehi. Numa Pompilius merevisi kalender Republik Romawi dimana Januari menggantikan Maret sebagai bulan pertama. Keputusan tersebut dinilai sangat tepat karena Januari diambil dari nama Jenus, dewa Romawi untuk segala permulaan.

Sedangkan Maret diambil dari nama Mars yang berarti Dewa Perang. Namun selama berabad-abad tahun, perhitungan kalender tersebut ternyata tidak selaras dengan matahari. Hal tersebut membuat Kaisar Julius Caesar akhirnya memutuskan untuk mengubahnya. Ia mencoba untuk melakukan konsultasi dengan para astronom serta matematikawan ternama di masa itu.

Setelah diperbaiki, Julius Caesar kemudian memperkenalkan Kalender Julius dimana kalender ini selaras dengan matahari. Kalender Julius hampir mirip dengan kalender Gregorian yang tentu lebih modern serta sudah digunakan oleh sebagian besar negara di dunia ini. Penetapan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun dilakukan sebagai salah satu bagian dari reformasi Caesar.

Baca Juga: Serial Cinta Laura Scandal 2 Latah Tiru Konsep Vulgar Kupu-Kupu Malam

Pada Kalender Julius permulaan musim semi semakin maju, sehingga perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 tidak tepat lagi.

Karena Kalender Julius dinilai kurang akurat, Dr. Aloysius Lilius kemudian mencetuskan Kalender Gregorius dengan persetujuan Paus Gregorius XIII, pada 24 Februari 1582 yang menetapkan awal tahun pada tanggal 1 Januari.

Kalender Gregorius, tahun dengan kelipatan 100 dianggap sebagai tahun kabisat, jika tahun tersebut bisa dibagi dengan 400. Sistem Kalender Gregorius inilah yang kemudian ditetapkan negara-negara di seluruh dunia saat ini. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS