Aksi Vandalisme, Demokrat: Bahaya Belajar Ilmu Agama Lewat Medsos

Rahmat Tunny, telisik indonesia
Kamis, 01 Oktober 2020
0 dilihat
Aksi Vandalisme, Demokrat: Bahaya Belajar Ilmu Agama Lewat Medsos
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Demokrat, Hasani Bin Zuber. Foto: Ist.

" Hati-hati belajar agama secara daring. belajar agama wajib dibimbing seorang guru. Agar ketika ada pemahaman yang keliru, gurulah yang akan mengarahkannya. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Pelaku perusakan fasilitas serta mencoreti dinding Mushola Darussalam atau vandalisme yang terjadi di Perum Villa Tangerang Elok, Kelurahan Kutajaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang telah ditangkap.

Pelaku yang diketahui bernama Satrio (18) beragama Islam ini sangat disayangkan. Berdasarkan keterangan keluarga pelaku kepada Polisi, Satrio yang tengah belajar ilmu psikologi di sebuah universitas, adalah anak yang introvert dan sering mengalami bullying dan sering menonton video pengajian di Youtube.

"Melihat usia pelaku yang masih muda, Hasani melihat tindakan Satrio adalah salah satu bukti betapa bahaya belajar ilmu agama lewat media sosial dan aplikasi online," kata Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Demokrat, Hasani Bin Zuber, Kamis (1/10/2020).

Dikatakan Hasani, dari keterangan keluarganya, Satrio akhir-akhir ini sikapnya berubah menjadi reaktif dan emosional setelah kerap terlihat menonton video pengajian.

"Hati-hati belajar agama secara daring. belajar agama wajib dibimbing seorang guru. Agar ketika ada pemahaman yang keliru, gurulah yang akan mengarahkannya," ucapnya.

Baca juga: Tinjau Labuan Bajo, Ini Agenda Presiden Jokowi

Lebih jauh Ketua PC GP Anshor Bangkalan itu, apa pun penyebab yang membuat Satrio nekat melakukan vandalisme, anak buah Agus Harimurti Yudhoyono ini mendukung penuh Polisi mengusut dengan tuntas kasus tersebut, agar tidak dimanfaatkan pihak tertentu yang kemudian dikaitkan dengan isu-isu kebangkitan PKI yang selalu menghangat tiap Oktober tiba.

"Saya mengapresiasi Polisi yang cepat mengungkap kasus ini dan menjerat pelaku dengan pasal penodaan agama. Sehingga isunya tidak liar ke mana-mana," jelasnya.

Diketahui, Polisi menangkap Satrio setelah beberapa jam mencoret-coret dinding tembok dan lantai mushola dengan cat hitam. Tulisannya, “saya kafir, anti Islam, anti khilafah, tidak ridho". Coretan-coretan itu diketahui saat Rifki Hermawan, 18 tahun, warga setempat, saat hendak azan Asar dan mendapati musala acak-acakan. Selain coretan di dinding dan lantai, Rizki juga menemukan sobekan lembaran Alquran dan sajadah digunting.

Pelaku juga ditangkap berdasarkan keterangan saksi-saksi yang melihat pelaku keluar dari mushola, barang bukti seperti cat, kantong kresek, lukisan, sajadah dan Alquran. (C)

Reporter: Rahmat Tunny

Editor: Kardin

TAG:
Baca Juga