Biografi Nick Vujicic, Motivator Dunia Tanpa Tangan dan Kaki

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 26 Oktober 2022
0 dilihat
Biografi Nick Vujicic, Motivator Dunia Tanpa Tangan dan Kaki
Keterbatasan Nick Vujicic tidak membuatnya putus asa. Ia melawan itu semua hingga menjadi motivator dunia yang banyak memberikan inspirasi. Foto: Repro koalahero.com

" Salah satu sosok yang dinobatkan sebagai tokoh inspirasi di dunia adalah Nick Vujicic. Ia punya kekurangan fisik, namun itu tidak membatasi dirinya untuk mengukir prestasi dan berkarya "

JAKARTA, TELISIK.ID - Salah satu sosok yang dinobatkan sebagai tokoh inspirasi di dunia adalah Nick Vujicic. Ia punya kekurangan fisik, namun itu tidak membatasi dirinya untuk mengukir prestasi dan berkarya.

Nick Vujicic, dikutip dari gramedia.com, adalah motivator dunia berkebangsaan Australia. Ia mengalami sindrom tetra-amelia, sebuah sindrom langka yang punya karakteristik tanpa lengan dan kaki.

Nick yang lahir di Melbourne, Australia pada 4 Desember 1982, tumbuh dari keluarga yang sederhana—ayahnya bekerja di kantor administratif sekaligus penginjil dan ibunya seorang bidan juga perawat.

Saat lahir, ibu Nick Vujicic menolak untuk melihat sang buah hati ketika perawat merengkuh Nick di depannya. Namun, ibu dan ayahnya akhirnya menerima kondisi itu dan memahaminya sebagai “rencana Tuhan untuk putra mereka.”

Pengalaman tersebut Nick bagi lewat buku Life Without Limits (2007) yang merupakan buku pertamanya.

Di halaman situs webnya, ia menyatakan bahwa Nick kecil tidak hanya berurusan dengan permasalahan sekolah dan remaja seperti bullying. Nick kecil juga berjuang dengan depresi dan rasa kesepian sebagaimana ia sering mempertanyakan alasan ia berbeda dari semua anak lainnya.

Baca Juga: Kisah Lina Medina, Bocah 5 Tahun yang Dinobatkan Sebagai Ibu Termuda di Dunia

Pria yang memiliki nama lengkap Nicholas James Vujicic itu memang punya masa kecil yang sedikit kelam karena perbedaan fisik yang dimilikinya.

Saat berusia 10 tahun, Nick pernah mencoba bunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya di bak mandi sendiri karena bullying yang dialaminya di sekolah.

Saat remaja, Nick yang sudah mengenal cinta mulai menyukai seorang gadis. Kala itu, ia menyukai seseorang dan memendam perasaannya selama empat setengah tahun sebelum ia menyatakannya. Nick dan si gadis menjalani hubungan selama 18 bulan lalu berakhir begitu saja.

“Rasanya seperti aku sudah mati,” ujar Nick. Untungnya, Nick punya orangtua yang suportif.

Saat usia 17 tahun, ibu Nick menunjukkan sebuah artikel tentang seorang laki-laki cacat yang berhasil mengatasi kekurangannya.

Nick kemudian terinspirasi untuk jadi motivator dan memulainya dengan berbicara di kelompok gereja. Ia menjadi orator profesional pada usia 19 tahun dan kariernya terus menanjak naik.

Pada 2005, Nick Vujicic membuat Life Without Limbs yang merupakan sebuah organisasi nonprofit internasional tentang pelayanan penginjilan. Tujuan organisasi tersebut adalah untuk berbagi harapan dan cinta sejati yang Nick sudah alami kepada orang-orang di seluruh dunia.

Tercatat sudah 69 negara Nick kunjungi dalam usahanya mencapai tujuan bersama Life Without Limbs.

Selain organisasi nonprofit, Nick membuat perusahaan motivational speaking bernama Attitude is Altitude atau yang disingkat AIA. Pada Agustus 2011, AIA merilis sebuah lagu solo dan video musik berjudul “Something More” yang dipenggawai oleh Nick sendiri.

Selain itu, Nick juga sudah menerbitkan kurang lebih delapan buku. Dikutip dari pandagila.com, buku pertamanya bertajuk Life Without Limits (2007) terbit dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa, termasuk ke dalam bahasa Indonesia.

Life Without Limits ini sendiri bercerita tentang kisah Nick Vujicic bangkit dari kondisi ketidaksempurnaan fisik menjadi pribadi yang percaya diri dan pemberani. Buku ini kemudian menjadi best seller dan menembus angka penjualan lebih dari 1 juta copy di seluruh dunia.

Baca Juga: Stephen William Hawking, Ilmuwan Fisika yang Tetap Berkarya Meski Lumpuh

Sebagian dari buku Nick bercerita tentang bagaimana ia bangkit dari keterpurukan terkait kondisi fisiknya.

Dalam salah satu bukunya, terdapat kalimat yang sangat inspiratif berikut ini:

“Aku tak dapat menepuk pundakmu dengan tanganku untuk meyakinkanmu, tetapi aku bisa bicara dari hatiku. Sesulit apa pun kehidupanmu terasa, selalu ada harapan. Seburuk apa pun rintangan yang muncul, pasti ada hari-hari yang lebih baik di depan. Seberat apa pun cobaan yang datang, kau pasti dapat melaluinya. Menunggu adanya perubahan tidak akan mengubah apa pun. Membulatkan tekad untuk bertindak sekarang akan mengubah segalanya!”

Buku-buku lain dari Nick yang juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan juga best seller, antara lain Life Without Limits (2007) sudah, Stand Strong (2010), Unstoppable (2012), Limitless (2013), Be the Hand and Feet (2018). (C)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga