Akibat PMK, Harga Kambing Kurban di Kota Kendari Naik 20 Persen
Aris Mantobua, telisik indonesia
Kamis, 07 Juli 2022
0 dilihat
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengakibatkan hewan kurban jenis kambing mengalami kenaikan harga dari tahun sebelumnya. Foto: Aris Mantobua/Telisik
" Jelang hari raya Idul Adha, hewan kurban kambing di Kota Kendari mengalami kenaikan harga, diakibatkan oleh maraknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) "
KENDARI, TELISIK.ID - Jelang hari raya Idul Adha, hewan kurban jenis kambing di Kota Kendari mengalami kenaikan harga. Hal tersebut diakibatkan oleh maraknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Salah satu pejual kambing yang berada di dekat Jembatan Triping Kota Kendari, Udin Samiudin mengatakan, hewan kurban jenis kambing mengalami kenaikan harga sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan oleh stok kambing yang ada di peternakannya berkurang.
"Biasanya kami tahun-tahun sebelumnya, kami ambil dari Provinsi Sulawesi Selatan. Karena tahun ini ada penyakit mulut dan kuku jadi stok kambing yang kami jual berkurang," ungkapnya pada Telisik.id, Kamis (7/7/2022).
Udin menjelaskan, ketika ia memesan kambing dari provinsi lain, seperti Provinsi Sulawesi Selatan, membutuhkan dana yang lebih, untuk biaya akomadasi maupun pemeriksaan hewan di tiap pelabuhan.
"Setiap kambing yang masuk di Sulawesi Tenggara harus melalui tahap pemeriksaan hewan. Kambing yang kami pesan dari Sulawesi Selatan harus melewati karantina terlebih dahulu. Saat proses karantina hewan membutuhkan biaya yang lebih, sehingga mempengaruhi harga kambing yang kita jual," jelasnya.
Ia mengaku, harga kambing kurban yang ada di peternakannya berkisar antara Rp 2,2 juta sampai Rp 3,8 juta. Sementara harga kambing pada tahun sebelumnya berkisar antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2,2 juta.
Baca Juga: Harga Melejit, Pedagang Kambing Kurban Sepi Pembeli
Tempat berbeda, pedagang lain yang berlokasi di Jalan Bunggasi, Anduonuhu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Mail mengatakan, menjelang hari raya Idul Adha, harga kambing yang ia jual mengalami kenaikan.
"Kami menjual kambing di sini mulai dari harga Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Waktu tahun kemarin mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta," katanya.
Mail mengaku, kenaikan harga kambing diakibatkan karena tempat ia memesan kambing di Nusa Tenggara Timur tidak bisa memasok kambing untuk peternakannya.
"Karena adanya penyakit mulut dan kuku membuat stok kambing yang ada di sini meningkat harganya. Semoga penyakit tersebut bisa hilang dengan cepat. Untuk kambing di sini kami jamin kualitas kesehatannya," terangnya.
Mail mengaku antusias dari masyarakat yang membeli hewan kurban di tempatnya terbilang cukup banyak.
Baca Juga: 103 Lokasi Disiapkan Tempat Pelaksanaan Salat Idul Adha di Kota Kendari
Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muh Jabal mengatakan, kenaikan harga hewan kurban merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun.
"Kondisi ekonomi dari masyarakat akibat pandemi COVID-19 belum membaik mengakibatkan masyarakat banyak membeli kambing dibandingkan sapi. Sehingga secara tidak langsung membuat harga kambing di pasaran meningkat," katanya.
Ia mengaku, persediaan hewan kurban untuk Sulawesi Tenggara akibat dari penyakit mulut dan kuku, akan mencukupi hingga hari raya Idul Adha nanti.
"Dari data yang kami berikan kemarin, untuk Sulawesi Tenggara suplus hewan kurban. Kami sudah berkomunikasi dengan pemotong hewan kurban. Untuk sapi itu berkurang karena kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih akibat pandemi kemarin. Jadi kenaikan harga tersebut akan memberikan nilai tambah untuk para peternak," pungkasnya. (A)
Penulis: Aris Mantobua
Editor: Haerani Hambali