10 Tanaman Nyaris Punah di Indonesia

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 19 Maret 2023
0 dilihat
10 Tanaman Nyaris Punah di Indonesia
Rafflesia Arnoldi (Amorphophallus titanum) hanya dapat hidup di tipe hutan hujan. Raflesia dilindungi oleh PP Nomor 7 Tahun 1999 dan hanya mekar dalam waktu tiga hari sampai seminggu. Foto: Gramedia.com

" Ada sejumlah tanaman langka di Indonesia yang saat ini mulai terancam punah "

KENDARI, TELISIK.ID - Indonesia memiliki beragam flora dan fauna yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Namun, ada sejumlah tanaman langka di Indonesia yang saat ini mulai terancam punah.

Dikutip dari Sindonews.com, menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yogjakarta, Indonesia telah menjadi negara dengan keanekaragaman hayati terbesar ke-2 di dunia setelah Brazil.

Keanekaragaman tersebut bisa dilihat dari adanya ekosistem sub-alpin di pegunungan hingga ekosistem pantai, mulai dari ekosistem hutan hujan tropis hingga keberadaan ekosistem gumuk pasir.

1. Kantong semar (Nepenthes dyak S.Moore)

Dilansir dari Gramedia.com, kantong semar merupakan tumbuhan karnivora yang banyak tumbuh liar di hutan Kalimantan. Kantong semar juga merupakan tanaman yang mulai langka keberadaannya. Di Kalimantan sendiri hingga saat ini terdapat 31 jenis Nepenthes atau Kantong semar yang ditemukan pertama kali oleh J.P Breyne pada tahun 1689.

Di Indonesia sendiri sebutan untuk tumbuhan ini berbeda antara satu tempat dan tempat lainnya, hingga saat ini terdapat 103 jenis kantong semar yang sudah dipublikasikan. Kantong semar masuk dalam kategori karnivora karena ia memakan serangga melalui ujung kantongnya.

2. Orchidaceae (Anggrek-anggrekan)

Orchidaceae (Anggrek-anggrekan) menjadi tanaman yang terbatas jumlahnya. Tanaman ini pernah ditemukan di Gunung Halimun (Cikaniki) dan Gunung Karang, Jawa Barat dengan populasi mencapai 50-100 individu. Penurunan jumlah individu dari jenis ini diakibatkan karena adanya perubahan pemanfaatan lahan. Terlebih untuk tanaman jenis ini tidak mudah beradaptasi terhadap habitat baru.

3. Rafflesia Arnoldi (Amorphophallus titanum)

Rafflesia Arnoldi merupakan tanaman langka dengan ciri khasnya yang berbintik-bintik, bunga kemerah-merahan ini dikenal juga sebagai bunga terbesar di dunia dalam hal diameter (diameter terbesar yang pernah tercatat adalah 105 cm dengan berat mencapai 11 kilogram).

Baca Juga: 5 Fakta Unik Bunga Periwingkle: Antikanker tapi Beracun

Rafflesia Arnoldi kemudian dikelompokkan ke dalam keluarga Euphorbiaceae. Lebarnya mencapai hingga 2 meter dengan berat sekitar 15- 24 pounds. Meski memiliki bentuk yang menarik namun bunga ini mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat.

4. Damar (Agathis dammara)

Pohon damar atau disebut juga dengan Damar Raja, merupakan salah satu pohon asli Indonesia yang berasal dari Papua dan Tersebar di daerah Papua dan Nusa Tenggara. Pembahasan flora yang tumbuh di dunia ini dapat dibaca pada buku Ensiklopedia Flora Dunia yang menjelaskan berbagai tumbuhan melalui ulasan singkat.

Pada beberapa daerah misalnya Maluku, pohon damar disebut sebagai kalane, kessi, oeneela. Sementara di Sulawesi disebut damar lulu atau damar malolo. Pohon damar merupakan penghasil utama getah damar dapat memiliki tinggi batang hingga 60 meter. Habitatnya di berbagai tempat dengan nama yang berbeda seperti Sunda (Ki Damar), Buru (Kisi), Ternate (Salo), dan Samar (Dayugon).

Getah pohonnya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kopal yaitu penggunaan getah yang telah membeku. Pohon ini tumbuh di hutan tropis dataran rendah dengan ketinggian minimum 1200 meter di atas permukaan laut.

5. Blume (Myrmechis gracilis)

Myrmechis gracilis merupakan tanaman yang tumbuh di dekat puncak-puncak gunung dengan ketinggian 1.600-300 m dpl. Tanaman jenis ini termasuk langka dan hampir punah.

Kelangkaan itu disebabkan karena adanya kerusakan hutan hujan tropis di daerah tinggi dan akibat adanya penebangan hutan yang merusak habitatnya. Selain itu, Myrmechis gracilis menjadi tanaman yang belum dibudidaya karena sulit ditanam di luar habitatnya itu.

6. Acung jangkung (Amorphophallus decus-silvae Backer & Aldrew)

Acung jangkung masuk ke dalam kategori talas-talasan, ia hanya dapat dijumpai di kawasan Jawa Tengah bagian barat dan Jawa Barat. Hingga saat ini jumlah populasinya terus mengalami penurunan.

7. Cendana (Santalum)

Cendana atau nama latinnya Santalum album dapat ditemukan di Nusa Tenggara Timur (NTT) terutama di Pulau Sumba. Cendana sendiri merupakan salah satu pohon yang kaya manfaat. Bau harum yang dikeluarkan pohon cendana membuatnya dapat diolah sebagai wangi-wangian atau aromaterapi dan parfum, kayunya dapat digunakan untuk membuat rempah-rempah, dupa, hingga sangkur keris ia juga bermanfaat sebagai bahan obat herbal.

Baca Juga: Deretan Hewan Ini Bisa Deteksi Gempa, Ada Hewan Rumahan

Khasiatnya diantaranya: mencegah disentri atau masalah pencernaan, membantu membersihkan saat menstruasi. Bagian yang dapat digunakan sebagai bahan obat herbal ada pada kulit kayu dan minyak pohon cendana.

8. Purwaceng (Pimpinella Pruatjan)

Purwaceng memiliki nama latin Pimpinella pruatjan. Tumbuhan purwaceng hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Purwaceng sendiri dapat dimanfaatkan sebagai penambah stamina.

Caranya menjadikannya bubuk dan dicampur dengan susu atau kopi. Tanaman purwaceng hampir punah karena sulitnya dalam hal pengembangbiakannya. Ciri-ciri purwaceng di antaranya tumbuh kecil seperti tanaman semanggi namun tidak merambat, daunnya kecil berwarna hijau kemerahan dengan diameter hanya 1-3 cm, dapat dipanen setelah kurun waktu 1 tahun.

9. Rotan Tahiti (Calamus inops Beccari)

Rotan tahiti sebagai salah satu tumbuhan langka di Indonesia, tumbuh di daerah Sulawesi dengan panjang mencapai 10 meter. Pohon ini juga dimanfaatkan untuk bahan mebel dan kerajinan tangan.

10. Inai-inaian (Balsaminaceae)

Balsaminaceae atau inai-inaian termasuk tanaman dengan jumlah yang terbatas. Jenis ini diperkirakan memiliki jumlah individu kurang dari 250 dan jumlahnya diperkirakan terus menurun. Jenis ini memiliki daerah persebaran yang sempit. Peralihan fungsi hutan yang marak terjadi serta belum adanya upaya konservasi membuat jenis ini termasuk tanaman langka di Indonesia. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga