Begini Penjelasan Bulog Soal Keterlambatan Pendistribusian Beras di Busel

Deni Djohan, telisik indonesia
Kamis, 30 April 2020
0 dilihat
Begini Penjelasan Bulog Soal Keterlambatan Pendistribusian Beras di Busel
Kepala Sub Rayon Bulog Kota Baubau, Ardiansyah. Foto: Deni Djohan/Telisik

" Jadi yang kita sudah layani adalah yang sudah punya uang seperti kecamatan Lapandewa dan Siompu Barat. Setelah itu menyusul Batauga dan Sampolawa menyetor. Tapi saat itu stok barang habis. Sebab bukan hanya Busel yang kita layani, terdapat empat kabupaten kota yang kami layani. "

BAUBAU, TELISIK.ID - Bulog rayon Baubau akhirnya angkat bicara soal polemik pendistribusian beras murah di Buton Selatan (Busel) yang sempat terhambat beberapa hari. Pasalnya, masyarakat telah menyerahkan uangnya melalui pemerintah daerah.

Kepala Sub Bulog rayon Baubau, Ardiansyah mengakui adanya keterlambatan itu karena situasi menghadapi lebaran. Hanya saja, stok beras kini telah datang sebanyak 400 ton pada Rabu (29/04/2020) kemarin dan siap didistribusikan ke daerah-daerah.

Untuk Buton Selatan, Kecamatan Sampolawa akan menjadi prioritas Bulog sebab telah menyetor lebih dulu.

"Jadi yang kita sudah layani adalah yang sudah punya uang seperti kecamatan Lapandewa dan Siompu Barat. Setelah itu menyusul Batauga dan Sampolawa menyetor. Tapi saat itu stok barang habis. Sebab bukan hanya Busel yang kita layani, terdapat empat kabupaten kota yang kami layani," kata Ardiansyah saat ditemui di gudang Bulog, Rabu (29/04/2020).

Khusus Kecamatan Sampolawa, lanjutnya, beras yang disiapkan sesuai dengan permintaan pasar sebanyak 27 ton. Kini stok telah ada tinggal pemerintah daerah melalui Dinas Perindag yang menentukan hari pengambilan. Sedang untuk Kecamatan Batauga, pemerintah kecamatan telah menarik uang yang pernah disetor di Bulog.

Baca juga: Penundaan Kredit, Multifinance Terancam Rugi 24 Triliun

Kata dia, kondisi ini bukan kemauan pihak Bulog melainkan terdapat kendala saat pendistribusian di daerah karena Corona atau COVID-19. Tidak hanya itu, namun permintaan barang menjelang lebaran cukup meningkat. Biasanya, stok beras 500 ton akan habis satu bulan atau lebih. Saat ini, terhitung dua pekan stok 500 ton tak cukup.

"Jadi tidak ada niat kami untuk menahan-nahan pendistribusian ini, tidak ada. Bukan hanya Busel saja yang mengantri saat ini melainkan Buton, Buteng dan kota juga sedang mengantri. Kemudian kita tidak bisa salahkan sepenuhnya, ini barang terlambat karena Corona karena permintaan meningkat," tambahnya.

Menurutnya, polemik yang terjadi di tengah masyarakat dan pemerintah setempat hanya persoalan miskomunikasi. Hanya saja, Bulog sebagai pihak penyedia tak bisa turun langsung untuk menyelesaikan polemik tersebut. Bulog hanya melayani. Siapa saja uangnya telah masuk, maka itu yang diprioritaskan untuk diberikan.

"Jadi sekarang kalau masih di butuhkan stoknya 400 ton sudah ada lagi. Dan kita siap melayani di empat kabupaten kota ini," bebernya.

Dijelaskan, ada perbedaan jenis beras di Bulog. Perbedaan ini kemudian mempengaruhi kualitas dan harga masing-masing beras. Jenis beras yang dimaksud adalah premium dan medium. Untuk harga beras jenis premium perkilogramnya dijual seharga Rp 10 ribu. Sedangkan harga up gudang jenis beras medium dalam perkilogramnya Rp 8100 untuk karung 50 kg. Harga ini di luar biaya transportasi antar di tempat.

Ada juga biaya kemasan jika pesanan konsumen menggunakan karung 5 atau 10 kg. Jika itu pesanannya, maka harga dalam perkilogram beras jenis medium bisa mencapai Rp 8600.

Khusus pemerintah Busel memesan beras jenis medium yang harga up gudang sebesar Rp 8100 perkilogramnya. Jika penyalurannya menggunakan kemasan karung 5 atau 10 kg, berarti harga setiap kg Rp 8600. Kemudian pemerintah menjual ke masyarakat dengan harga Rp 9 ribu perkilogram. Total besaran yang sudah didistribusi di dua kecamatan yakni Lapandewa dan Siompu Barat sebanyak 83 ton dengan rincian Siompu Barat 43 ton dan Lapandewa 40 ton. Sementara kecamatan Sampolawa telah siap diantarkan sebanyak 27 ton.

"Pemda Buton juga memesan beras yang sama. Hanya perbedaannya, Pemda Buton membeli beras di sini kemudian membagikan ke masyarakatnya secara gratis," pungkas Ardian.

Pada kesempatan ini, Ardian juga mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya soal pembungkaman Bulog kepada wartawan. Kata dia, adanya mobil yang terparkir di kantor bukan menjadi ukuran jika dirinya berada di kantor seperti yang diberitakan sebelumnya. Sebab ia lebih suka menggunakan kendaraan motor ketimbang mobil saat hendak mengkroscek gudang yang terdapat di Kelurahan Wangkanapi, Kecamatan Wolio.

Reporter: Deni Djohan

Editor: Sumarlin

Baca Juga