9 Tradisi Lebaran Masyarakat Wakatobi

Putri Wulandari, telisik indonesia
Kamis, 13 Mei 2021
0 dilihat
9 Tradisi Lebaran Masyarakat Wakatobi
Ilustrasi sala satu tradisi sungkeman saat lebaran. Foto: Ist.

" "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Momen lebaran akan selalu disambut hangat bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia, termasuk kaum muslimin di Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Terdapat beberapa aktivitas yang sudah menjadi tradisi lebaran bagi masyarakat Wakatobi. Tradisi lebaran ini sudah terjadi secara turun-temurun sebagai warisan budaya para leluhur yang selalu berjalan seiring dengan perkembangan jaman.

1. Mudik

Biasanya hal pertama yang muncul ketika kata lebaran disebut maka yang terpikir adalah mudik. Mudik menjadi menjadi agenda wajib masyarakat Wakatobi.

Apalagi diketahui bahwa masyarakat Wakatobi banyak yang melakukan perantauan, terutama bagi perantau hingga mahasiswa. Mudik dilakukan dengan tujuan agar dapat berkumpul dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga tercinta.

2. Lapa-lapa

Di Wakatobi lebaran tak lengkap rasanya tanpa lapa-lapa. Ya, makanan khas pengganti ketupat ini menjadi ikon khas lebaran di Wakatobi. Lapa-lapa biasanya dibuat sehari sebelum lebaran.

Berbeda dengan ketupat, selain bentuk, isi dari lapa-lapa juga berwariasi. Ada yang berbahan dari beras putih dan merah, ada yang dari (salo) kacang merah, dan ada juga yang dari jagung sesuai selera.

3. Takbiran

Tradisi mengumandangkan takbir pada malam sebelum hari raya Idul Fitri, takbiran biasanya di lakukan di masjid-masjid maupun arak-arakan keliling kampung dengan membawa salon speaker.

Tradisi ini dilakukan oleh para remaja maupun para anak-anak. Hal ini dilakukan untuk meramaikan perayaan lebaran, hari kemenangan seluruh umat muslim yang telah melewati ramadan.

Baca Juga: Baharuddin, Sosok Mantan Birokrasi dan Politisi Penyejuk

4. Bagi-bagi tunjangan hari raya (THR)

Bagi-bagi THR di Wakatobi tak kalah penting dilakukan, poin ini tidak bisa terlewatkan. Tradisi ini mengikuti perkembangan zaman yang kian marak kala jelang lebaran.

Hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang habis pulang dari perantaun atau mungkin saudara yang sudah memiliki pekerjaan. THR biasa akan diberikan pada anak-anak pada saat sungkeman.

5. Sungkeman

Biasanya setelah melakukan sholad ied, pada saat pulang kerumah akan disinggahi tiap rumah yang merupakan keluarga untuk sungkeman dan sekalian menyicip kue lebaran.

6. Kue lebaran

Ada Nastar, kacang sembunyi, rengginang, Kue Lidah Kucing dan kue kering khas lebaran lainnya. Yap, paling tidak satu dari empat nama kue kering di atas akan kita temui di setiap rumah yang kita kunjungi.

Tak hanya itu, di setiap rumah biasanya akan selalu menyediakan kue kering serta kue basah. Mengingat pasti keluarga akan singgah untuk sungkeman sekaligus budaya menyicip kue dan makanan lebaran sanak saudara.

7. Ziarah kubur

Selain bersungkeman masyarakat wakatobi biasanya akan menyisikan waktu untuk berziarah ke makam keluaga.

Budaya ziarah ini dilakukan diwaktu pasca pulang sholad atau sore hari setelah selesai sungkeman bersama keluarga besar. Hingga pada saat ke ziaroh bisa sekalian bersama keluarga besar.

Baca Juga: Sebagai Bentuk Simpati, Anies Kenakan Sorban Bendera Palestina Saat Salat Idul Fitri

8. Baju baru

Meski pada hari raya Lebaran kita tidak harus menggunakan baju baru, cukup gunakan baju terbaik yang kita miliki, bersih dan rapi sudah cukup. Namun, tradisi baju lebaran ini berkembang sehingga hari raya lebaran identik dengan baju baru.

Selain itu, baju senada pun tiap keluarga wajib dikenakan. Bahkan kini marak baju lebaran couple keluaga, meski tak semua masyarakat Wakatobi melakukannya.

9. Menikah

Saat ini di Wakatobi setiap tahunnya, para muda mudi akan memilih waktu untuk menyatuhkan janji suci mereka selepas lebaran.

Kebiasaan ini memang sudah berlangsung sejak dulu. Karena momen menikah adalah penyatuan kedua keluarga, tak heran jika waktu selesai lebaran masyarakat Wakatobi banyak yang melangsungkan pernikahan.

Hal ini dilakukan karena momen bahagia itu ingin dirasakan bersama keluarga besar, dan pada saat lebaran banyak keluarga yang mudik. Hingga kini kebiasaan  ini kini menjadi budaya di Wakatobi. (B)

Reporter: Putri Wulandari

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Baca Juga