5 Negara Ini Jadi Investor Tambang di Sultra

Aris Mantobua, telisik indonesia
Jumat, 08 April 2022
0 dilihat
5 Negara Ini Jadi Investor Tambang di Sultra
Ketgam: Gambaran kondisi salah satu tambang di Konawe Utara Foto: Ist

" Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi langganan investor asing yang hanya bergerak di industri pertambangan pada tahun 2021 "

KENDARI, TELISIK.ID - Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi langganan investor asing yang hanya bergerak di industri pertambangan pada tahun 2021.

Aktivitas tambang Sultra menjadi lahan basah bisnis yang menguntungkan untuk para invertor asing.

Menurut data yang dikeluarkan DPM-PTSP Sultra, realiasi investasi berdasarkan negara tahun 2021, menempati urutan pertama yakni Hongkong dengan nilai investasi Rp 16,297 triliun.

Disusul oleh RR Tiongkok dengan nilai investasi Rp 4,710 triliun. Singapura di posisi ketiga dengan Rp 2,365 triliun. Posisi keempat dan kelima yakni British Virgin Island Rp 75,293 triliun dan Belanda Rp 32,388 triliun.

"Negera-negara ini, setiap tahun selalu menjadi investor untuk Sultra," terang Kabid Pengandalian Penanaman Modal dan Informasi, Rasiun, Jumat (8/4/2022).

Tahun 2022, DPM-PTSP Sultra menargetkan nilai investasi sebesar Rp 34,73 triliun. Target dari nilai investasi tersebut kebanyakan berasal dari sektor tambang.

Pada tahun 2021 perusahaan tambang di Sultra mendominasi investasi sebanyak Rp 27,93 triliun. Sekedar informasi, nilai investasi perusahan tambang yakni:

1. PT Obsidian Stainless Steel (Konawe), Rp 15,773 triliun.

2. PT Virtue Dragon Nickel Industry (Konawe), Rp 4,009 triliun.

3. PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia (Konsel), Rp 2,364 triliun.

4. PT Kovalen Mining, Rp 907,850 miliar.

5. PT Ceria Nugraha Indotama, Rp 679,861 miliar.

Menanggapi hal itu, Dosen Ekonomi Lingkungan FHIL UHO, La Baco Sudia mengatakan, investasi yang masuk di Sultra cukup banyak, jumlahnya bisa mencapai puluhan triliun, tentunya akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat Sultra, termasuk lapangan kerja.  

Baca Juga: Dakwah Jumat, Ketua DPRD Sultra: Senantiasa Introspeksi Diri

Secara konseptual pembangunan akan memberikan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan. Kalkulasi besaran dampak ekonomi dan sosial masuknya investasi di Sultra tentunya membutuhkan suatu kajian akademik yang mendalam, khususnya dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah, stabilitas sosial politik di Sultra dan kondisi kingkungan (daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup).  

"Investasi yang ditujukan untuk eksploitasi sumber daya alam (renewable maupun non renewable) akan mengurangi stok sumber daya alam yang kita miliki, di satu sisi akan meningkatkan ekonomi wilayah dan di sisi lain akan mengurangi ketersediaan sumber daya alam dan lingkungan di Sultra," terang La Baco Sudia.

Menurut dia, nilai eksternalitas lingkungan (biaya yang diperlukan untuk memulihkan kondisi lingkungan) akan meningkat seiring dengan peningkatan ekploitasi sumber daya alam di Sultra. Nilai eksternaitas lingkungan ini merupakan komponen biaya sehingga dalam perhitungan ekonomi akan mengurangi penerimaan Sultra.  

Baca Juga: Masa Jabatan Akan Berakhir, Sekda Kendari Tak Minat Gabung ke Parpol

"Jadi kondisi lingkungan sangat berpengaruh bagi ekonomi," tambahnya.

Mantan WD III FHIL UHO itu mengharapkan, Provinsi Sultra perlu mendorong investasi secara bijak yang memperhitungkan keseimbangan manfaat ekonomi sosial dan lingkungan hidup, agar di satu sisi, Sultra akan maju secara ekonomi dan sosial serta di sisi lain dapat menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup di masa mendatang.

"Berdasarkan hal ini, maka perlu dibuat kajian komprehensif tentang investasi yang menguntungkan secara ekonomi dan diterima secara sosial serta tidak menyebkan kerusakan lingkungan yang melampaui daya dukungnya," pungkasnya. (B)

Reporter: Aris Mantobua

Editor: Kardin

Baca Juga