Begini Fungsi Kelenjar Cowper di Alat Kelamin Pria, Punya Peran Vital untuk Kesuburan
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 31 Agustus 2024
0 dilihat
Fungsi kelenjar Cowper berkaitan erat dengan sistem reproduksi dan kesuburan pria. Bahkan, fungsi kelenjar Cowper yang optimal juga bisa membantu meningkatkan peluang kehamilan bagi pasangan. Foto: Repro Pixabay
" Fungsi kelenjar Cowper berkaitan erat dengan sistem reproduksi dan kesuburan pria. Bahkan, kelenjar Cowper bisa membantu meningkatkan peluang keberhasilan pembuahan sperma dan sel telur "
JAKARTA, TELISIK.ID - Fungsi kelenjar Cowper berkaitan erat dengan sistem reproduksi dan kesuburan pria. Bahkan, kelenjar Cowper bisa membantu meningkatkan peluang keberhasilan pembuahan sperma dan sel telur.
Peran kelenjar ini tidak hanya penting untuk kelancaran proses reproduksi, tetapi juga dalam menjaga kualitas sperma saat proses pembuahan.
Kelenjar Cowper atau dikenal juga sebagai kelenjar bulbouretral, merupakan kelenjar kecil berbentuk seperti kacang dan terletak di bawah prostat, seperti dilansir dari Alodokter.com, Sabtu (31/8/2024).
Meskipun ukurannya hanya sekitar 1 cm, fungsi kelenjar ini sangat penting dalam sistem reproduksi pria. Kelenjar ini memiliki saluran kecil yang terhubung ke uretra, yang merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine dari tubuh.
Baca Juga: 7 Racikan Ini Bikin Perut Rata, Cocok Diminum di Pagi Hari
Kelenjar Cowper memiliki beberapa fungsi penting yang berkontribusi terhadap kesehatan reproduksi pria. Salah satu fungsi utamanya adalah memproduksi cairan kental dan jernih yang disebut sebagai cairan Cowper.
Cairan ini memiliki peran penting dalam melumasi uretra sebelum keluarnya sperma, serta membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi sperma.
Cairan yang diproduksi oleh kelenjar Cowper juga dikenal sebagai cairan praejakulasi. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas alami selama hubungan seksual, yang membantu mengurangi gesekan dan meningkatkan kenyamanan.
Cairan ini mulai diproduksi saat pria terangsang secara seksual, dan fungsinya adalah memastikan sperma bisa melewati uretra tanpa hambatan.
Mengutip ciputrahospital.com, cairan Cowper juga memiliki peran penting dalam melindungi sperma dari lingkungan yang berbahaya. Salah satu faktor yang dapat membahayakan sperma adalah tingkat keasaman di uretra dan vagina.
Sperma tidak dapat bertahan lama di lingkungan yang terlalu asam. Oleh karena itu, cairan Cowper membantu menetralkan keasaman tersebut, baik di dalam uretra maupun di dalam vagina, sehingga sperma dapat bertahan lebih lama dan tetap aktif.
Selain melindungi sperma, cairan Cowper juga memiliki fungsi lain yang tidak kalah penting, yaitu membantu membersihkan uretra dari sisa-sisa urine dan sel-sel mati.
Cairan ini mengalir dari pangkal uretra hingga ke ujung penis, membersihkan jalur yang akan dilalui oleh sperma. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sperma dapat keluar dari tubuh dengan lancar tanpa terhambat oleh sisa-sisa urine atau zat lainnya.
Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan, kelenjar Cowper juga berperan dalam produksi PSA (Prostate Specific Antigen) atau antigen spesifik prostat. PSA adalah protein yang diproduksi oleh kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
PSA berfungsi untuk mengencerkan air mani, sehingga memudahkan pergerakan sperma. Selain itu, PSA juga dapat digunakan sebagai indikator dalam pemeriksaan kesehatan prostat, terutama dalam mendeteksi gangguan seperti benign prostatic hyperplasia (BPH) dan kanker prostat.
Namun, seperti organ tubuh lainnya, kelenjar Cowper juga dapat mengalami gangguan. Beberapa kondisi medis dapat mengganggu fungsi kelenjar ini, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kesuburan pria.
Salah satu gangguan yang dapat terjadi adalah syringocele, yaitu pembengkakan pada saluran Cowper yang dapat mengganggu aliran cairan dan fungsi kelenjar tersebut.
Gangguan lain yang dapat menyerang kelenjar Cowper adalah cowperitis, yaitu infeksi bakteri pada kelenjar ini. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan dan nyeri, serta memengaruhi produksi cairan Cowper.
Selain itu, adanya batu pada kelenjar Cowper juga dapat menyebabkan penyumbatan dan infeksi, yang pada akhirnya mengganggu fungsi normal kelenjar tersebut.
Baca Juga: Sering Dipakai Masak, Ini 5 Jenis Minyak Tak Baik untuk Kesehatan
Kanker yang terjadi pada kelenjar Cowper atau jaringan sekitarnya juga dapat menyebabkan gangguan serius. Kanker ini dapat menyebabkan penyempitan uretra, nyeri di area panggul, atau ketidaknyamanan di dubur.
Kanker pada kelenjar Cowper biasanya jarang terjadi, namun tetap perlu diwaspadai.
Cairan Cowper juga mengandung sejumlah kecil sperma yang tertinggal dari ejakulasi sebelumnya. Meskipun jumlah sperma ini sangat sedikit, tetap ada risiko kecil terjadinya kehamilan jika cairan ini masuk ke dalam vagina selama hubungan seksual.
Oleh karena itu, Telisikers, penting bagi pria untuk menyadari potensi ini, terutama jika mereka tidak merencanakan kehamilan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS