Stunting di Muna Barat Tercatat 63 Kasus

Putri Wulandari

Reporter Muna Barat

Rabu, 08 Februari 2023  /  12:29 pm

Rapat validasi data stunting di Muna Barat mencapai 63 kasus. Foto: Putri Wulandari/Telisik

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Tercatat ada 63 kasus stunting yang tersebar di beberapa puskesmas di Muna Barat. Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Muna Barat mencapai 31,7 persen artinya berada  di atas rata-rata nasional dengan total 21,6 persen.

Penjabat Bupati Muna Barat, Bahri mengatakan, dalam konteks penanganan stunting ada dua data yaitu 31,7 persen berasal dari data potensi hasil SSGI yang ditetapkan oleh Kemenkes RI dengan ditentukan sampel dari provinsi yakni 10 Kartu Keluarga di 52 desa berarti 520 orang.

Tetapi berdasarkan data laporan stunting di Muna Barat yang disampaikan oleh kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan, jumlah stunting di Muna Barat per Desember 2022 yaitu 150 orang.

"Jadi ada dua data yang berbeda, data SSGI sifatnya potensi stunting," ungkap Bahri, Rabu (8/2/2023).

Dari data potensi stunting itu, pemda akan melihat atau mengintervensi dari masa remaja, menikah, hamil, dan melahirkan, maka dibandingkan dengan data puskesmas, berbeda.

Baca Juga: Kurang Pengetahuan Terkait Asupan Gizi Faktor Terjadi Stunting

Sehingga ia meminta kepala desa dan kepala puskesmas untuk melakukan intervensi stunting di Muna Barat, dimana dalam intervensi stunting ada dua yakni intervensi spesifik dan dan sensitif.

Dalam intervensi spesifik yaitu terkait penyebab stunting secara langsung serta intervensi sensitif yaitu penyebab stunting secara tidak langsung. Olehnya itu, kepala desa ditugaskan untuk mengecek door to door terkait intervensi sensitif, misalnya keadaan rumah, jamban, sanitasi, dan sebagainya.

Kemudian kepala puskesmas juga mengintervensi secara spesifik dengan cara turun langsung ke lapangan untuk menentukan dua kategori status atau orang tergolong pendek dan kasus orang sangat pendek (stunting akut).

Sementara itu, Kepala BKKBN Muna Barat, La Ode Andi Muna mengatakan, setelah validasi data stunting menurut puskesmas per Februari 2023 saat ini tersisa 63 orang.

"Data ini telah terkoordinasi antar kepala desa dan pihak kesehatan," ungkapnya.

Baca Juga: Pemkab Kolaka Timur Review Program Pencegahan dan Penurunan Stunting

Maka fokus penanganan stunting ini, pemerintah daerah akan memberikan makanan tambahan gizi protein hewani maupun protein nabati dengan melaunching program dapur sehat atasi stunting sekaligus program bapak asuh stunting.

Untuk diketahui, dari 63 kasus stunting itu, Puskesmas Lawa, Puskesmas Tiworo Selatan, dan Puskesmas Katobu terbanyak kasus stunting dengan jumlah 7 kasus, menyusul Puskesmas Maginti Darat, Puskesmas Tikep, dan Puskesmas Tondasi sebanyak 6 kasus.

Sementara itu, di Puskesmas Kusambi 1 kasus, Puskesmas Marobea 1 kasus, Puskesmas Tiworo Tengah 4 kasus, Puskesmas Sidamangura 1 kasus, Puskesmas Kombikuno 3 kasus, Puskesmas Barangka 1 kasus, Puskesmas Bero 1 kasus, Puskesmas Maginti Pulau 2 kasus, Puskesmas Wuna 1, Puskemas Lailangga 1 kasus, serta Puskesmas Lawada 1 kasus. (B)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS