Balita Stunting Parah di RSUD Ruteng Manggarai Akhirnya Dapat Bantuan
Berto Davids, telisik indonesia
Selasa, 07 Maret 2023
0 dilihat
Kapolsek Kuwus, Ipda Arsi Lentar saat menyerahkan bantuan ke balita penderita stunting parah di RSUD Ruteng, Manggarai. Foto: Ist.
" Moi masuk rumah sakit dengan kondisi sesak napas parah bahkan sempat kritis sehingga dirawat tiga hari di ruang ICU (intensive care unit) "
MANGGARAI, TELISIK.ID - Balita penderita stunting parah, Septiani Amora Abela dirawat di RSUD Ruteng, Manggarai Nusa Tenggara Timur dengan kondisi kritis.
Balita yang akrab disapa Moi itu merupakan anak dari kedua pasutri Getrudis Ani (28) dan Ferigensius Edu (30) asal Desa Ngkiong Suka, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat.
Moi masuk rumah sakit dengan kondisi sesak napas parah bahkan sempat kritis sehingga dirawat tiga hari di ruang ICU (intensive care unit).
Kondisi Moi memperlihatkan gejala marasmus akibat malnutrisi akut dengan ciri perut buncit, kaki dan tangan mengecil, kulit keras dan keriput, rambut rontok juga sering sesak nafas.
Sebelum masuk di RSUD Ruteng, bocah itu sempat dirawat di RS Siloam Labuan Bajo. Hasil pemeriksaan ct scan tidak ditemukan kelainan pada tulang dan otak Moi, maupun penyakit penyerta selain ia menderita stunting.
“Dua malam di Siloam hasil pemeriksaan ct scan seua baik tulang dan otak. Dokter bilang hanya gizi buruk,” kata Getrudis, Selasa (7/3/2023).
Baca Juga: Rp 5,2 Miliar APBD Muna Barat Digeser Guna Tekan Stunting
Tidak dipungkiri, masalah gizi dan ekonomi keluarga yang morat-marit penyebab utama terjadinya gizi buruk dalam keluarga Moi terlebih Ferigensius dan Edeltrudis hanyalah pekerja serabutan berpenghasilan minim.
Getrudis menuturkan, buah hatinya itu mulai tampak kurus saat usianya menginjak usia 2 tahun. Upaya menambah berat badan Moi terus dilakukan tapi tak berdampak sebab Moi hanya diberi nasi yang yang diencerkan dengan kuah sayur.
“Dari nol bulan sampai sekarang dikasih nasi putih saja sama kuah. Sesekali saja makan telur. Kita ini kan lebih banyak kerja di orang punya kebun makanya sering kasih tinggal dua anak kami di rumah dijaga sama nenek,” sebut Getrudis.
Di Desa Ngkiong Suka, keluarga Getrudis tercatat sebagai keluarga miskin tapi minim bantuan. Sejak dinyatakan gizi buruk Moi hanya sekali Moi diberi PMT dan telur dari bantuan desa.
Orang tua Moi bukanlah penerima bantuan PKH tapi mendapat bansos COVID-19 yang diterima tiga bulan sekali atau Rp 600 ribu sekali terima.
“Kita tidak terima PKH. Tapi dapat bansos pada 2021 dan 2022. Dari desa hanya satu kali dapat susu dan dari puskesmas dapat telur satu papan hanya tahun lalu. Untung saja biaya perawatan anak kami selama di RSUD Ruteng ditanggung BPJS,” kata Getrudis.
Merasa tergerak hati, Kapolsek Kuwus Ipda Arsy Lentar serahkan bantuan ke ibu balita gizi buruk di RSUD Ruteng
Derita Moi mengetuk kepedulian Kapolsek Kuwus Ipda Arsy Lentar. Tempat asal Moi yakni kampung Runa berada di wilayah hukum Kepolisian Sektor Kuwus Manggarai Barat.
Informasi kasus gizi buruk di kampung Runa diketahui tiga pekan lalu. Ipda Arsy bahwasannya ingin melakukan kunjungan rumah tapi batal setelah diinformasikan bahwa Moi sudah dua pekan lalu masuk rumah sakit.
Baca Juga: Upaya BKKBN Sulawesi Tenggara Turunkan Stunting dengan Libatkan Mitra Strategis
Ipda Arsi dan dua orang anggotanya datang untuk menyerahkan uang dan susu kepada Getrudis Ani. Selain itu Ipda Arsi juga sedikit memberi wejangan kepada Getrudis seputar pola asuh anak dan gizi keluarga.
“Kita memberikan edukasi yang sesuai dengan pedoman penanggulangan stunting. Jadi ibu sampai di rumah nanti rajin konsumsi daun kelor dan susu kedelai ya. Pelihara ayam supaya telurnya rutin diberikan kepada adik Moi dan kakaknya yang ternyata pernah alami gizi buruk,” pesan Ipda Arsy.
Lebih lanjut ia berkomitmen ikut memerangi masalah stunting di wilayah Polsek Kuwus.
“Arahan pimpinan kami agar kami ikut menanggulangi stunting. Di wilayah hukum Polsek Kuwus kita sudah mengintervensi beberapa kasu serupa dan puji Tuhan ada yang sudah sembuh dari stunting termasuk yang gizi buruk,” tutupnya. (B)
Penulis: Berto Davids
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS