BKKBN Sulawesi Tenggara Edukasi Pengasuhan Balita Cegah Stunting
Putri Wulandari, telisik indonesia
Rabu, 14 September 2022
0 dilihat
Suasana edukasi pencegahan stunting oleh BKKBN Sulawesi Tenggara di Muna Barat. Foto: Putri Wulandari/Telisik
" BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan stunting, salah satunya melalui pengasuhan balita "
MUNA BARAT, TELISIK.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan stunting, salah satunya melalui pengasuhan balita. Hal ini merupakan turunan beberapa kegiatan yang dilaksanakan di 17 kabupaten/kota.
Edukasi tersebut digelar di Aula Islamic Center, Desa Ondoke, Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat. Dihadiri beberapa remaja perwakilan dari SMP maupun SMA, serta para Ibu rumah tangga, Selasa (13/9/2022).
Kepala Koordinator Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sulawesi Tenggara, Sudirman mengatakan, ada tiga kegiatan yang diturunkan, yakni selain internalisasi pengasuhan balita dalam percepatan penurunan stunting, juga pendampingan pelaksana edukasi bagi remaja dan pengembangan ekonomi keluarga.
"Ini sudah 12 kabupaten kegiatan BKKBN digelar, dari 17 kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tenggara, selanjutnya akan ke kabupaten lainnya," tuturnya.
Ia menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini untuk selain dari pencegahan stunting, ini juga dapat memberi edukasi bagi para remaja dalam penerapan pola hidup sehat dan bersih.
Baca Juga: Kejari Muna Buka Layanan Aduan Mafia Tanah
"Kita dari BKKBN memulai dari hulu, yakni pada remaja bagiamana memberi edukasi kepada mereka," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian, Penyuluhan, Penggerakan BKKBN Muna Barat, Nani Suarni menyampaikan, tujuan kegiatan salah satunya mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, untuk mengajak masyarakat paham akan hal tersebut, sebab berkaitan erat dengan stunting.
"Kita ajarkan apa itu PHBS dan Alhamdulillah mereka telah paham setelah diberikan materi," ungkapnya.
Mengingat stunting saat ini menjadi program nasional yang harus dicanangkan oleh tiap kabupaten. Maka ia menyampaikan 10 poin perilaku hidup bersih dan sehat kepada peserta.
10 poin PHBS itu yakni, persalinan wajib ditolong oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, misalnya di puskesmas dan di rumah sakit, pemberian ASI ekslusif, karena ini penting bayi yang berusia 0-6 bulan hanya boleh diberikan ASI tanpa makanan lainnya.
"Dalam ASI eksklusif ada namanya kolostrum, di mana 1 sampai 3 hari pasca melahirkan yang berwarna kekuningan jangan dibuang karena itu zat antibodi yang penting bagi bayi," tuturnya.
Kemudian semua bayi balita sampai berumur 5 tahun wajib ditimbang di posyandu untuk mengetahui tumbuh kembang bayi keempat, wajib menggunakan air bersih, pemanfaatan jamban bersih, makanan sehat yakni seimbang antara karbohidrat, protein dan vitamin, aktivitas fisik juga tak kalah penting, pencegahan jentik nyamuk, serta jangan merokok di dalam rumah.
Baca Juga: Dapat Tambahan 1,2 Juta Vaksin, Jawa Timur Target Injeksi 85 Persen Sebulan
"Dalam pencegahan jentik nyamuk ada 3 M tambah 1 M (menguras, mengubur, membakar dan menghindari gigitan nyamuk)," terangnya.
Kemudian, salah satu perwakilan siswa SMAN 1 Kusambi, Novianti, turut mengapresiasi dengan adanya kegiatan ini, jadi ia dapat memahami hal apa yang harus dihindari para remaja, misalnya seks bebas, pernikahan dini dan narkoba.
"Dengan begitu kami tahu dampak negatif yang akan kita dapatkan ketika melakukan tiga hal tersebut, ini juga menjadi wadah belajar untuk memperbaiki diri," ujarnya.
Sehingga harapannya, kedepannya dapat menjadi panutan bagi remaja ataupun teman sebayanya. (A-Adv)
Penulis: Putri Wulandari
Editor: Kardin