Belajar Tatap Muka Segera Dibuka, Ini Kata Korwil Sultra BEM DEMA Se-Sulawesi
Andi Irna Fitriani, telisik indonesia
Rabu, 25 Agustus 2021
0 dilihat
Korwil Sultra BEM DEMA se-Sulawesi, Akhyar (almamater hijau). Foto: Ist.
" Tidak ada jaminan belajar secara serius seperti yang dilakukan di bangku sekolah atau kuliah. "
KENDARI, TELISIK.ID - Kabar gembira disampaikan kepada pelajar Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), bahwa pembelajaran tatap muka akan segera dilaksanakan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, Asrun Lio, saat menjadi pemateri Webinar dialog kemerdekaan 76 tahun, pada Sabtu (22/8/2021).
"Insyallah pembelajaran tatap muka akan segera dilaksanakan dengan syarat mematuhi protokol kesehatan secara ketat, ada izin dari pemerintah kabupaten/kota, dan ada izin dari pihak orang tua/wali," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Korwil Sultra BEM DEMA se-Sulawesi, Akhyar mengungkapkan, pihaknya menginginkan segera direalisasikan pada pembelajaran semester selanjutnya.
Karena menurutnya, belajar di masa pandemi secara online tetapi pembayaran SPT dan UKT tetap normal.
Sementara belum ada kebijakan Kemendikbud dan pihak kampus untuk menurunkan biaya tersebut.
"Bantuan kuota internet sendiri, saya melihat mandek dan bantuan bantuan lainnya pada mahasiswa atau siswa ini juga tidak segera dicairkan," ungkap Akhyar, Rabu (25/8/2021).
Di sisi lain, mahasiswa atau anak sekolah disuruh untuk belajar sendiri di rumah dinilai sangat tidak efektif. Menurutnya, tidak ada jaminan belajar secara serius seperti yang dilakukan di bangku sekolah atau kuliah.
Baca juga: Hasrat Ingin Sekolah Tatap Muka Tertunda PPKM
Baca juga: Webinar MPM UHO, Rektor: Jika Tidak Sarjana, Itu Masalah Besar
"Bukannya belajar, tapi justru banyak yang bermain game, bermalas-malasan, bahkan ada juga yang sama sekali tidak peduli lagi dengan sekolah atau kampusnya. Tugas-tugas anak sekolah padat, akhirnya dibantu oleh orang tuanya sendiri," ujar akhyar.
Meskipun begitu, ada juga mahasiswa atau siswa yang memanfaatkan waktunya untuk membantu orang tua berdagang, berkebun, dan bersawah, serta ada pula yang membuka usaha online, berdagang, dan bertani.
Meski ada hal positifnya, namun Akhyar lebih melihat kepada sisi negatifnya. Menurutnya, pembelajaran online ini jika dibiarkan terus menerus bisa membuat makin merosotnya pendidikan di negara ini.
"Dikhawatirkan rasa nasionalisme dan kualitas pendidikan kita akan semakin sulit melahirkan generasi-generasi unggul di daerah," katanya.
Seharusnya, generasi muda ini banyak dilakukan pembinaan dan pemantapan, mulai dari leadership, kompetensi bakat, dan minat masing-masing serta kemandirian dan akhlakul karimah.
“Olehnya itu, saya harapkan Kemendikbud dan terkhusus Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sultra untuk segera bisa menyusun dan mengimplementasikan sistem pendidikan di daerah-daerah yang bermutu dengan merdeka belajar yang telah dicanangkan tersebut,” harapnya.
Akhyar berharap, hal tersebut segera diimplementasikan secara menyeluruh. Dan yang lebih penting menurut dia, menjamin kualitas guru dan intensif guru-guru, terutama guru honorer yang selalu dikesampingkan.
"Kami bisa turut hadir berkontribusi pada daerah-daerah dan negara menjadi generasi-generasi unggul, profesional, dan religius. Generasi muda Sultra untuk Indonesia," pungkasnya. (B)
Reporter: Andi Irna Fitriani
Editor: Fitrah Nugraha