Angka Prevalensi Stunting di Wakatobi Turun Signifikan Hingga 13,5 Persen
Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Selasa, 05 Juli 2022
0 dilihat
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Wakatobi melakukan penyuluhan pencegahan stunting Foto: Boy/Telisik
" Angka prevalensi stunting di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara terus mengalami penurunan secara signifikan hingga mencapai angka 13,5 persen untuk tahun 2022 "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara terus mengalami penurunan secara signifikan hingga mencapai angka 13,5 persen untuk tahun 2022.
Bahkan angka tersebut sudah di bawah target nasional yakni 14 persen. Bupati Wakatobi, Haliana mengharapkan presentasi tersebut dapat terus diturunkan guna menciptakan generasi berketahanan.
"Gerakan penanganan stunting di Wakatobi betul- betul kita lakukan secara masif dan serius. penanganannya harus dilakukan secara bersama dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Wakatobi, La Ode Safiuddin mengungkapkan bahwa sejak 2020 angka presentasi stunting mencapai angka 20 persen.
"Sekarang turun hingga 13, 5 persen. Sementara untuk keluarga yang beresiko stunting berjumlah 820 KK. Sementara untuk keluarga yang stunting ada 202 KK," ungkap La Ode Safiudin Selasa (5/7/2022).
Safiudin mengungkapkan persoalan stunting menjadi hal yang sangat penting terutama untuk generasi penerus. Sehingga pihaknya terus berusaha mencegah melalui berbagai kegiatan proses pembinaan keluarga.
Hingga saat ini pemerintah daerah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana terus mengoptimalkan dan mengoperasionalkan percepatan penurunan stunting melalui kegiatan-kegiatan di Kampung KB.
Baca Juga: Hadirnya Videotron, Wujud Konawe Maju dan Berkembang
"Penanganannya diperlukan peran berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk pencegahan dan percepatan penurunan stunting, termasuk penguatan sinergi pelaksanaan program di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB)," jelasnya
Kampung KB terdiri dari program inovasi Rumah Peduli Stunting ( RUMAH PESTA), penyediaan makanan bergizi di Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan mengandeng/kerja sama dengan pihak bulog dan BI untuk paket Beras Sehat Anti Stunting( Fortivit) untuk keluarga Stunting.
"Mengoptimalkan pembinaan/penyuluhan kepada calon pengantin (KIE Catin), kelompok bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan PIK remaja serta membina/mendampingi Tim Pendamping Keluarga ( TPK) yang ada di setiap desa dan kelurahan," tutupnya
Baca Juga: Buka Seleksi PJTP, 4 Jabatan Strategis di Bombana Bakal Dipimpin Orang Baru
Perlu diketahui stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada usia dibawah dua tahun yg disebabkan kekurangan gizi pada waktu yg lama (kronis).
Stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun dan berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunnya produktifitas, menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan. (B)
Penulis: Boy Candra Ferniawan
Editor: Musdar