

KENDARI, TELISIK.ID - Bahlil Lahadalia merupakan pria berdarah Wakatobi (Sultra). Orang tuanya berasal dari Binongko kemudian merantau ke Papua. Bekerja serabutan termasuk menjadi sopir angkot di Jayapura. Sejak SD hingga SMP Bahlil ikut orang tuanya menjadi kernet angkot. Masuk SMA Bahlil sekolah nyambi jadi sopir. Setelah itu dia menjual koran lalu loper sambil kuliah.
Saat kuliah Bahlil aktif di HMI hingga akhirnya masuk pengurus PB HMI menjabat Wabendum. Dari sinilah dia belajar membangun jaringan usaha. Sehingga menjadi kontraktor di Papua. Dia mengerjakan proyek Otsus (Otonomi Khusus), bekerjasama degan sejumlah bupati.
Kemandiriannya itu terbukti saat ia duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di sekolah. Memasuki bangku SMP, ia juga sempat menjadi kondektur, di saat SMEA, ia menjadi sopir angkot secara part time. Walaupun begitu, Bahlil tetap menunjukan prestasinya di sekolah, bahkan ia pernah menjadi ketua OSIS.
Bermodalkan semangat, Bahlil berhasil daftar kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Semasa di bangku kuliah, ia dikenal sangat aktif menjadi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.