Ali Mazi Jadi Saksi Perdamaian Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo

Deni Djohan, telisik indonesia
Sabtu, 14 Desember 2019
0 dilihat
Ali Mazi Jadi Saksi Perdamaian Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, saat menandatangani dokumen deklarasi ikrar damai warga Desa Gunung Jaya dan Desa

" Bahwa seluruh masyarakat di dua desa ini telah memiliki kesadaran penuh untuk hidup berdampingan bersama-sama, hidup dalam suasana yang harmonis. Hidup dalam kesejukan walaupun dalam terik panas matahari. Matahari boleh panas tetapi hati tetap sejuk. "

BUTON, TELISIK.ID - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, menghadiri deklarasi ikrar damai antar Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton yang sempat terlibat bentrok besar, Juni 2019 lalu. Deklrasi damai yang diprakarsai Polres Buton bersama Pemkab Buton ini ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi damai di Desa Gunung Jaya, Kamis, (12/12/2019).

Selain, Ali Mazi, deklarasi juga disaksikan Bupati Buton, La Bakry, Danrem 143 Halu Oleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, Kapolres Buton, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, Dandim 1413 Buton, Letkol Inf Arif Kurniawan, Kajari Buton, Wiranto, Anggota DPRD Buton, Sabaruddin Paena, dan sejumlah pejabat lingkup Pemprov Sultra serta Pemda Buton.

Adapun isi perjanjian itu menyebutkan, kedua desa yang terlibat bentrok sepakat untuk damai. Kedua, siap menjaga dan membangun ketentraman dan ketertiban lingkungan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup bersama dalam terlaksananya bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketiga, tragedi yang menimpa Desa Gunung Jaya akibat persoalan intoleransi dijadikan sebagai sejarah pengalaman pahit untuk tidak terulang kembali mulai saat ini sampai anak cucu secara turun temurun. Keempat, dalam rangka menjaga harmonisasi ketertiban dan ketentraman dalam tata laksana bermasyarakat berbangsa dan bernegara, masyarakat Gunung Jaya dan Sampuabalo mengedepankan pendekatan penanganan persoalan melalui pemerintah desa dan tokoh adat sebelum ke ranah hukum yang berlaku bila tidak teratasi. Kelima, setiap persoalan pribadi akan diselesaikan secara pribadi dan tidak dibenarkan melibatkan isu kelompok suara maupun membawa nama. Keenam, tunduk dan patuh pada aspirasi yang dibuat masing-masing desa baik aspirasi dari masyarakat Desa Gunung Jaya maupun aspirasi dari masyarakat Desa Sampuabalo yang menjadi satu kesatuan tak terpisahakan dengan naskah perdamaian.

Dalam sambutannya, Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan, deklrasi damai merupakan kehendak Tuhan yang maha esa sehingga patut untuk disyukuri. Selaku pemerintah dan mewakili Provinsi Sultra, dirinya memberikan aspresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara tersebut.

“Bahwa seluruh masyarakat di dua desa ini telah memiliki kesadaran penuh untuk hidup berdampingan bersama-sama, hidup dalam suasana yang harmonis. Hidup dalam kesejukan walaupun dalam terik panas matahari. Matahari boleh panas tetapi hati tetap sejuk,” kata putra Pasarwajo itu.

Lebih jauh dikatakan, masyarakat Sampuabalo yang berprofesi sebagai nelayan yang setiap harinya mengarungi lautan dalam mencari nafkah tentu memiliki karakter yang berbeda. Demikian pula dengan karakter masyarakat Gunung Jaya yang dianggap lebih sejuk dan sabar karena mencari hidup di daratan sehingga memiliki keramahtamahan.

"Kedua karakter tersebut hari ini menjadi satu, berdamai untuk membangun daerah yang memiliki kekayaan yang luar biasa ini. Tentu saja harus dengan pikiran yang positif," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Ali Mazi mengajak masyarakat di kedua desa itu untuk tetap menciptakan suasana yang harmonis kondusif aman dan tentram. Menutup semua peristiwa yang telah berlalu bak seorang bayi yang baru saja lahir.

Baca Juga: Permen Perubahan Nama Desa Belum Terbit, KPU Pastikan Sulit Data DPT

"Deklarasi ini hendaknya lahir dari sanubari kita semua, tanpa ada paksaan dan pikiran-pikiran yang negatif. Mari kita jadikan moment hari ini untuk hidup berdampingan secara damai,” pungkasnya.

Bupati Buton, Drs. La Bakry, MSi menyambut gembira kehadiran Gubernur Sultra, Ali Mazi dalam deklarasi damai tersebut. Menurutnya, Kedatangan Gubenur Sultra Bersama Forkopimda Sultra memacu Pemda bersama Forkopimda untuk terus merajut tali silaturahmi dan menjaga persatuan dan kesatuan di Kabupaten Buton khususnya masyarakat Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo.

Politisi Golkar ini juga menegaskan, deklarasi damai tersebut akan dijadikan momen dalam menatap masa depan yang lebih cerah dan membangun kedua desa lebih baik.

Menurutnya, momen ini sudah lama ditunggu-tunggu. Namun permintaan masyarakat kedua desa ini agar gubenur sebagai Putra Buton turut hadir untuk menyaksikan langsung deklarasi tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Sampuabalo, La Jadihi, berharap, kejadian konflik yang sebelumnya tidak terulang lagi dan selalu ada komunikasi yang baik antara Desa Sampuabalo dengan Gunung Jaya.

"Mudah-mudahan sampai seterusnya isi deklarasi damai ini harus menjadi ingatan dan harapan kedua desa ini. Mudah-mudahan respon pemerintah tidak sampai hari ini saja, tapi ke depannya juga terus dijaga," katanya.

Senada dengan Kepala Desa Gunung Jaya, La Rusli, juga menginginkan agar konflik yang pernah terjadi tidak terulang untuk kedua kalinya. Sebab masyarakat Gunung Jaya telah menerima dengan tulus perdamain yang dituangkan dalam naskah damai tersebut.

"Kami masyarakat juga berharap Pospam Terpadu untuk keamanan antara kedua desa ini segera direalisasi," tutupnya.

Reporter: Deni Djohan
Editor: Rani

Baca Juga