5 Fakta Pembangunan Patung Oputa Yii Koo, Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Tenggara

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Rabu, 16 November 2022
0 dilihat
5 Fakta Pembangunan Patung Oputa Yii Koo, Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Tenggara
Nama Oputa Yi Koo sebagai pahlawan nasional asal Sulawesi Tenggara diabadikan dalam patung dan Rumah Sakit Jantung. Foto: Ist.

" Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau yang akrab disebut Oputa Yi Koo adalah Sultan Buton ke-20 yang memerintah pada 1750-1752 periode pertama dan 1760-1763 periode keduanya "

KENDARI, TELISIK.ID - Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau yang akrab disebut Oputa Yi Koo adalah Sultan Buton ke-20 yang memerintah pada 1750-1752 periode pertama dan 1760-1763 periode keduanya.

Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi digelari Oputa Yi Koo bukan tanpa alasan, selama menjadi Sultan Buton, ia adalah orang yang keras melawan tentara Belanda hingga harus masuk dan keluar hutan bersama pasukannya untuk terus menebar perlawanan terhadap Belanda. Oputa Yi Koo  berarti 'raja yang bergerilya dalam melawan penjajah di dalam hutan'.

Ali Mazi mengungkapkan, esensi pendirian patung tersebut bertumpu pada pertimbangan fundamental yang diharapkan dapat memantik spirit generasi bangsa untuk senantiasa menginternalisasi semangat perjuangan Oputa Yi Koo dalam diri masing-masing.

Baca Juga: Mengenal Kolonel Sanders, Sosok di Balik Kesuksesan KFC

Pembangunan patung Oputa Yi Koo juga diharapkan bisa menarik wisatawan domestik dan nasional.

Ali Mazi saat memimpin Upacara Ziara Nasional peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2022 lalu. Foto: Ist.

 

Berikut deretan fakta mengenai pembangunan patung Oputa Yi Koo yang dilansir dari data Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultawesi Tenggara serta rangkuman wawancara:

1. Pahlawan nasional

Oputa Yi Koo resmi menjadi pahlawan nasional pada 7 November 2019 lalu, berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Nama Oputa Yi Koo sebagai pahlawan nasional asal Sulawesi Tenggara diabadikan dalam patung dan bangunan rumah sakit.

2. Miliki ketinggian 23 meter

Proses pembangunan patung ini sendiri setinggi 23 mete diawali ground breaking yang dilakukan secara simbolisasi dalam pelaksanaan proyek dan pemancangan tiang pancang pertama yang akan dibangun di Kotamara, Baubau pada 22 September 2022 lalu.

3. Menelan anggaran sekitar Rp 60 miliar

Patung ini menelan anggaran sekitar Rp 60 miliar dari alokasi APBD provinsi yang terdiri dari dasar dasar tugu yang berfungsi: Lantai  satu sebagai museum, lantai dua ruang pengelola atau kantor. Pada pembangunan tahap I pihak pemprov menyiapkan anggaran sebesar Rp 17 milliar yang fokus pada pekerjaan struktur bawah, struktur dudukan patung dan pemasangan tiang pancang sebanyak 50 titik.

4. Target rampung dua tahun mendatang

Pembangunan patung ini sendiri ditargetkan akan rampung dua tahun ke depan. Pengerjaan ini akan diawali dengan pekerjaan pendahuluan, pekerjaan pendukung, pekerjaan sturuktur bawah, pekerjaan struktur atas, pekerjaan struktur dudukan patung dan pekerjaan akhir (pembersihan).

Baca Juga: Biografi Nick Vujicic, Motivator Dunia Tanpa Tangan dan Kaki

5. Dibangun dengan konsep arsitektur klasik

Arsitektur klasik adalah metode bangunan yang berasal dari Yunani Kuno dan Roma. Gaya itu dihidupkan kembali berkali-kali dan banyak gaya arsitektur menggabungkan bentuk klasik. Pemilihan arsitektur klasik karena memiliki nilai keabadian, ketinggian mutu dan nilainya. 

Arsitektur klasik mengacu pada masa awal berkembangnya aliran kajian sejarah dan budaya Yunani dan Romawi, yang menjadi pengaruh zaman-zaman berikutnya. (B-Adv)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga