Berkah Ramadan, Jalangkote Khas Wakatobi Banjir Pesanan

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Rabu, 28 April 2021
0 dilihat
Berkah Ramadan, Jalangkote Khas Wakatobi Banjir Pesanan
Jalangkote buatan Bunda Amar. Foto: Boy Candra F./Telisik

" Keuntungannya tergantung musim. Karena biasanya konsumen membeli jalangkote sebagai oleh-oleh ketika berkunjung ke Wakatobi. "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Jika Anda pecinta camilan, Anda wajib mencoba kue kering jalangkote khas Wakatobi yang satu ini.

Bila jalangkote umumnya berasal dari daerah Makassar dengan isian gurih, jalangkote Wakatobi memiliki isian manis dengan struktur yang hampir sama kue kering, hanya saja ukurannya lebih kecil dibandingkan jalangkote Makassar.

Kue ini dibuat secara sederhana menggunakan campuran adonan telur, gula, dan mentega yang telah dipanaskan. Kemudian dimasukan  ke dalam  terigu.  Ketika adonan sudah tercampur merata, dibentuklah menjadi jalangkote. Isian kue ini terdiri dari kacang dan gula merah yang telah dihaluskan. Setelah  proses pembentukan selesai, kemudian kue dipanggang.

Baca juga: Selama Setahun, Zakat ASN di Kolaka Utara Capai Rp 3,8 Miliar

Salah satu pemilik usaha jalangkote di Wakatobi, Bunda Amar, mengaku mulai membuka usaha ini sejak tahun 2019. Usahanya yang diberi nama Amar Jalankote bermodal awal Rp 500 ribu.

"Keuntungannya tergantung musim. Karena biasanya konsumen membeli jalangkote sebagai oleh-oleh ketika berkunjung ke Wakatobi," kata Bunda Amar, Rabu (28/4/2021).

Walaupun dengan keuntungan yang tidak seberapa, Bunda Amar memilih usaha tersebut karena kue ini dapat bertahan lama. Proses pembuatannya juga tidak butuh waktu lama.

Baca juga: Halaman Kantor Bupati Jadi Tempat Ngabuburit Warga Konawe

Untuk pemasaran dan marketing, Bunda Amar biasanya melakukan penawaran dan promosi di media online atau juga menawarkan kepada kerabat-kerabat yang ingin menghadiahi saudara yang sudah lama tidak mencicipi kue khas Wakatobi tersebut.

Dalam menjalankan usahanya, Bunda Amar juga pernah mengalami kerugian. Hal itu disebabkan karena waktu orderan yang tidak sesuai dengan kondisi. Pesanan terkadang bertabrakan dengan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.

Pelanggan Bunda Amar biasanya berasal dari daerah Wanci dan Baubau juga sebagian masyarakat Tomia yang memesan untuk dijadikan oleh-oleh ketika kembali ke tempat rantauan.

“Jumlah orderan di bulan Ramadan meningkat pesat dikarenakan banyaknya pesanan untuk camilan hari raya. Juga untuk oleh-oleh Hari Raya Idul Fitri ketika mudik berakhir. Dengan pesanan yang banyak itulah kami selalu menjaga kualitas dan kebersihan agar pelanggan selalu merasa puas,” ujarnya. (B)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga