Atasi Beras Mahal, Ini yang Dilakukan Pemprov Sulawesi Tenggara
Riksan Jaya, telisik indonesia
Sabtu, 09 Maret 2024
0 dilihat
Suasana Rakor Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah, di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara. Foto: Ist.
" Harga beras yang mahal saat ini, salah satu penyebabnya karena mahalnya harga gabah, biaya produksi yang tinggi dan faktor cuaca "
KENDARI, TELISIK.ID - Harga beras yang mahal saat ini, salah satu penyebabnya karena mahalnya harga gabah, biaya produksi yang tinggi dan faktor cuaca. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri 1445 H di kantor gubernur, Jumat (8/3/24).
Kadis Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulawesi Tenggara, Ari Sismanto menjelaskan, kenaikan harga beras tertinggi di Buton Utara sebesar Rp 21.000 per liter. Berdasarkan data yang dimilikinya, ketersediaan dan kebutuhan pangan di Sulawesi Tenggara selama 3 bulan ke depan, terbilang aman.
“InsyaAllah stok beras kita aman jelang puasa dan Idul Fitri 2024,” tambahnya.
Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya menyebutkan, Kabupaten Konawe masih menjadi lumbung padi pemasok beras utama di Sulawesi Tenggara.
"Total target luas tanam padi sampai dengan Maret 2024 seluas 77.431 ha, dimana Konawe merupakan Kabupaten dengan jumlah luas tanam yang paling besar. Target produksi beras bulan Maret sebesar 17.368 ton dan pada bulan April 2024 sebesar 42.523 ton," katanya, Jumat (8/3/24).
Dalam sesi yang lain, Kadis Perhubungan Sulawesi Tenggara, Rajulan menyampaikan, ada lima aspek dalam upaya pengamanan distribusi barang dan penumpang di Sulawesi Tenggara yakni ketersediaan bahan pokok, Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, transportasi dan keamanan, beserta pengadaan fasiltas protokol kesehatan (prokes) di arus-arus transportasi yang sering dilalui.
Baca Juga: Harga Naik, Pasokan Beras Tetap Aman hingga Ramadan
Sementara, pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyampaikan langkah strategis dalam pengendalian inflasi di Sultra melalui operasi sidak pasar, gelar pasar murah, dan juga pengawasan pada distribusi pangan.
Dalam pertemuan tersebut, Uke perwakilan dari Hypermart menyampaikan, stok pangan di Hypermart sejauh ini aman, dan akan terus dijaga dengan memberi kuota pembelian kepada para konsumen.
"Stok di Hypermart The Park Mall untuk beras sendiri kami memiliki 2,7 ton dengan harga jual mengacu pada HET. Untuk antisipasi terjadinya penyimpangan, kami memberikan kuota dalam pembelian beras dan gula kepada masing-masing konsumen," ucapnya.
Saat akan menutup kegiatan rakor, Pj Gubernur menyampaikan kepada seluruh jajarannya agar memberikan perhatian khusus dalam persiapan menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H tahun ini.
"Pertama, pastikan ketersediaan pasokan. Kedua, Wasdal stabilitas keamanan dan ketertiban utamanya pada simpul-simpul transportasi. Ketiga, sinergi Forkopimda dan para pihak terkait dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi gangguan Trantibum Linmas dan potensi bencana. Terakhir, pemantauan situasi lapangan dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat serta tokoh agama," tegasnya.
Hadmawati seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Labibia, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, mengatakan, saat ini dia masih mengandalkan sisa stok beras SPHP miliknya yang dibelinya akhir bulan Januari lalu.
“Alhamdulillah untuk sisa beras masih ada. Pernah saya beli di kelurahan dulu yang keliling pakai mobil. Dia jual Rp 50 ribu ukuran lima kilo, saya beli delapan karung. Kalau sekrang di warung (sekitar sini) katanya dia beli Rp 800 ribu satu karung,” jelasnya, Sabtu (9/3/2024).
Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Pangan di Kota Baubau Stabil
Sementara Wati pedagang sembako asal Desa Waworaha, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe mengatakan, ia menjual beras Bulog merk SPHP seharga Rp 65 ribu per 5 Kg.
“Saya jualkan Rp 65 ribu satu karung (lima Kg). Tapi ini tinggal berapa karung, hanya sudah adami yang pesan. Saya belinya di Kendari, sewa mobil bawa di sini,” katanya, Sabtu (9/3/2024). (A)
Penulis: Riksan Jaya
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS