12 Tahun Beralih Fungsi, Puluhan Hektare Sawah di Kolut Kembali Diolah

Muh. Risal H, telisik indonesia
Sabtu, 31 Juli 2021
0 dilihat
12 Tahun Beralih Fungsi, Puluhan Hektare Sawah di Kolut Kembali Diolah
Kondisi persawahan masyarakat Desa Pakue, Kabupaten Kolaka Utara, yang kini kembali dikelolah. Foto: Muh. Risal/Telisik

" Desa Pakue, Kecamatan Pakue Utara, merupakan salah satu desa dari 133 desa dan kelurahan di Kabupaten Kolaka Utara. "

KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Desa Pakue, Kecamatan Pakue Utara, merupakan salah satu desa dari 133 desa dan kelurahan di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut).

Dimana, di desa tersebut mayoritas masyarakatnya menggantungkan hidup dari hasil pertanian dan perkebunan.

Selain kakao (coklat), padi sawah juga merupakan salah satu komoditi unggulan masyarakat setempat yang telah diolah sejak puluhan tahun.

Namun, sejak tahun 2007 hingga tahun 2019, masyarakat setempat lebih memilih menanam jagung, nilam, bawang merah, kedelai, dan tanaman pertanian lainnya dibanding menanam padi.

Menurut Kepala Desa Pakue, Ichwan Alwi, luas area persawahan di Desa Pakue sekitar 30 hektare. Sekitar 25 hektare telah dikelolah kembali sementara sisanya belum terkelola.

"Luas sawah di Desa Pakue sekarang sekitar 30 Hektare. Tapi secara potensial luasnya bisa mencapai sekita 45 hektare jika dihitung dengan kebun ladang di sekitar area persawahan yang dulunya juga merupakan sawah, kemudian beralih fungsinya sebagai kebun ladang akibat tidak maksimalnya suplai air dari irigasi," kata Kades Pakue, Sabtu (31/7/2021).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika masyarakat Desa Pakue terakhir kali bersawah sekitar tahun 2007. Setelah itu, masyarakat mulai kembali mengolah sawah secara massal pada tahun 2020.

"Sawah di sini sudah lama tidak terolah, bahkan dalam rentan waktu 2007 sampai 2019, kadang petani lebih memilih memanfaatkan lokasinya dengan menanam jagung, kedelai, nilam, bawang merah, dan lain sebagainya dengan menyesuaikan kondisi cuaca. Ketika musim kemarau, mereka tanam jagung dan tanaman lain," bebernya.

Baca juga: Tolak Pemakaman Secara Protokol, Keluarga Jemput Paksa Jenazah Pasien COVID-19

Baca juga: Hendak Mencuci di Sungai, Seorang Bidan Terjebak Banjir hingga Diselamatkan Pakai Bambu

Bukan hal mudah, tutur Ichwan, untuk meyakinkan masyarakat agar mereka kembali mau memanfaatkan lahannya sebagai area persawahan. Dibutuhkan perjuangan dengan cara memotivasi mereka melalui mimbar masjid dan musyawarah desa.

"Awalnya sangat sulit meyakinkan warga, tidak sedikit warga yang menyindir dan nyinyir. Tapi untuk meyakinkan mereka, saya juga turun langsung menggarap sawah dan alhamdulillah dua tahun terakhir perlahan warga sudah mulai bergerak kembali bersawah," bebernya.

Kini, keinginannya mengembalikan kejayaan desanya sebagai salah satu lumbung padi pada masa lalu mulai tampak meski belum sesuai harapan.

"Hasil panen perdana tahun lalu sekitar 230 karung gabah dengan luas area tanam sekira 50 persen, sementara tahun ini belum bisa diprediksi karena masih proses panen dengan luas area tanam sekitar 75 persen. Semoga hasilnya maksimal," tukasnya.

Ichwan menuturkan, keberhasilan masyarakat saat ini tidak lepas dari sumbangsih Dinas PUPR Kolut yang telah membangun irigasi pengairan persawahan. Walaupun belum optimal, tapi sudah ada volume air yang masuk ke sawah warga.

"Saat ini masyarakat juga sangat membutuhkan traktor tangan dan gender," pungkasnya.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Natimo, Sp menguraikan, sejak adanya inisiatif dari masyarakat setempat untuk kembali memanfaatkan lahan persawahan di sana, pihaknya telah memberikan bantuan mulai dari bibit sampai obat-obatan.

"Untuk tahun ini ada bantuan embun penampungan air persawahan," pungkasnya. (B)

Reporter: Muh. Risal

Editor: Fitrah Nugraha

Artikel Terkait
Baca Juga