Begini Imbas Microsoft Windows Down Berjamaah di Puluhan Negara hingga Tanah Air

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 20 Juli 2024
0 dilihat
Begini Imbas Microsoft Windows Down Berjamaah di Puluhan Negara hingga Tanah Air
Penerbangan di sejumlah negara merasakan dampak signifikan dari lumpuhnya Microsoft Windows. Foto: Repro AFP

" Layanan dari maskapai penerbangan hingga sistem komputer global, mengalami gangguan besar akibat Microsoft Windows down berjamaah "

JAKARTA, TELISIK.ID - Layanan dari maskapai penerbangan hingga sistem komputer global, mengalami gangguan besar akibat Microsoft Windows down berjamaah. Gangguan ini berlangsung selama beberapa jam, dan menunjukkan kerentanan teknologi dunia yang saling terhubung.

Insiden ini memicu kekacauan di berbagai sektor, mulai dari penerbangan hingga layanan kesehatan. Setelah gangguan tersebut teratasi, berbagai perusahaan harus menghadapi penumpukan penundaan dan pembatalan, terutama di Amerika (AS).

Terparah, penundaan penerbangan pada Jumat (19/7/2024) malam. Janji medis yang terlewat, pesanan yang tertunda, dan masalah lainnya mungkin memerlukan waktu berhari-hari untuk diselesaikan. Situasi ini memperlihatkan betapa tergantungnya dunia pada teknologi yang seharusnya memberikan perlindungan dan kemudahan.

Bisnis di seluruh dunia menghadapi tantangan besar dalam mencari solusi untuk menghindari pemadaman serupa di masa depan. Sistem teknologi yang dirancang untuk melindungi malah menjadi sumber masalah. Gangguan ini dipicu oleh pembaruan perangkat lunak dari perusahaan keamanan siber global CrowdStrike, seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Sabtu (20/7/2024).

Pembaruan tersebut menyebabkan masalah sistem yang mengakibatkan gangguan besar pada berbagai layanan, termasuk penerbangan, penyiaran, dan layanan kesehatan serta perbankan.

Ketergantungan yang meningkat pada sejumlah perusahaan teknologi selama dua dekade terakhir, yang diperparah oleh pandemi Covid-19, menjelaskan mengapa satu masalah perangkat lunak dapat merambat dengan cepat.

Gangguan ini menyoroti betapa rentannya sistem yang saling terhubung dan menunjukkan kebutuhan mendesak untuk sistem cadangan yang lebih baik.

Baca Juga: 6 Pekerjaan Aneh di Jepang tapi Gaji Besar, Bikin Pusing Sangking Anehnya

CrowdStrike adalah perusahaan dengan nilai pasar yang besar dan memiliki lebih dari 20.000 pelanggan di seluruh dunia, termasuk Amazon dan Microsoft. CEO CrowdStrike mengakui adanya cacat dalam pembaruan konten tunggal untuk host Windows yang memengaruhi pelanggan Microsoft.

Perusahaan ini memiliki salah satu pangsa pasar keamanan siber terbesar, sehingga beberapa analis industri mempertanyakan apakah kendali atas perangkat lunak yang sangat kritis secara operasional ini harus berada di tangan beberapa perusahaan saja.

Gangguan ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa banyak organisasi tidak siap untuk menerapkan rencana darurat ketika sistem TI atau perangkat lunak mereka mengalami kerusakan. Namun, para ahli percaya bahwa gangguan semacam ini akan terus terjadi hingga lebih banyak kontingensi dibangun ke dalam jaringan dan organisasi memperkenalkan sistem cadangan yang lebih baik.

Gangguan ini dipastikan bukan serangan siber jahat, namun Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS mengamati peretas yang memanfaatkan situasi untuk melakukan aktivitas phishing dan kejahatan lainnya.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) melaporkan adanya penundaan dalam pemrosesan dan bekerja untuk mengurangi dampaknya terhadap perdagangan dan perjalanan internasional. Kementerian Luar Negeri Belanda dan Uni Emirat Arab juga melaporkan gangguan.

Indeks utama Wall Street jatuh pada hari Jumat, memperdalam penjualan yang dipicu oleh saham teknologi. Indeks Volatilitas Cboe mencapai level tertinggi sejak awal Mei, dan dolar naik karena gangguan siber global mengguncang investor. Ribuan penerbangan dibatalkan akibat gangguan ini.

Dari lebih dari 110.000 penerbangan komersial yang dijadwalkan, 5.000 dibatalkan secara global dengan lebih banyak yang diharapkan. Delta Air Lines adalah salah satu yang paling terpukul dengan 20% penerbangannya dibatalkan. Bandara dari Los Angeles hingga Singapura, Amsterdam, dan Berlin melaporkan maskapai penerbangan menggunakan boarding pass yang ditulis tangan, menyebabkan penundaan lebih lanjut.

Baca Juga: 79 Negara Bebaskan Visa Bagi Pelancong Tanah Air dengan Modal Paspor Indonesia

Perusahaan perbankan dan jasa keuangan memperingatkan pelanggan tentang gangguan, dan penyedia layanan kesehatan melaporkan gangguan yang memengaruhi pusat panggilan, portal pasien, dan operasi lainnya. Banyak perusahaan melaporkan layanan kembali normal, termasuk operator bandara Spanyol, maskapai AS United Airlines dan American Airlines, serta Commonwealth Bank Australia.

Menteri Transportasi AS mengatakan masalah sistem transportasi tampaknya sedang diselesaikan dan diharapkan kembali normal pada hari Sabtu. Di Australia, Selandia Baru, India, dan Jepang, serta Inggris, pengguna melaporkan masalah serupa. Downdetector mencatat setidaknya tiga layanan Microsoft yang masih mengalami gangguan.

Microsoft Store mengalami gangguan di 28 negara, tidak termasuk Indonesia. Microsoft 365 down di 51 negara termasuk Indonesia, dengan keluhan pada Onedrive, web, dan login. Microsoft Azure juga mengalami down di 51 negara, termasuk Indonesia, bersumber dari cnnindonesia.com.

Microsoft melaporkan bahwa layanan tersebut terhenti untuk beberapa pelanggan di wilayah Amerika Tengah. Perusahaan mengatakan telah menemukan penyebabnya dan sedang berupaya memperbaikinya. Gangguan ini menyebabkan munculnya blue screen di berbagai komputer Windows.

Dengan insiden ini, dunia diingatkan kembali betapa rentannya sistem komputasi global yang terhubung. Perusahaan teknologi seperti Microsoft dan CrowdStrike memiliki tugas besar untuk memastikan bahwa kegagalan seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga