5 Tahap Turunkan Berat Badan dalam Seminggu Ala Ade Rai
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 28 September 2022
0 dilihat
Mesti tidak lagi jadi binaragawan, Ade Rai tetap menjaga tubuhnya agar tetap fit dengan menstabilkan berat badan. Foto: Repro medcom.id
" Ade Rai menyarankan pilihan tiga waktu makan, yaitu pukul 8 pagi sampai 4 sore, 10 pagi sampai 6 sore, dan 1 siang sampai 8 malam "
JAKARTA, TELISIK.ID - Siapa yang tidak kenal dengan Ade Rai? Ya, dia adalah juara dunia binaragawan Musclemania World 1996 asal Indonesia.
Dikutip dari wikipedia, Ade Rai yang memiliki nama lengkap I Gusti Agung Rai Kusuma Yudha ini lahir pada 6 Mei 1970.
Ia adalah seorang binaragawan asli Indonesia. Pria berdarah Bali ini pernah meraih beberapa prestasi nasional dan internasional selama berkarier sebagai binaragawan.
Pada ulasan kali ini, Ade Rai membagikan tips untuk menurunkan berat badan hanya dalam waktu seminggu.
Melansir Suara.com dari akun YouTube Dunia Ade Rai, Sang Binaragawan itu membagikan lima tahap diet yang ia jamin bisa menurunkan berat badan dalam waktu satu minggu. Berikut lima tahapan tersebut:
1. Atur Waktu Jendela Makan
Kebanyakan orang mungkin tidak makan hanya pada saat tidur. Artinya, waktu 24 jam dalam sehari, waktu tidak makan hanya 30 persen dengan asumsi waktu tidur delapan jam per hari.
Menurut Ade Rai, dengan pola seperti itu tidak memungkinkan bisa menurunkan berat badan jika 70 persen waktu dalam sehari digunakan untuk makan.
"Oleh sebab itu, maka kita balik di mana jendela makan jadi hanya 30 persen, yang tidak makan jadi 70 persen. Jawabannya dengan tidak makan pagi," ungkapnya.
Baca Juga: 3 Tanda Tekanan Darah Tinggi Harus Diwaspadai
Ia menyarankan pilihan tiga waktu makan, yaitu pukul 8 pagi sampai 4 sore, 10 pagi sampai 6 sore, dan 1 siang sampai 8 malam.
Di luar jam makan tersebut hanya boleh konsumsi air tanpa pemanis apa pun. Sehingga konsumsi kopi dan teh masih diperbolehkan asalkan tidak ditambahkan gula.
Hanya dengan melakukan itu saja, dikatakan Ade Rai bahwa tubuh telah alami defisit kalori.
Dan pada saat masih dalam waktu berpuasa, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber tenaga karena tidak ada makanan lain yang dikonsumsi.
Mekanisme itu baru terjadi setelah 12 jam lebih tubuh tidak mendapat asupan makanan, terutama karbohidrat. Sehingga kemudian menggunakan lemak sebagai cadangan makanan untuk dipecah menjadi energi.
2. Mengontrol Asupan Karbohidrat
Selama masih dalam waktu makan, sebenarnya boleh saja konsumsi apa pun dan berapa kali makan. Tetapi, Ade Rai menyarankan untuk mengontrol jumlah dan sumber karbohidrat.
"Pilihlah sumber karbohidrat kalau bisa yang alami. Itu biasanya mengandung karbohidrat tapi di saat yang sama juga mengandung serat."
"Maka tentunya sayuran atau kentang kadang-kadang kita makan juga bersama kulitnya jadi menambah serat lebih tinggi, otomatis potensi untuk disimpan di dalam lemak jadi lebih kecil," jelasnya.
Kalau pun jumlah makanan yang dikonsumsi sedikit tetapi dari sumber karbohidrat yang buruk, roti, kue, mi, keripik, kerupuk, dan lainnya, atau juga mendapat asupan gula dari minuman manis, semua itu lebih berpotensi besar disimpan dalam sel lemak.
3. Prioritaskan Konsumsi Protein
Menurut Ade Rai, protein kerap jadi makronutrisi yang kurang dikonsumsi kebanyakan orang. Untuk itu, ia menyarankan agar setiap kali 'berbuka puasa' atau waktu makan besar sebaiknya prioritaskan konsumsi protein terlebih dahulu.
Selain baik untuk pembentukan otot, protein juga memberikan efek kenyang lebih lama daripada karbohidrat.
4. Pilih Sumber Lemak
Lemak alami bisa didapat secara langsung ketika konsumsi protein. Misalnya, saat konsumsi ikan, ayam, kambing, maupun sapi tentu ada kandungan lemak.
Baca Juga: 9 Obat Alami Atasi Kolesterol Tinggi
Tetapi yang sering kali jadi persoalan, sumber protein itu diolah dengan cara digoreng menggunakan minyak, sehingga lemak yang didapat justru berupa lemak jenuh.
Lantaran sudah mengurangi asupan karbohidrat, Are Rai menyampaikan bahwa tidak masalah untuk menambah asupan lemak. Hanya saja, pilih sumber lemak alami dan tak jenuh, misalnya kuning telur, alpukat, juga minyak zaitun.
5. Olahraga
Agar pembakaran lemak lebih optimal, olahraga sebaiknya dilakukan saat mendekati waktu 'berbuka puasa'. Pada saat tubuh sudah tidak makan selama lebih dari 12 jam, maka akan memakai lemak sebagai sumber tenaga.
Apabila saat itu juga ditambah dengan olahraga, maka akan menciptakan kondisi stres by design, di mana hormonal stres katekolamin akan mengaktivasi hormon sensitif lipase.
Saat itu tubuh juga akan menggunakan lemak sebagai sumber tenaga selama berolahraga. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali