Abrasi Sungai Nyaris Robohkan Jalan Utama Pusat Perkantoran Busel

Deni Djohan, telisik indonesia
Rabu, 23 Februari 2022
0 dilihat
Abrasi Sungai Nyaris Robohkan Jalan Utama Pusat Perkantoran Busel
Kondisi jalan yang nyaris roboh akibat terkikis air sungai. Foto: Deni Djohan/Telisik

" Tingginya debit air yang turun dari gunung membuat sejumlah titik sungai mengalami abrasi "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Tak hanya gelombang pasang disertai angin kencang, hujan berkepanjangan juga melanda Buton Selatan (Busel) dan sekitarnya beberapa hari ini. Akibatnya, debit air di setiap sungai juga ikut meningkat.

Tingginya debit air yang turun dari gunung membuat sejumlah titik sungai mengalami abrasi. Seperti yang terjadi di area perkantoran Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga. Di situ, jalan utama yang menghubungkan antar kantor nyaris putus akibat landasan aspal jalan terkikis air sungai.

Kepala Pelaksana BPBD Busel, Zamaluddin mengatakan, kejadian itu terjadi sejak Senin (21/2/2022) lalu. Di hari itu, curah hujan yang turun sangat tinggi. Tak hanya itu, angin kencang disertai gelombang pasang ikut terjadi.

Untuk mencegah agar jalan tidak roboh, pihaknya telah mendesak Pemda untuk segera menangani peristiwa itu.

"Pihak BPBD juga berharap masyarakat bisa membantu kami dan selalu berhati hati di cuaca seperti ini," ungkap Zamaluddin ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/2/2022).

Saat ditemui, mantan Kadis Pariwisata Busel itu baru saja menyelesaikan rapat bersama OPD terkait guna membahas teknis penanganan jalan yang nyaris ambruk tersebut. Al hasil, Pemda bakal melakukan rekayasa arus sungai ke tempat lain. Sehingga aliran sungai tak lagi mengikis lapisan jalan.

Baca Juga: Dermaga Penyeberangan Antar Pulau di Busel Ambruk Dihantam Ombak

"Baru dibangun talud untuk menahan beban agar jalan tetap utuh. Namun itu membutuhkan biaya yang cukup besar," bebernya.

Berdasarkan hitungan sementara, lanjutnya, estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk membenahi kerusakan akibat abrasi tersebut sebesar Rp 1,5 miliar. Rencananya, biaya yang dibutuhkan akan menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT).

Baca Juga: Talud Sepanjang ByPass Lasusua Kolut Jebol, Kerugian Ditaksir Rp 2,8 Miliar

"Dana BTT Busel ini sebesar Rp 24 miliar. Hanya dialihkan sebesar 80 persen untuk penanganan COVID-19," terangnya.

Maraknya penambangan pasir secara ilegal di sepanjang bantaran sungai diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya abrasi. Sehingga ia berharap kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan untuk keselamatan bersama.

"Makanya saya katakan di awal bahwa kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan juga penting," pungkasnya. (C)

Reporter: Deni Djohan

Editor: Kardin

Baca Juga